Kami mulai difoto oleh Mas Fadhil baik perorangan ataupun bersama-sama. Pengambilan foto dilakukan berkali-kali karena terkadang ada orang lain yang terbawa.
Pemilihan warna baju ternyata mempengaruhi hasil fotonya. Saya mengenakan kerudung berwarna perak dan jaket berwarna abu tua, sehingga hasil fotonya tidak terlalu bagus. Justru foto ananda yang terlihat paling menyala, karena mengenakan jaket warna terakota.
Untuk sesi foto ini kami harus bergantian dengan pengunjung lainnya yang sama-sama ingin mendapatkan foto terbaik tepat di saat matahari terbit.
Pukul 05.30 warna jingga sudah mulai hilang dan langit terlihat terang, Mas Fadhil kembali mengambil foto dan video untuk dokumentasi. Latar belakang fotonya sangat indah mirip lukisan.
Setelah puas berada di sana, kami berpindah ke bukit bagian atas untuk difoto kembali. Kami belum bisa turun dari bukit, karena jeep belum bisa bergerak menunggu yang di depan maju.
Pada pukul 07.00 kami turun dari bukit dan masuk ke jeep. Sambil menunggu jeep jalan, kami sarapan dengan memakan bekal yang telah dibawa dari rumah. Sopir dan Mas Fadhil juga kami beri satu bungkus makanan beserta air mineralnya.
Pukul 07.30 barulah jeep melaju, untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Kawah Bromo, Gunung Batok, dan Bukit Teletubbies. Perjalanan ke tempat ini akan saya tulis di artikel selanjutnya.
Wasana Kata
Itulah pengalaman menarik yang saya alami saat berburu sunrise di Gunung Bromo bersama keluarga. Rasa kantuk dan lelah saat perjalanan di malam hari, hilang seketika saat melihat matahari terbit yang indah.
Rasa syukur terucap dalam hati karena bisa berkunjung ke destinasi wisata yang menyajikan keindahan alam yang begitu memesona. Sehingga wisatawan yang datang ke Gunung Bromo ini bukan hanya dari dalam negeri, tetapi banyak juga yang datang dari mancanegara.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.