Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Benarkah Intimate Wedding Tidak Berlaku untuk Anak Pertama?

28 Desember 2024   09:02 Diperbarui: 30 Desember 2024   10:03 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dekorasi sederhana untuk intimate wedding (Sumber gambar: Shutterstock)

Pada bulan yang lalu, salah satu rekan kerja saya akan menikahkan anak laki-lakinya yang merupakan anak pertama.

Setelah melakukan lamaran dan menentukan tanggal pernikahan, anak dan calon menantunya langsung membuat konsep pernikahan yang sedang ngetrend saat ini yaitu intimate wedding yang mengutamakan kesederhanaan dengan tamu yang terbatas.

Lokasi pernikahan sudah ditentukan yaitu di sebuah kafe, dengan mengundang keluarga dan teman dekat saja. Setelah semua rencana selesai, barulah calon pengantin menginformasikan kepada orang tuanya.

Teman saya sebenarnya kurang setuju dengan konsep intimate wedding ini, karena memiliki keluarga besar baik dari pihak beliau maupun istrinya sehingga tidak semua keluarga inti bisa diundang. 

Beliau dan istrinya menginginkan resepsi dilangsungkan di gedung dengan mengundang semua keluarga, tetangga, teman-teman kerja, dan juga relasi lainnya.

Teman saya ini memiliki banyak kenalan karena sering mengisi pengajian rutin dan menjadi imam sholat Jum'at di beberapa tempat. Beliau juga sering diminta oleh keluarga ataupun teman untuk menyerahkan pengantin laki-laki kepada keluarga mempelai perempuan atau memberikan khutbah nikah.

Tapi karena semua persiapan sudah selesai semua, mau bagaimana lagi sehingga akhirnya beliau dan istrinya setuju. Sebagai jalan tengahnya, beliau mengadakan acara di rumah yang dilaksnakan tiga hari sebelum pernikahan dengan mengundang saudara, tetangga, teman-teman dan semua kenalan.

Benarkah Intimite Wedding Tidak Berlaku untuk Anak Pertama?

Ada anggapan bahwa konsep intimate wedding tidak berlaku untuk anak pertama, dengan alasan sebagai berikut:

Pertama yaitu anak kesatu sering dianggap sebagai simbol kebanggaan keluarga.

Anak pertama sering kali dianggap memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan tradisi keluarga. Pernikahan anak pertama diyakini sebagai momen penting bagi keluarga besar untuk menunjukkan kehormatan mereka. Dalam banyak budaya, pernikahan anak pertama dijadikan sebagai ajang untuk menunjukkan status keluarga sehingga diharapkan berlangsung meriah dengan skala yang besar.

Kedua yaitu adanya tradisi dan adat yang mengikat

Di Indonesia, tradisi adat sering melibatkan pernikahan yang megah terutama untuk anak pertama. Prosesi adat seperti siraman, midodareni, atau ngunduh mantu dengan mengundang banyak pihak, mulai dari keluarga besar hingga tokoh masyarakat. Kepada anak pertama, orang tua sering kali memiliki harapan untuk mematuhi tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua dan leluhur.

Ketiga yaitu pentingnya menjaga hubungan sosial

Menjaga hubungan sosial menjadi alasan mengapa intimate wedding sering dianggap sulit diterapkan pada anak pertama. Orang tua merasa perlu mengundang kerabat jauh, teman-teman, dan relasi untuk menunjukkan rasa hormat dan menjaga hubungan sosial. Dengan tamu yang lebih sedikit, intimate wedding sering kali tidak memenuhi harapan tersebut.

Bagaimana Solusinya Apabila Anak Pertama Tetap Ingin Melaksanakan Intimate Wedding? 

Meskipun ada kendala, bukan berarti intimate wedding tidak bisa dilaksanakan oleh anak pertama. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh anak pertama sebelum melakukan konsep intimate wadding, yaitu:

Pertama melakukan komunikasi dengan keluarga. Berilah pengertian dan penjelasan kepada orang tua tentang alasan memilih intimate wedding, misalnya karena ingin suasana yang lebih personal atau adanya pertimbangan efesiensi biaya.

Kedua adanya kompromi untuk mencari jalan tengah yang bijak. Orang tua bisa menyelenggarakan acara tambahan untuk memenuhi harapan keluarga, seperti yang dilakukan oleh rekan saya.

Ketiga yaitu tetap menghormati tradisi. Intimate wedding bisa menggunakan konsep tradisional, seperti prosesi adat tetap dilaksanakan dan kedua pengantin mengenakan pakaian adat.

Wasana Kata

Jadi benarkah intimate wedding tidak berlaku untuk anak pertama?, jawabannya adalah tidak sepenuhnya benar.

Generasi muda saat ini cenderung lebih memilih konsep pernikahan yang sesuai dengan keinginan mereka, lebih fokus terhadap kebahagiaan pribadi serta adanya pertimbangan efisiensi biaya.

Meskipun adanya tantangan sosial dan budaya, intimate wedding tetap bisa dilaksanakan oleh anak pertama dengan terlebih dahulu mengkomunikasikan keinginan mereka dengan baik dan mencari jalan tengah yang tetap menghormati nilai-nilai keluarga.

Pernikahan adalah tentang kebahagiaan pasangan dan keluarga yang mendukungnya. Lebih fokus merencanakan masa depan setelah pernikahan, jauh lebih penting daripada menyelenggarakan resepsi yang meriah tetapi meninggalkan banyak tagihan.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-130 di tahun 2024

Cibadak, 28 Desember 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun