Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Proses Pembuatan Tahu Sumedang di Daerah Sagaranten

24 Agustus 2024   09:59 Diperbarui: 24 Agustus 2024   10:35 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahu Sumedang yang dibuat di daerah Sagaranten (dokpri)

Tahu merupakan makanan hasil olahan dari kedelai yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia selain tempe. Salah satu tahu yang terkenal di Jawa Barat adalah tahu Sumedang, karena rasanya enak dan bentuknya yang khas yaitu keriting bagian luarnya setelah digoreng.

Kebetulan almarhum ibu mertua berasal dari Sumedang, dan kami beberapa tahun sekali bershilaturahmi ke kota tersebut untuk menemui saudara-saudara yang tinggal di sana. Ketika berkunjung rasanya tak lengkap bila tidak membeli tahu Sumedang untuk oleh-oleh.

Selain dibuat di kota Sumedang, tahu jenis ini banyak juga dibuat di kota-kota lain termasuk di Kabupaten Sukabumi. Suami mempunyai kakak sepupu yang membuka pabrik tahu Sumedang ini, beliau tinggal di Kecamatan Sagaranten.

Kakak sepupu dan istrinya berasal dari Sumedang, dan diangkat menjadi PNs di SMPN 1 Sagaranten yaitu sebagai Tata Usaha. Menjelang beberapa tahun pensiun, keduanya memulai usaha tahu ini secara kecil kecilan dan pegawainya saat itu baru 1 orang.

Awalnya tempat pengolahan tahunya terletak di belakang rumah dan masih sempit, setelah usahanya mulai berkembang kemudian beliau membeli lahan yang terletak di seberang rumah.

Setelah pensiun, keduanya lebih fokus dalam mengembangkan usaha tahunya. Saat ini sudah memiliki 5 pegawai dan pembelinya adalah para pedagang yang berasal dari daerah sekitarnya.

Baca juga: Sang Pemenang

Untuk daerah Sagaranten, tahu Sumedang buatan pabriknya sangat terkenal. Lokasinya yaitu di Kampung Gudang Kecamatan Sagaranten hanya berjarak sekitar 1 km dari pasar Sagaranten.

Shilaturahmi ke Daerah Sagaranten 

Sagaranten merupakan tempat mengajar saya dulu, lokasinya di selatan Kabupaten Sukabumi. Selama 8 tahun saya mengajar di sana yaitu 3 tahun di SMPN 1 Sagaranten dan 5 tahun di SMPN 1 Curugkembar.  

Tahun 2006 saya pindah ke Cibadak, tetapi saya dan suami masih sering berkunjung ke Sagaranten menemui kakak sepupu dan teman sejawat yang tinggal di sana.

Pada hari Minggu tanggal 11 Agustus 2024 saya bersama suami dan ananda bershilaturahmi ke Sagaranten. Kami berangkat dari Cibadak pukul 07.30 dan sampai di Sagaranten pukul 10.00.  Jarak dari Cibadak ke Sagaranten kurang lebih 70 km.

Kami langsung menuju ke rumah kakak sepupu, pada saat kami sampai di rumahnya ada anak dan cucunya yang baru datang dari Cianjur. Sedangkan kakak sepupu dan istrinya sedang berada di pabrik tahu yang ada di sebrang rumah terpisah oleh jalan raya.

Suami dan saya memanggil mereka dengan sebutan "akang" dan "euceu", keduanya langsung pulang ke rumah setelah disusul oleh anaknya. Walaupun usia keduanya sudah di atas 70 tahun, tetapi terlihat sehat dan energik karena setiap hari beraktivitas di pabrik tahu.

Euceu langsung menyuguhi kami makanan, setiap kali datang ke sini apa saja yang ada akan dikeluarkan.  Kami berbincang saling menanyakan kabar masing-masing, suami juga menanyakan tentang perkembangan usaha tahu. 

Katanya alhamdulillah di bulan Agustus ini sedang ramai-ramainya, karena sedang banyak perlombaan yang diadakan di kampung-kampung sehingga pembeli pun antri.

Akang balik ke pabrik untuk mengambil tahu, tetapi ternyata belum kebagian karena banyak pembeli yang sudah lama antri. Setengah jam kemudian barulah beliau membawa tahu yang masih panas satu wadah yang isinya 100 buah. 

Kami langsung memakannya, rasanya enak dan tidak kalah dengan tahu bungkeng ataupun tahu Palasari Sumedang.

Mengintip Proses Pembuatan Tahu Sumedang di Sagaranten

Ananda mengajak saya untuk melihat ke dalam pabrik, ingin tahu proses pembuatan tahu katanya. Saya terakhir berkunjung pada bulan Desember 2023 yang lalu, tetapi ananda hampir 4 tahun tidak pernah ke sini.

Di depan pabrik banyak tumpukan potongan kayu, yang digunakan sebagai bahan bakar pengolahan tahu. Saat masuk ke dalam pabrik, ada 5 orang pegawai yang sedang bekerja dengan kesibukan yang berbeda-beda.

Kayu bakar yang disimpan di depan pabrik tahu (dokpri)
Kayu bakar yang disimpan di depan pabrik tahu (dokpri)
Ada pekerja yang sedang mencuci kedelai yang diletakan di dalam baskom besar, proses pencucian ini untuk menghilangkan kotoran yang ada dalam kedelai tersebut. Setelah dicuci sampai bersih, kedelai akan direndam terlebih dahulu.

Kedelai yang sedang direndam (dokpri)
Kedelai yang sedang direndam (dokpri)
Kedelai yang sudah direndam kemudian digiling, ketika keluar dari mesin giling kedelai sudah berbentuk pasta berwarna putih. Kemudian pasta ini akan direbus. Proses selanjutnya adalah penyaringan menggunakan kain yang bersih untuk memisahkan susu kedelai dengan ampasnya.

Hasil gilingan ditampung dalam ember (dokpri)
Hasil gilingan ditampung dalam ember (dokpri)
Selanjutnya adalah memasukan larutan koagulan ke dalam susu kedelai yang masih panas sambil diaduk sampai menggumpal, lalu dimasukan ke dalam cetakan yang telah dilapisi oleh kain.

Proses penyaringan dan pencetakan tahu (dokpri)
Proses penyaringan dan pencetakan tahu (dokpri)
Setelah dingin tahu di potong-potong, untuk satu cetakan akan menghasilkan 100 buah tahu yang berukuran sedang dan siap untuk digoreng. Untuk proses merebus dan menggoreng, di sini menggunakan tungku yang bahan bakarnya adalah kayu. Dari setiap proses pembuatan tahu ini, masing-masing pekerja memiliki tanggung jawab masing-masing.

Tungku dengan bahan bakar kayu (dokpri)
Tungku dengan bahan bakar kayu (dokpri)
Setelah puas melihat proses pembuatan tahu, ananda mengajak saya untuk kembali ke rumah kakak sepupu. Saya menanyakan berapa banyak produksi tahu dalam satu hari, kata Euceu dalam satu hari pabrik ini bisa menggiling sebanyak 27 sampai 30 kali. Dari satu gilingan akan dihasilkan 7 wadah ataupun 700 buah tahu.

Untuk upah pekerjanya menggunakan sistem borongan tergantung dari banyaknya jumlah tahu yang digiling. Sistem penjualannya para pembeli datang sendiri ke pabrik, Ada yang membeli tahu yang sudah matang, tetapi ada yang membeli tahu yang masih mentah.

Setelah disuguhi makan siang dan melaksanakan salat dhuhur kami pun pamitan pulang. Setiap pulang dari sini, kami selalu diberi oleh-oleh tahu oleh sepupu kami.

Wasana Kata

Itulah pengalaman kami saat berkunjung ke Sagaranten ke rumah suadara yang memiliki pabrik tahu. Beruntung saya dan ananda bisa mengintip langsung proses pembuatannya.

Tahu Sumedang yang dibuat di daerah Sagaranten ini rasanya enak, dan sudah dikenal oleh penduduk yang ada di daerah sekitarnya. Setiap hari selalu banyak pembelinya terutama para pedagang, bahkan di bulan Agustus ini pembelinya sedang ramai-ramainya sehingga mereka harus antri. 

Sangat menyenangkan ternyata memiliki usaha yang bisa berkembang untuk mengisi kegiatan setelah pensiun. Keduanya terlihat sehat dan awet muda di usianya yang sudah memasuki 70 tahun lebih.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-77 di tahun 2024

Cibadak, 24 Agustus 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun