Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serunya Permainan Tradisional dalam Acara Peringatan Bahasa Ibu Internasional di SMPN 2 Cibadak

22 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 22 Februari 2024   06:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permainan oray-orayan (dokpri)

Dalam permainan ini, sekelompok anak-anak membuat lingkaran besar. Ada satu anak yang berperan sebagai ayam dan satu anak lagi berperan sebagai careuh atau musang.

Permainan hayam-hayaman (dokpri)
Permainan hayam-hayaman (dokpri)
Tugas musang yaitu mengejar ayam sampai dapat, apabila berada di lingkaran musang tidak boleh menangkap ayam tersebut. Apabila ayam sudah dapat, maka pemain lain bisa ditunjuk menjadi penggantinya.

Permainan ini bermanfaat bagi anak karena melatih bersosialisasi dengan teman-temannya dan juga ada unsur berlarinya sehingga sangat baik untuk kesehatan

Saat saya keliling lapangan, anak-anak terlihat asyik dengan permainannya sambil tertawa lepas. Siswa perempuan kebanyakan bermain congklak dan bola bekel. Akhir-akhir ini permainan bola bekel ini sedang digemari oleh siswa karena hampir di setiap kelas dimainkan oleh mereka pada saat jam istirahat.

Siswa laki-laki ada yang bermain kelereng dan ada juga yang bermain karet. Selain siswa, ada beberapa orang guru yang ikut bermain bola bekel, sondah dan bermain karet bersama anak-anak.

Wasana Kata

Hari Bahasa Ibu Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 Februari sudah beberapa tahun diperingati oleh sekolah dengan melibatkan siswa sebagai pengisi acaranya dan semuanya menggunakan bahasa sunda.

Hal ini bertujuan agar generasi muda mencintai bahasa ibu terutama bahasa daerah dan bisa memakainya dalam percakapan sehari-hari secara benar dan sopan.

Siswa juga diperkenalkan dengan makanan, kesenian dan permainan tradisional. Diharapkan siswa bukan hanya mencintai bahasa daerah tetapi juga bisa melestraikan kebudayaan daerah.  

Terima kasih telah membaca artikel ini, salam hangat dan bahagia selalu

Sumber Bacaan: 1 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun