Selaras dengan yang saya sampaikan di awal, saya tak pernah tahu sebelumnya kalau PLN sudah berumur. Plus, ada hal-hal dalam perkembangan histori dari data yang "diketahui" search engine yang perlu dikoreksi. Buku bisa merekam hal-hal itu dengan gamblang dan sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
Pak Try mengatakan pembuatan buku ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, belum ada buku yang mencatat perjalanan panjang PLN, kecuali buku 50 Tahun PLN. Padahal peran PLN sangat besar untuk kemajuan Indonesia, maka catatan sejarah PLN ini dirasa penting untuk dibukukan.
Kedua, perlu ada dokumentasi setiap langkah, kebijakan, dan inovasi yang dilakukan setiap generasi PLN berikut tantangan yang dihadapinya. Ketiga, menjadi pelajaran berharga untuk generasi Y, generasi Z, bahkan juga generasi Alpha yang akan menjadi penerus di PLN.
Buku ini disusun dengan sumber yang jelas, seperti buku-buku yang telah ada sebelumnya, dokumen Arsip Nasional dan Kompas berupa kliping, serta data lain yang relevan. Ada pula narasumber primer seperti mantan-mantan direktur utama PLN, Direktur Utama PLN saat ini, Bapak Zulkifli Zaini, serta beberapa anggota Ikatan Keluarga Pensiunan Listrik Negara (IKPLN).
Buku dengan tebal 552 halaman full warna itu terdiri dari 6 bab yang di dalamnya mengupas tuntas tentang PLN yang ditunjang dengan foto-foto dan tabel-tabel yang lengkap. Buku ini ditulis oleh profesional di bidangnya masing-masing.
Sama dengan buku yang pertama, buku ini juga dibagi dalam 6 bagian (bab). Di dalamnya memuat foto esai seputar PLN, baik itu foto transmisi, pembangkit, distribusi, proyek, supporting, dan transformasi.
Paparan yang Membuka Mata tentang Kelistrikan di Indonesia
PLN menerangi Indonesia, itu fakta. Tanpa PLN, banyak hal yang tidak bisa dilakukan karena listrik menjadi produk wajib yang menunjang berbagai sektor kehidupan. Walaupun berirama bedah buku, acara yang dimoderatori langsung oleh wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas, Tomy Tri Nugroho kemarin membuka wawasan yang tak sedikit.