Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Proses Pembuatan Tahu Sumedang di Daerah Sagaranten

24 Agustus 2024   09:59 Diperbarui: 24 Agustus 2024   10:35 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gilingan ditampung dalam ember (dokpri)

Kedelai yang sedang direndam (dokpri)
Kedelai yang sedang direndam (dokpri)
Kedelai yang sudah direndam kemudian digiling, ketika keluar dari mesin giling kedelai sudah berbentuk pasta berwarna putih. Kemudian pasta ini akan direbus. Proses selanjutnya adalah penyaringan menggunakan kain yang bersih untuk memisahkan susu kedelai dengan ampasnya.

Hasil gilingan ditampung dalam ember (dokpri)
Hasil gilingan ditampung dalam ember (dokpri)
Selanjutnya adalah memasukan larutan koagulan ke dalam susu kedelai yang masih panas sambil diaduk sampai menggumpal, lalu dimasukan ke dalam cetakan yang telah dilapisi oleh kain.

Proses penyaringan dan pencetakan tahu (dokpri)
Proses penyaringan dan pencetakan tahu (dokpri)
Setelah dingin tahu di potong-potong, untuk satu cetakan akan menghasilkan 100 buah tahu yang berukuran sedang dan siap untuk digoreng. Untuk proses merebus dan menggoreng, di sini menggunakan tungku yang bahan bakarnya adalah kayu. Dari setiap proses pembuatan tahu ini, masing-masing pekerja memiliki tanggung jawab masing-masing.

Tungku dengan bahan bakar kayu (dokpri)
Tungku dengan bahan bakar kayu (dokpri)
Setelah puas melihat proses pembuatan tahu, ananda mengajak saya untuk kembali ke rumah kakak sepupu. Saya menanyakan berapa banyak produksi tahu dalam satu hari, kata Euceu dalam satu hari pabrik ini bisa menggiling sebanyak 27 sampai 30 kali. Dari satu gilingan akan dihasilkan 7 wadah ataupun 700 buah tahu.

Untuk upah pekerjanya menggunakan sistem borongan tergantung dari banyaknya jumlah tahu yang digiling. Sistem penjualannya para pembeli datang sendiri ke pabrik, Ada yang membeli tahu yang sudah matang, tetapi ada yang membeli tahu yang masih mentah.

Setelah disuguhi makan siang dan melaksanakan salat dhuhur kami pun pamitan pulang. Setiap pulang dari sini, kami selalu diberi oleh-oleh tahu oleh sepupu kami.

Wasana Kata

Itulah pengalaman kami saat berkunjung ke Sagaranten ke rumah suadara yang memiliki pabrik tahu. Beruntung saya dan ananda bisa mengintip langsung proses pembuatannya.

Tahu Sumedang yang dibuat di daerah Sagaranten ini rasanya enak, dan sudah dikenal oleh penduduk yang ada di daerah sekitarnya. Setiap hari selalu banyak pembelinya terutama para pedagang, bahkan di bulan Agustus ini pembelinya sedang ramai-ramainya sehingga mereka harus antri. 

Sangat menyenangkan ternyata memiliki usaha yang bisa berkembang untuk mengisi kegiatan setelah pensiun. Keduanya terlihat sehat dan awet muda di usianya yang sudah memasuki 70 tahun lebih.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-77 di tahun 2024

Cibadak, 24 Agustus 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun