Mohon tunggu...
Lintang Fatihah
Lintang Fatihah Mohon Tunggu... -

Tak selalu indah seperti apa yang kita lihat. Tak selalu merdu seperti apa yang kita dengar. Terkadang.. Indah hanya sekedar batas pandangan mata. Merdu hanya sekedar batas pandangan telinga. Mata seringkali berpura-pura buta. Telinga seringkali berpura-pura tuli. Hingga lupa bahwa kita hanyalah jiwa yg terlahir dari secuil masa..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perang Perasaan Part III

17 Maret 2016   13:04 Diperbarui: 17 Maret 2016   13:14 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebenarnya, kemana semua ini akan bermuara Ya Rabb??

 

Masih terigat jelas kata2nya semalam. Tentang niatnya untuk melepaskan mereka. Ah, semuanya sudah tertinggal jauh di belakang bukan? 5 tahun. Ya, apakah waktu itu belum cukup??

 

Setahun terakhir ini aku menyibukan diri. Yang tak lain agar waktuku tak terkuras habis untuk memikirkan seseorang yang tak sepantasnya aku pikirkan -_-

 

Hey, kamu!

Semuanya sudah selesai Maret tahun kemarin, bukan?? Disaat aku menumpukan semua harap dan mimpi kepadamu. Kamu tiba2 saja membuat semua runtuh. menjadikannya kepingan keputusasaan untuk seorang gadis bodoh seperti aku. Ya, aku!

Aku yang sudah sedemikian berjuang mengumpulkan kekuatan untuk segala yang menyakitkan. Aku yg setahun terakhir ini ikut tersenyum dari jauh melihatmu, juga melihat mereka..^^

 

Tapi, kenapa kau lantas bilang semuanya belum selesai?? Kenapa disaat aku ingin belajar menerima seseorang yang entah siapa, kau justru datang lagi.. membawa butir2 pilu yg entah harus aku apakan. Entah -_-

 

Hey, kamu!

Wanitanya. 

Sebenarnya kau kenapa? Apa yg kurang dari dirinya?? 

Aku bahkan teramat iri kepadamu. Aku yg sampai saat ini masih mencintai lelakimu >_<

Ya, aku mencintai lelakimu sejak dulu. Sejak belum ada namamu di kehidupanku. Hingga akhirnya dia lebih memilihmu.

Iya, kamu!

Kamu wanitanya yg dia pilih dan aku menerima keputusannya walaupun harus berdarah2 hati ini. Kenapa kau sia2kan dia?? Kenapa? Aku yang tak rela. Kau dengar?! Aku yg tak rela kau menyiakan lelakimu itu.

 

 

Dan aku,

Aku kenapa masih saja mencintai lelakimu. Gila memang. Bahkan aku masih mengharapkannya bisa hidup dengan lelakimu. Tanpa sedikitpun terbesit doa untuk keburukan kalian. 

Aku hanya menunggu keajaiban. Keajaiban dari Dzat yg merajai hati.

 

 

Bii, aku tak tau harus berdoa yg seperti apa dan bagaimana?

Aku hanya meminta yg terbaik kpd-Nya. Terbaik untukmu, untukku, mereka dan semuanya.

Andai kau mau berjuang, aku masih setia menantimu bii..

Walau ku tau semua tak mudah. Bahkan setelah itu pun semua tidak akan mudah. Tapi aku yakin kita bisa melewatinya bersama2, berbagi semangat lewat doa..

 

Tuhan, maafkan sekeping hati ini jika menyalahi hal yg kau cintai. Aku percaya ENGKAU lebih tau apa yg ada dalam hatiku, benar salah pun itu..^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun