Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Menarik Saat Berburu Sunrise di Gunung Bromo Bersama Keluarga

7 Juli 2024   05:30 Diperbarui: 8 Juli 2024   04:32 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berburu sunrise di Gunung Bromo bersama keluarga. (Dokumentasi Pribadi)

Ternyata Mas Fanni senang diajak ngobrol, sehingga kami bisa banyak bertanya kepadanya. Sedangkan di jeep satunya lagi, hanya ananda yang sesekali mengajak sopir mengobrol karena kedua sepupunya pendiam.

Jeep awalnya melaju dengan cepat, tetapi mendekati spot sunrise mulai melambat menunggu jeep di depannya berjalan. Jeep yang kami tumpangi bisa parkir di pinggir jalan sebelum area spot sunrise, sehingga kami tidak akan terlalu jauh melakukan penanjakan. 

Waktu menunjukkan pukul 04.00, kami mampir ke warung yang menyediakan toilet dan tempat untuk melaksanakan salat. Saat berwudhu airnya terasa dingin, dan untuk ke toilet di sini dikenakan tarif Rp 5.000,00 per orangnya.

Sebenarnya di tempat ini tidak ada mushola khusus yang disediakan, hanya rumah penduduk sekitar yang menyediakan ruang untuk tempat salat. Ukurannya juga tidak luas, sehingga kami melaksanakan salat shubuh secara bergantian.

Berburu Sunrise di Gunung Bromo Bersama Keluarga

Selesai melaksanakan salat subuh kami diajak oleh Mas Fadhil berjalan menuju ke area spot sunrise. Awalnya akan menuju ke Bukit Cinta, tetapi pengunjung sudah padat sehingga kami dibawa ke Bukit Dingklik yang lebih dekat. 

Kami segera duduk mencari posisi terbaik, tikar yang dibawa dari rumah tertinggal di dalam jeep sehingga kami menyewa 2 buah tikar berukuran kecil seharga Rp20.000,00 per buah.

Duduk di spot terbaik. (Dokumentasi Pribadi)
Duduk di spot terbaik. (Dokumentasi Pribadi)
Udara terasa dingin dengan suhu 12 derajat Ceksius, tetapi kami masih kuat sehingga sarung tangan dan penutup kepala yang dibawa tidak dipakai.

Langit di sekitarnya masih gelap sehingga kami belum bisa melihat apa-apa. Pukul 04.50 dari balik bukit mulai terlihat cahaya berwarna jingga sedikit demi sedikit.

Pemandangan pukul 05.00. (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan pukul 05.00. (Dokumentasi Pribadi)
Gunung Semeru dan Gunung Batok yang ada di depan kami mulai nampak bagian puncaknya saja, karena tertutup oleh kabut yang terlihat seperti lautan berwarna putih.

Subhanalloh, sajian alam yang begitu indah dan memesona. Saya merasa takjub, dalam hati tak henti-henti mengucapkan dzikir dan memuji keindahan semesta. Negeri di atas awan bukan hanya dongeng saja, tetapi nyata ada di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun