Hari Minggu tanggal 25 Desember 2022 pukul 09.00 saya dan suami berangkat ke Cianjur untuk mengunjungi Situs Megalitik yang ada di Gunung Padang.
Kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Jarak dari Cibadak ke sana kurang lebih 42 Km dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam. Rute yang kami lewati dari Cibadak sampai Warung Kondang Cianjur dan belok ke arah kanan.
Jarak tempuh dari Warung Kondang ke Situs Gunung Padang sekitar 20 km. Di setiap simpangan ada petunjuk jalan yang mengarahkan ke lokasi yang dituju. Setelah memasuki kawasan perkebunan teh, udara akan terasa sejuk dan terlihat pemandangan yang indah berupa barisan rapi tanaman teh dan Gunung Gede yang masih diselimuti awan.
Sejarah Singkat Singkat Situs Megalitik Gunung Padang
Saya mengambil beberapa foto, ada monumen yang berisi penjelasan bahwa Situs Gunung Padang merupakan cagar budaya berupa punden berundak yang saat ini masih berukuran paling besar di Indonesia.
Situs ini pertama kali dimuat pada laporan Rapporten van de Outdheidkundige Sienst (ROD) yaitu buletin Dinas Kepurbakalaan pada tahun 1914. Pada tahun 1949 situs ini pernah disinggung oleh sejarawan Belanda, tetapi kemudian terlupakan selama puluhan tahun.
Punden berundak Gunung Padang ini merupakan salah satu warisan budaya yang menggambarkan perilaku manusia prasejarah sekitar 3000-2000 tahun yang lalu.
Punden berundak ini dibuat oleh manusia zaman dulu menggunakan batu alam yaitu batuan kekar kolom. Rancangan punden berundak dibentuk dengan cara yang unik yaitu didirikan di atas batu bukit pada ketinggian kurang lebih 895 di atas permukaan laut. Di bagian bawahnya berisi batuan kekar kolom yang terbentuk karena proses alam.
Punden berundak memiliki 5 undakan atau dikenal dengan sebutan teras, dimulai dari teras 1 yang berada di sebelah utara sampai teras 5 yang berada di selatan.
Situs ini berada di Desa Karyamukti Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur dan ditetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional pada tahun 2014 melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014 dengan luas puncak sekitar 4000 m2 dan luas keseluruhan 291.800 m2.
Keunikan Situs Megalitik Gunung Padang
Situs Megalitik Gunung Padang memiliki keunikan tersendiri yang berkaitan dengan angka lima, yaitu terdiri dari 5 teras (teras 1 sampai teras 5), dikelilingi lima bukit (Gunung Karuhun, Gunung Empad, Gunung Pasir Karamat, Gunung Pasir Malang dan Gunung Batu), menghadap lima gunung (Gunung Batu, Gunung Kadomas, Gunung Cikancana, Gunung Gede dan Gunung Pangrango), serta 85% batu yang ada di situs memiliki lima sisi.
Perjalanan dari Teras 1 sampai Teras 5
Kami menuju ruang pusat informasi, ada 2 orang petugas mengenakan baju pangsi dan ikat kepala yang menyapa. Setelah berbincang sejenak, kami meminta salah satu orang petugas yaitu Kang Widodo yang berasal dari komunitas Pokdarwis (kelompok penggerak wisata) untuk menemani kami naik ke teras.
Sebelum naik ke tangga, ada sebuah sumber mata air kahuripan. Kata Kang Widodo, pada tahun 2012 air ini sudah mengalami uji laboratorium. Kandungan mineralnya sekitar 7,3 % sehingga aman apabila diminum secara langsung.
Kami memilih tangga yang utama, butuh perjuangan untuk melewati satu demi satu anak tangga sehingga kami jalan dengan pelan sambil sesekali berhenti karena cape.
Sambil berjalan, kami mendapatkan banyak informasi penting dari Kang Widodo tentang nama-nama batuan yang ada di setiap teras yang memiliki makna-makna tertentu.
Sampailah kami di teras kesatu. Ada batuan yang disusun berbentuk kotak, yang mirip ruang aula dan di sudut kiri ada batu persembahan (altar) yang sering disebut oleh masyarakat dengan batu goong.
Di teras ke satu ini terdapat susunan batu yang disebut dengan bukit masigit, karena diperkirakan di tempat ini dulunya digunakan untuk melakukan ritual/beribadah.
Kami naik ke teras kedua, di sini ada batu lumbung sebagai simbol berilmu. Dalam bahasa sunda lumbung artinya tempat menyimpan padi. Terdapat juga batu kursi yang menghadap ke arah Gunung Gede dan tapak kaki kanan sebagai simbol bila akan melangkah harus diawali dengan yang baik.
Teras keempat terdapat sebuah batu berdiri yang beratnya 85 kg yang disebut dengan batu kanuragan atau batu ujian. Batu ini sering diangkat oleh pengujung yang memiliki keyakinan yang keliru yaitu bila batu ini terangkat maka doa atau keinginannya akan terkabul.
Makna lain batu kanuragan diletakan di teras keempat yaitu silakan untuk melanjutkan perjalanan ke teras kelima asalkan mampu melewati tingkat-tingkat sebelumnya.
Teras kelima terdapat batu singgasana. Menurut kepercayaan zaman dulu, apabila duduk di batu ini pada saat jam 12 malam saat bulan purnama maka bulan akan berada tepat di atas kepala dan ini dijadikan sebagai perhitungan bintang.
Bertemu dengan Pengunjung Lain
Pada saat naik dari teras satu ke teras yang lain, kami bertemu dengan pengunjung lainnya. Ada rombongan bapak-bapak yang sudah sepuh tetapi masih bersemangat, sekitar 10 orang dari Kota Sukabumi. Ketika berjalan, mereka sambil bercanda sehingga penuh dengan gelak dan tawa.
Ada beberapa fasilitas yang disediakan di atas yaitu WC, tempat mushola, tempat berwudhu, dan beberapa saung tempat beristirahat. Ada warung yang menyediakan kopi dan makanan seperti pop mie, karedok dan gorengan.
Di saung ada beberapa pengunjung yang sudah sampai duluan. Kami mampir untuk memesan minuman dan makan goreng pisang yang masih hangat. Setelah melaksanakan salat dhuhur di mushola, kami pulang melalui jalan berupa tanggga yang khusus disediakan untuk turun.
Selama berada di situs, pengunjung diharapkan selalu menjaga kebersihan dan mematuhi larangan yang tertulis di papan pengumuman yaitu tidak boleh melakukan aksi corat-coret dan merusak batu-batuan, memindahkan batuan serta mencuri cagar budaya.Â
Wasana Kata
Dengan berkunjung ke Situs Megalitik Gunung Padang, pengunjung akan banyak mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang peradaban nenek moyang zaman dulu yang penuh dengan simbol dan makna kehidupan.
Tempat ini sangat menarik perhatian wisatawan dari dalam maupun luar negeri, dan sering dijadikan sebagai tempat penelitian oleh dosen dan mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia.
Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah selama di perjalanan akan menimbulkan kesan yang mendalam dan menghilangkan rasa penat yang ada.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Salam hangat dan bahagia selalu
Cibadak, 26 Desember 2022
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Sumber : Pusat informasi Wisata Gunung Padang dan hasil wawancara dengan Kang Widodo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI