Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Tidak Diterima di Sekolah Negeri, Bagaimana Cara Orangtua Menyikapinya?

14 Juli 2022   05:30 Diperbarui: 14 Juli 2022   13:40 3746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ke sekolah negeri tahun pelajaran 2022/2023 yang dilakukan secara online sudah berakhir, baik tingkat SMA ataupun SMP.

Pengumuman kelulusan PPDB Jabar 2022 tahap ke-2 jalur zonasi di Provinsi Jawa Barat untuk SMA/SMK, sudah dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2022 pukul 14.00. Sedangkan untuk tingkat SMP diumumkan pada tanggal 12 Juli 2022 pukul 10.00

Sekolah negeri masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian besar orangtua untuk melanjutkan pendidikan bagi anaknya. Sehingga jumlah pendaftar PPDB ke sekolah negeri selalu membludak.

Reaksi Siswa dan Orangtua Ketika Pengumuman Kelulusan PPDB

Ketika mengetahui hasil pengumuman kelulusan PPDB, ada rasa bahagia bagi orangtua dan siswa yang diterima serta ada rasa kecewa bagi yang tidak lulus. 

Ekspresi siswa ketika mengetahui dirinya tidak diterima di sekolah favoritnya yaitu ada yang sedih sampai menangis, tetapi ada juga yang pasrah menerima keputusan.

Beberapa orangtua ada yang tidak bisa menerima keputusan tersebut, dan langsung datang ke sekolah menemui panitia PPDB dan kepala sekolah. Tetapi setelah diberikan penjelasan tentang sistem penerimaan PPDB, akhirnya orangtua tersebut bisa menerima dengan lapang dada.

Kemarin saya kedatangan saudara yang mendaftar ke SMPN 2 Cibadak, tetapi anaknya tidak lulus. Beliau meminta tolong kepada saya apakah bisa membantu anaknya tersebut untuk tetap bisa diterima.

Saya menjawab bahwa tidak bisa membantu, karena kuota siswa sudah terpenuhi. Kemudian saya juga menjelaskan tentang sistem penerimaan zonasi yaitu hanya memperhatikan jarak dari rumah pendaftar ke SMP yang dituju.

Untuk tahun ini di sekolah kami menerima siswa dari jalur zonasi sebanyak 154 siswa dari 261 jumlah pendaftar, berarti ada 107 orang siswa SD yang tidak diterima.  

Secara keseluruhan siswa yang diterima di sekolah kami sebanyak 256 orang untuk 8 kelas. Sebagian sudah terpenuhi pada pendaftaran tahap ke-1 yaitu melalui jalur afirmasi, prestasi akademik serta jalur perpindahan orangtua dan anak guru.

Bagaimana Sikap Orangtua ketika Anaknya Tidak diterima di Sekolah Negeri?

Rasa kecewa pasti dirasakan oleh siswa dan orangtuanya yang tidak diterima di sekolah negeri pilihannya, tetapi tetap harus menyikapinya dengan bijaksana. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua yaitu:

Pertama yaitu berusaha untuk menenangkan anaknya. Tahun kemarin saya menerima telepon dari salah satu orangtua yang anaknya tidak diterima di SMA negeri pilihannya.

Ketika sedang mengobrol, terdengar suara anaknya yang sedang menangis keras. Anak tersebut kecewa dan kesal, karena teman satu sekelasnya yang dekat dengan rumahnya diterima. Mungkin bingung karena anaknya nangis terus, akhirnya beliau menelepon dan meminta bantuan kepada saya.

Saya jelaskan tentang sistem PPDB sistem zonasi, walaupun berbeda beberapa meter jarak rumah dari sekolah yang dituju bisa berpengaruh terhadap sistem perengkingan. 

Saya meminta kepada beliau untuk menenangkan anaknya supaya bisa menerima keadaan, dan terus memberikan semangat kepada anaknya tersebut.

Kedua yaitu memberikan motivasi kepada anaknya. Dukungan dari orangtua sangat diperlukan untuk mengembalikan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa kecewa anak.

Sumber foto: ppdb. disdikjabarprov
Sumber foto: ppdb. disdikjabarprov

Setelah anak tenang dan bisa menerima keadaan, ajaklah mengobrol dengan memberikan kata-kata motivasi yang bisa membangkitkan kembali semangatnya.

Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan dari seorang siswa. “Bu, aku tidak lulus di SMA Negeri, gimana ya bu jadinya?”

Ketika membaca pesan tersebut, saya ikut sedih. Saya tidak langsung menjawab, tetapi berpikir terlebih dahulu tentang susunan kalimat yang akan digunakan.

“Jangan sedih ya, tetap semangat. Mungkin ini jalan terbaik yang Tuhan berikan. Coba bicarakan dengan orangtua untuk mencari sekolah swasta, atau kalau memungkinkan mencari sekolah negeri yang kuota siswanya belum tercukupi,"

Saya menjawab seperti itu, untuk memberikan motivasi kepadanya. Memang jarak rumah siswa tersebut ke SMA yang ditujunya lebih dari 2 Km.

“Iya, mau dicoba daftar ke sekolah negeri dulu. Terima kasih ya Bu," jawabnya.

Kemarin saya mendapatkan kabar, bahwa dia bisa diterima di SMK negeri tetapi di jurusan yang kurang peminatnya dan sering dijadikan sebagai pilihan ke-2. Karena kuota siswa di jurusan tersebut masih belum tercukupi, sehingga ketika mendaftar masih bisa diterima di sana.

Mendaftar ke SMA/SMK negeri setelah pengumuman kelulusan masih memungkinkan untuk sekolah-sekolah tertentu yang masih kekurangan siswa. 

Tetapi biasanya kekurangannya hanya sedikit kurang dari 10 orang, sehingga orangtua harus segera mencari informasi terlebih dahulu kepada panitia PPDB di sekolah tersebut supaya tidak didahului oleh orang lain.

Dua tahun lalu saya juga pernah membantu seorang siswa mendaftar di salah satu SMA negeri di luar Kecamatan Cibadak, sebenarnya siswa ini sudah diterima di SMK negeri tetapi di jurusan yang pilihan ke-2 dan tidak diminatinya. 

Beruntung masih tersisa beberapa orang lagi, sehingga siswa tersebut bisa diterima di sekolah tersebut tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Untuk ke SMP negeri sudah tidak bisa memungkinkan lagi, karena biasanya kuota siswa sudah terpenuhi semua. Kalau mau menunggu sampai daftar ulang selesai, dan meminta informasi kepada panitia PPDB siapa tahu ada siswa yang mengundurkan diri.

Tetapi hal ini jarang terjadi, karena siswa yang sudah diterima juga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah didapatkannya.  

Ketiga yaitu mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta. Bicaralah dengan anak untuk menentukan sekolah swasta yang bisa dijadikan sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan bagi anaknya.

Berilah pengertian bahwa keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh kesungguhan anak belajar. Di manapun sekolah, asal sungguh-sungguh belajarnya pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik. 

Biasanya sekolah swasta masih menerima siswa baru sampai minggu ini, karena mulai hari Senin tanggal 18 Juli 2022 sudah mulai kegiatan MPLS.

Tahun yang lalu saya membantu salah satu siswa mendaftarkan ke sekolah swasta. Siswa tersebut sudah mendaftar dua kali ke SMA negeri satu-satunya yang ada di Kecamatan Cibadak. Pendaftar ke SMA ini selalu banyak.

Pertama melalui jalur prestasi rapor dan tidak diterima. Kemudian mendaftar kembali di tahap ke-2 melalui jalur zonasi, dan ternyata tidak diterima lagi.  

Rumah siswa tersebut berada di suatu kampung yang jauh dari pinggir jalan, dan harus naik ojek. Pernah saya mengecek di aplikasi google map, jarak dari kampung tersebut ke SMA negeri kurang lebih 5 Km.

Saya membantunya mendaftar ke SMK swasta terdekat, dan di sana saya bertemu dengan 4 orang siswa lagi yang berasal dari kampung yang sama. Semuanya tidak diterima melalui jalur zonasi, sehingga mendaftar ke sekolah tersebut.

Terkadang saya merasa tidak adil dan merasa kasihan kepada siswa yang menjadi korban sistem zonasi ini. Sebetulnya mereka siswa-siswa yang rajin dan memiliki potensi yang baik, tetapi tidak bisa diterima di sekolah negeri karena jarak rumahnya jauh.

Komunikasi dengan siswa yang saya daftarkan masih berjalan sampai saat ini, dan alhamdulillah prestasinya di SMK sangat menggembirakan karena mendapatkan peringkat kelas pertama di semester 1 dan 2.

Wasana Kata

Tidak diterima di sekolah negeri bukan berarti akhir dari segalanya. Wajib belajar 12 tahun tetap harus dilanjutkan dan sekolah swasta bisa dijadikan sebagai alternatifnya.

Sikap bijak orangtua diperlukan untuk terus mendukung dan menghantarkan kesuksesan anaknya dalam menyelesaikan pendidikan, supaya dapat mewujudkan cita-citanya di masa depan.

Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat. Salam hangat dan bahagia selalu

Cibadak, 14 Juli 2022

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun