Mom, setelah aku renungkan bahwa hari ini adalah hitungan 19 tahun perpisahan kita, baru aku menyadari bahwa engkau pergi saat aku memasuki usia 17, yang kata orang – orang adalah masa – masa manis usia remaja. Pantaslah, bila ada teman yang menanyakan kisah manis masa remajaku yang paling berkesan, aku tidak dapat memberikan cerita-cerita indah apapun Mom, kecuali kisah sedih ini, tentang perpisahan kita.
Mom, lalu Allah menggantikanmu dengan banyak Ibu-ibu yang baik hatinya, yang Allah pertemukan dalam kehidupanku. Tapi, tentu saja cinta padamu itu, tidak akan pernah tergantikan. Allah juga telah mengisi ruang-ruang hampa di hatiku dengan cinta yang lain. Allah telah memberiku pemimpin hidup yang sholeh dan sangat membahagiakan. Menitipkan padaku anak – anak yang (insyaAllah) soleh dan solihat yang menyejukkan. Mereka (menantu dan cucumu) selalu menanyakanmu, dan berdoa untukmu, Mom. Mereka telah mencintaimu tanpa harus bertemu. Tentu engkau bisa melihatnya dengan sangat jelas dari sana.
Maafkan aku ya Mom, bila selama ini tidak sempurna mencintaimu. Ada saatnya aku (tidak sengaja) lupa mengirimkanmu doa – doa. Tapi Mom, tentu aku akan terus berusaha untuk membuktikan cinta ini, dengan cara yang makin sempuna. Aku yakin, Allah yang maha mengabulkan do’a – do’a akan menunjuki ke jalan yang lurus.
Mom, aku sangat berharap dan selalu berdoa
kita akan berkumpul lagi suatu hari nanti
dalam kehidupan abadi.
Damailah engkau di sana, Mom,
Semoga Allah menganugerahimu
tempat paling terhormat di sisi_Nya.
Mom,
Meski waktuku
terus saja berlalu
Namun,
hatiku selalu rindu~
Bekasi, 12 September 2012