Untuk permainan oray-orayan dan hayam-hayaman dipandu oleh guru, karena siswa harus sambil menyanyi dengan lagu tertentu.
Permainan Oray-Orayan
Permainan oray-orayan atau ular-ularan, masing-masing pemain memiliki posisi yang berbeda. Bagian depan diibaratkan sebagai kepala, bagian tengah sebagai tubuhnya dan bagian belakang sebagai ekor. Â
Para pemain akan membentuk barisan memanjang dan setiap orang menumpuk kedua tangan ke pundak orang yang ada di depannya. Sambil berjalan, semua pemain akan menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa sunda.
Lirik lagunya yaitu : oray-orayan luar leor mapay sawah/ tong ka sawah parena keur sedeng bekah/ oray-orayan luar leor mapay leuwi/ tong ka leuwi di leuwi loba nu mandi/ oray-orayan oray naon oray bungka/ bungka naon bungka laut/ laut naon, laut dipa, dipa naon, dipandeuri.
Para pemain dalam barisan akan melewati jalan atau terowongan yang dibuat oleh dua orang yang kedua tangannya direntangkan ke depan sambil berpegangan. Â Â
Ketika lagu berakhir, kedua orang tersebut berusaha menangkap pemain yang ada di bagian belakang. Anak yang tertangkap disuruh memilih mau ikut siapa, kemudian berdiri di belakang anak yang dipilihnya.
Permainan dilanjutkan kembali, anak-anak dalam barisan akan mengelilingi kedua orang tadi sambil bernyanyi kembali dan masuk kembali ke terowongan. Permainan akan berhenti ketika semua anak sudah tertangkap.
Dalam bermain oray-orayan, pemain harus bergerak lincah mengikuti anak yang didepannya. Gerakan yang dilakukan seperti ular yang sedang meliuk-liukan tubuhnya.
Nilai moral dari permainan oray-orayan ini yaitu bisa menghargai teman, membantu teman yang mengalami kesusahan dan lebih menutamakan kelompok dibandingkan diri sendiri.
Permainan Hayam-Hayaman