Mohon tunggu...
Tatiana Dayana
Tatiana Dayana Mohon Tunggu... Buruh - Makhluk Neverland

Aku bukan penikmat rindu, kopi, senja. Aku penikmat Kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fase Ironi (Sajak Rumah)

24 Juni 2019   00:45 Diperbarui: 16 Januari 2022   21:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membasuh luka, aku duduk disamping perapian rumahnya

Ia juga ikut duduk bersama dengan ku

Bercerita tentang asa dan mimpi

Diambilnya sebuah buku dan pena baru

Dilembar pertama, ia menulis namanya

Lalu, ia meminta aku menulis namaku

Ku tanya, "Wahai tuan, apalah aku ini bukan bidadari. Tak elok rasanya menggores tinta disini"

Tatapan yang tulus dengan suara yang halus,

"Wahai puan, aku tahu engkau sudah berkali-kali mengecap kecewa. Biarlah aku ini menghapus pedih atas segala luka si Peri, Tatiana"

"Beri aku izin melukis kisah bersamamu hingga akhir hayatku."

"Kasih, atas nama rasa mau kah aku dan kamu menjadi kita? Membuat indah semesta yang dulu penuh duka menjadi suka?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun