Selanjutnya kami masuk ke alun-alun, dan duduk di dekat air mancur. Di dekat sini ada wahana bianglala dan arena bermain untuk anak-anak.
Banyak pengunjung yang datang di alun-alun di sore hari ini, kebanyakan keluarga yang membawa anak-anak. Karena alun-alun ini sudah berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga. Â
Kami berfoto di depan air mancur dan di depan tulisan Alun-Alun Kota Wisata Batu, setelahnya kami duduk-duduk di sekitar situ. Menjelang magrib lampu di sekitar sudah menyala, tetapi pengunjung masih banyak.Â
Tak lama suara adzan terdengar dari Masjid Agung An-nur, kami pun menuju ke masjid untuk melaksanakan salat magrib.
Pada saat menyebrang, di depan alun-alun saya melihat mobil hias VW kodok yang berjejer. Pengunjung bisa naik ke mobil hias ini selama 15 menit keliling kota, muat untuk 4 orang penumpang dan 1 supir. Â Mobil hias ini mulai beroperasinya pukul 18.00 sampai pukul 23.00, tetapi pada malam minggu bisa sampai pukul 24.00.
Selesai melaksanakan salat magrib, kami kembali ke tempat parkiran. Ananda berjalan tanpa menggunakan alas kaki, karena sandal jepit yang dipakainya hilang saat di simpan di luar masjid.
Kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Gresik dan sebelum masuk jalan tol kami mampir ke rest area yang ada pusat oleh-olehnya. Kami hanya sebentar di sini dan langsung pulang menuju rumah Teh Nia. Â
Wasana Kata
Itulah perjalanan yang dilakukan oleh kami saat berkunjung ke Alun-Alun Kota Batu Jawa Timur dan mencicipi kuliner khas dari kota tersebut yaitu pos ketan legenda -1967.
Varian rasa ketannya banyak, sehingga pengunjung bisa menikmatinya sesuai dengan selera masing-masing. Rasa ketannya dijamin enak karena kualitas bahan bakunya selalu dijaga dan setiap hari tempat ini selalu ramai oleh pengunjung.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.