Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menantikan Kehadiran Buah Hati

17 Januari 2021   05:54 Diperbarui: 17 Januari 2021   06:44 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dua bulan kemudian saya hamil kembali, sebagai ungkapan rasa syukur saya selalu membaca Al Qur'an setiap hari satu juz, dan kami terus berdoa agar kehamilan yang sekarang bisa berjalan lancar.  Saya masih beraktivitas mengajar seperti biasa, hanya lebih berhati-hati lagi dalam menjaga kehamilan dengan tidak melakukan pekerjaan yang berat di rumah.

Setiap bulan saya selalu konsultasi ke dokter, dan pada tanggal 2 Juli 2009 saya melahirkan ke Rumah Sakit melalui operasi caesar karena posisi bayinya yang sungsang sejak usia kandungan 7 bulan. Kami sangat bersyukur sekali memiliki anak laki-laki yang sehat dengan berat badan ketika dilahirkan 3,4 kg dan panjang 50 cm.

Hari-haripun yang dulu sepi menjadi ramai dengan canda, tawa dan celotehan anak. Pada tahun ini usia anak kami akan menginjak 12 tahun, sudah duduk di kelas 6 SD dan wajahnya sama seperti ayahnya bagaikan pinang di belah dua.

Kamipun tidak menyangka akan memiliki anak tunggal, setelah melahirkan saya tidak ikut program KB  agar bisa secepatnya memiliki anak kembali dan kamipun pernah berobat lagi Ajengan Yahya ketika anak berusia 4 tahun. 

Salah satu penyebabnya karena suami bekerja di luar kota bahkan pernah bekerja di luar pulau Jawa yang menyebabkan kami hanya bisa berkumpul pada waktu-waktu tertentu saja, dan semangat kami untuk  berobat tidak seperti dulu ketika belum punya anak. Apalagi sekarang usia saya sudah di atas 40 tahun, yang tidak memungkinkan untuk hamil kembali karena memiliki resiko yang tinggi.

Bagi kami memiliki seorang anak merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT, apalagi bagi saya yang sering ditinggal oleh suami dengan kehadiran seorang anak bisa menemani hari-hari dengan penuh keceriaan dan penuh semangat. 

Untuk pasangan suami isteri yang sudah lama menikah tetapi belum memiliki buah hati tetaplah bersabar, banyak melakukan ikhtiar dan janganlah putus asa. Ketika melakukan pengobatan baik secara medis ataupun ke alternatif harus dilakukan bersama-sama dan jangan menganggap hanya salah satunya saja yang mengalami kekurangan karena terkadang ada anggapan bahwa istri yang mengalami kemandulan. 

Berobat juga harus disertai pula dengan doa, karena manusia hanya bisa berusaha sedangkan yang menentukan berhasil atau tidaknya adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun