Kami menunggu di depan mini market, yang datang hanya sopir dan keponakan sedangkan suami tidak jadi ikut karena kakak ipar dari Serang dan Tangsel sudah datang.
Keponakan akan mengambil kue dan nasi kotak yang sudah dipesan dengan lokasinya berbeda, Hampir dua jam kami berada di perjalanan karena terjadi kemacetan dimana-mana, untung saja supir yang menyertai kami sudah hafal dengan rute yang ada di Kota Bandung.
Pukul 11.45 kami baru sampai di rumah keponakan. Setelah melaksanakan salat Dhuhur kami berkumpul untuk melaksanakan pengajian dan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu kakak ipar. Selesai berdoa, dilanjutkan dengan makan siang bersama-sama.
Keponakan membagikan kue kepada tetangga yang ada disekitarnya, tetapi ada beberapa rumah yang penghuninya sedang keluar sehingga diberikan saat mereka sudah datang di sore hari.
Kami berada di sana sampai Magrib, pukul 18.30 kami pun pamitan dan langsung pulang menuju ke tempat masing-masing. Alhamdulillah perjalanan kami lancar, sedangkan arus kendaraan yang menuju ke arah Bandung terlihat mengalami kemacetan yang panjang.
Pukul 21.00 kami sudah sampai di Cianjur, dan kakak ipar turun di sana. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Cibadak dan sampai di rumah pukul 22.30.
Wasana Kata
Itulah perjalanan yang kami lakukan di akhir pekan kemarin ke kota Bandung. Saya dan ananda bisa menikmati suasana pagi di lapangan Gasibu dan juga melihat pawai mobil hias yang meriah di depan Gedung Sate.
Perjalanan yang kami lakukan berjalan lancar karena kami memilih waktu keberangkatan sebelum shubuh dan pulang dari Bandung setelah Magrib.
Suasana pagi di kota Bandung sangat berkesan bagi kami, ananda ingin liburan nanti datang lagi ke sini untuk ikut olahraga di lapangan Gasibu dan menikmati jajanan yang ada di sekitarnya.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.
#Tulisan ke-88 di tahun 2024
Cibadak, 18 September 2024
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana