Duduk ditemani secangkir teh manis, aku akan bercerita tentang pria humanis berkumis tipis.
Meruntih benang dari siklus juang dan mengajak berkomitmen pulang.
Subuh itu, dering notif media sosial menggugah aku menjelajahinya. Memuakkan sekali , bahasan pemilihan calon penguasa.Â
Dari layar 5 inchi itu, ada sesorang yang dulu ku kagumi. Tepat sekali, ini adalah celah untukku menyelami sisi hidupnya (lagi). Tidak bermaksud mengusik, hanya saja rindu itu bersemi kembali.
Siklus Juang Pertama (2013)
"Mengagumi seseorang dari kejauhan, apakah suatu masalah ?" aku kepada karibku yang sedang sibuk memetik senar gitar
"Salah sih, nanti malah galau" sahutnyaÂ
Sebenarnya, aku juga sadar dirinya tidak mungkin menoleh aku. Namun kebodohan yang selalu ku bawa ini, membuat aku lancang mencari tahu semua tentang dirinya dari layar 2,4 inchi Blackberry Arsmstrong. Ah, semakin aku penasaran dengan sosoknya yang tidak ku kenali.
"Udahlah, mending ikut aku" ajaknya
"Oke, jam 5 sore ya" jawabku
Benar-benar jatuh hati. Ku stalking terus beranda facebooknya. Ku curi setiap fotonya. Hahaha, mengagumi dan jatuh hati dalam diam.