Setelah melihat-lihat sekeliling, kami pun kembali ke bawah menuju ke bangunan yang dijadikan sebagain ruang informasi. Tetapi belum ada petugas yang berada di sana sehingga kami kembali ke depan. Â
Di dekat tempat loket ada Kang Saepul beserta temannya sedang mengecat tempat sampah yang terbuat dari bambu. Keduanya adalah penduduk sekitar yang diangkat menjadi pegawai honorer di kawasan ini, sedangkan pegawai tetap atau yang PNs ada 3 orang. Setelah selesai, Kang Saepul mengajak kami masuk ke ruang informasi.
Sejarah Singkat Keluarga Bartels
Hutan Cimungkad sejak tahun 1919 sudah ditetapkan sebagai cagar alam dengan memiliki luas 56 hektar.
Max Edward Gottieb Bartels atau M.E.G Bartels adalah seorang berkebangsaan Jerman yang bekerja di perkebunan teh Pangrango yang berada di Pasir Datar, memiliki kegemaran berburu dan mengoleksi seluruh binatang hasil buruannya untuk digunakan sebagai bahan penelitian.
M.E.G Bartels datang ke Indonesia pada tahun 1895 saat usianya 24 tahun untuk menghindari wajib militer di Jerman. Â Beliau menikah dengan Angeline Cardine Henriette Maurenbrecher, yaitu seorang berkebangsaan Belanda yang memiliki hobi melukis.
Dari hasil pernikahannya mereka memiliki 3 orang anak yaitu Dr. Max Bartels Jr (1902-1943), Ernst Bartels (1904-1976), dan Hans Bartels (1906-1997).
M.E.G Bartels lebih fokus meneliti tentang burung (bidang ornitologi) sehingga menjadi seorang ahli burung yang terkenal.
Namanya diabadikan dalam nama 13 jenis satwa yang ditemukannya, salah satunya adalah Elang Jawa atau Javan Hawk Eagle (Spizaetus bartelsi, Stresemann 1924) yang ditemukan di hutan Cimungkad ini.
Awalnya nama Max Bartels digunakan oleh MEG Bartels dalam jurnal-jurnal ornitologinya, tetapi setelah anak pertamanya lahir nama itu diberikan kepada anak tertuanya. Untuk membedakan hasil karya ayah dan anak, beberapa peneliti membedakan mereka sebagai Max Bartels Sr (ayah) dan Max Bartels Jr (anak).
Setelah beliau meninggal, penelitiannya dilanjutkan oleh anak tertuanya yang bernama Dr. Max Bartels yang terlahir di Pasir Datar Sukabumi, yang lebih memfokuskan diri meneliti mammalia terutama rodentia atau binatang pengerat.