Untuk makan kuda menjadi tanggung jawab kusirnya, dalam satu hari kuda diberikan makanan berupa dedak 2 sampai 3 kali. Dedaknya dibeli dengan harga Rp 5.000,00 sampai Rp 6.000,00 per kilogramnya.
Bila mengandalkan pendapatan dengan narik nayor saja sekarang ini tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga mereka biasanya memiliki usaha sampingan lainnya.
Seingat saya dulu ada beberapa pemilik nayor, selain di Bantarmuncang ada juga yang di Cibatuhilir. Tetapi yang masih bertahan sampai sekarang hanya Ibu Erah saja.
Saya menanyakan kabar tentang Mang Nanta, pemilik nayor langganan saya dulu waktu SD. Katanya Mang Nanta sudah menjual nayor beserta kudanya yang berjumlah 2 ekor.
Jumlah nayor yang sekarang masih jalan ada sekitar 10 buah, di hari Minggu ada beberapa nayor yang narik penumpang di perumahan. Penumpangnya biasanya anak-anak, mereka diajak keliling komplek perumahan.
Tak terasa saya sudah sampai di gang dekat rumah, nayor pun berhenti dan dus belanjaan segera diturunkan. Saya memberi ongkos lebih dari yang disepakati tadi, kusirnya sangat senang dan mengucapkan terima kasih.
Waktu masih menunjukkan pukul 11.00, nayornya kembali lagi ke arah Cibadak untuk mencari penumpang kembali.
Wasana Kata
Jumlah nayor di Cibadak saat ini sudah semakin sedikit, dan semakin terpinggirkan karena banyaknya angkot dan ojol yang semakin merebak serta orang tua yang mengantarkan anaknya menggunakan sepeda motor.
Penumpangnya sudah sangat jarang, dan yang lebih sering naik nayor adalah ibu-ibu yang memiliki anak kecil sebagai hiburan buat anaknya.
Sudah saatnya pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap nasib nayor saat ini, supaya tetap lestari sehingga julukan "Kota Nayor" bagi Cibadak masih tepat.