Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memanfaatkan Waktu Libur Kerja Secara Optimal agar Ayah Bisa Dekat dengan Anak

30 Oktober 2024   19:54 Diperbarui: 30 Oktober 2024   20:02 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ayah dekat dengan anak (dokpri)

Mendidik dan mengasuh anak merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Keduanya memiliki peran yang sama penting dalam memberikan kasih sayang, dukungan emosional dan nilai-nilai kehidupan kepada anak.

Suami dan istri bisa melakukan pembagian tugas dalam mengasuh anak ini, agar anak mendapat perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya.

Pada kenyataannya, ada suami yang tidak bisa berkumpul setiap hari dengan istri dan anaknya karena bekerja di tempat yang jauh. Ini yang saya alami selama beberapa tahun.

Dari awal menikah saya tinggal di Cibadak sedangkan suami tinggal dan bekerja di Cianjur. Kami memiliki anak setelah 4 tahun menikah, awalnya suami pulang seminggu sekali tetapi setelah punya anak menjadi dua kali dalam seminggu.

Dari hari Senin sampai Jum'at saya bekerja, sehingga saya dibantu oleh adiknya ayah dalam mengasuh anak. Apabila sedang ada di rumah, suami memberi perhatian penuh kepada ananda sehingga bisa dekat dengannya.

Bekerja di Tempat yang Jauh dan Beberapa Kali Pindah 

Pada saat ananda berusia 15 bulan, suami mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang ada di Surabaya dan ditempatkan di Atambua Nusa Tenggara Timur. 

Saat itu suami berangkat pada pertengahan bulan Okrober 2010, dan pulang ke rumah pada malam perayaan tahun baru. Jadi ananda selama 2,5 bulan tidak bertemu dengan ayahnya.

Saat suami pulang ananda sedang tidur, dan ketika bangun di pagi hari ternyata ananda tidak mengenali ayahnya. Selama lima belas menit ananda hanya memandang suami dan tatapan yang heran. Setelah saya dan suami mengingatkan ananda barulah dia mengenali ayahnya dan memeluknya.

Ternyata suami tidak betah bekerja di Atambua, dan langsung mengundurkan diri. Sebulan kemudian ada temannya yang mengajak bekerja di Kalimantan Tengah, suami bekerja di sana selama 5 tahun sampai ananda duduk di kelas 1 SD.

Sistem kerja di perusahaan tersebut yaitu 8 minggu bekerja di sana dan 2 minggu cuti atau pulang ke rumah. Selama 2 minggu di rumah, waktu yang tersedia dimanfaatkan suami secara optimal agar bisa dekat dengan ananda.

Pada tahun 2016 perusahaan tempat bekerja suami bangkrut sehingga semua karyawannya di PHK, selanjutnya suami mendapatkan pekerjaan di Bandung.

Selama bekerja di Bandung, suami ada di rumah pada hari Sabtu dan Minggu karena libur. Tetapi terkadang tidak pulang selama beberapa minggu karena harus ke lapangan di beberapa kota di Jawa Barat ataupun di provinsi lainnya.

Tiga tahun yang lalu, ada perusahaan di Bogor yang meminta suami untuk bergabung sehingga suami pindah lagi kerja ke tempat ini sampai sekarang.

Memanfaatkan Waktu Libur Kerja Secara Optimal Agar Ayah Bsa Dekat dengan Anak

Selama 5 tahun suami bekerja di Kalimantan, ananda berusia 2 sampai 7 tahun. Sosok ayah sangat dibutuhkan pada usia ini untuk membantu perkembangan mental, emosional, sosial dan kognitif anak.

Apabila sedang cuti di rumah selama 2 minggu, ada beberapa hal yang dilakukan oleh suami bersama dengan ananda, yaitu:

Pertama yaitu menemani ananda bermain. Bermain bisa dilakukan di dalam rumah, ataupun di lapangan terdekat berupa naik sepeda, bermain bola dan main kelerang bersama anak-anak seusianya. 

Suami juga suka mengajak ananda bermain layang-layang ke lapangan yang dekat dengan sawah. Ananda termasuk anak yang aktif dan tidak bisa diam saat kecil, ketika bermain layang-layang ananda suka berlari dan duduk di tanah yang basah sehingga pulang dengan keadaan kaki dan baju penuh dengan tanah kotor.  

Kedua yaitu mengajak ananda jalan pagi atau berkunjung ke tempat wisata alam dan arena bermain yang dilakukan pada hari Minggu.

Biasanya kami jalan pagi melewati sungai yang ada jembatan gantungnya, pada awalnya ananda takut sehingga harus digendong tetapi seiring dengan bertambahnya usia ananda jadi berani menyebrang tanpa harus dipegang lagi tangannya.

Pernah waktu kecil ananda kami ajak ke Situ Gunung yang ada di Cisaat, untuk sampai ke sana dari tempat pembelian karcis harus jalan kaki. Pada saat pulangnya ananda kecapean, sehinga harus digendong oleh ayahnya.

Sesekali ananda juga diajak ke arena bermain yang ada di mall yaitu arena mandi bola dan naik beberapa wahana yang tersedia di sana.  

Ketiga mengajak ananda naik bus dan berkunjung ke beberapa terminal. Saat kecil ananda sangat senang naik bus dan berkunjung ke terminal. 

Sengaja suami mengajak ananda pergi berdua ke terminal yang ada kota Bogor dan Jakarta. Saya pernah menulis tentang hal ini dalam artikel yang berjudul "Busmania Cilik, Hobi Unik Anak Kami".

Keempat mengajak ananda ke masjid untuk ikut salat berjamaah salat wajib ataupun salat Jum'at. Hal ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan melaksanakan ibadah sejak dini dan mengenalkan anak pada lingkungan yang religius.

Kelima yaitu mengantar dan menjemput ananda sekolah serta mendampingi saat ada kegiatan sekolah. Hal ini dilakukan saat ananda sekolah di TK dan di SD. 

Sewaktu di SD ada kegiatan yang harus didampingi oleh orang tua yaitu berenang dan karyawisata. Bila suami ada di rumah, maka suami yang akan menemani ananda.  

Keenam yaitu berkunjung ke rumah saudara. Suami sering mengajak ananda ke rumah kakaknya yang ada di Cianjur, Bintaro ataupun Serang. Ananda memiliki sikap sosial yang baik, sehingga bisa dekat dengan semua kakak suami dan juga sepupu-sepupunya.

Dengan melakukan hal-hal tersebut menyebabkan ananda sangat dekat dengan ayahnya. Sekarang ini suami hanya ada di rumah pada hari Minggu saja dan ananda sudah tumbuh menjadi seorang remaja. 

Tetapi suami masih suka mengajak ananda mencari sarapan pagi dengan naik motor. Ananda senang makan bubur, sehingga mencari sarapan bisa sampai ke tempat yang jauh. 

Setelah selesai sarapan, ananda diajak keliling untuk melihat perkembangan jalan tol yang sedang dibangun atau bermain ke tempat yang belum dikunjungi.

Ketika jalan berdua dengan ananda, suami suka mengajak ananda mengobrol dengan menanyakan tentang keadaan di sekolah dan memberikan motivasi ataupun nasihat kepada ananda.

Wasana Kata

Walaupun jarang bertemu, tetapi kehadiran ayah akan selalu dirindukan oleh anaknya. Saat cuti atau libur kerja, ayah bisa memanfaatkan waktu secara optimal untuk menemani anak melakukan berbagai macam aktivitas sesuai dengan perkembangan usia anak.

Dengan menjalin kedekatan dengan anak, seorang ayah bisa menjadi sosok panutan yang memberikan keteladanan dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anaknya.

Sosok ayah yang tegas dan penyanyang akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh kembang anak. Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-109 di tahun 2024

Cibadak, 30 Oktober 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun