Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petani Cilik (Petani 2 Negeri #28 dari 60)

24 Desember 2024   05:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://pesantrensunnahind.wordpress.com/2021/06/22/cara-mengajari-anak-sholat-tepat-waktu-dengan-mudah/

"Allah mewajibkan puasa bagi setiap muslim yang  telah balig, mampu, dan mukim. Adapun anak-anak, tidak wajib melakukannya. Dasarnya adalah sabda Nabi, 'Pena diangkat dari tiga orang,' di antara mereka adalah, 'anak kecil hingga mencapai balig,'," kata Syaikh Utsaimin ketika ditanya tentang hukum anak kecil yang berpuasa. "Tapi, walinya wajib memerintahkannya berpuasa jika dianggap telah mampu melaksanakan puasa. Sebab, hal itu termasuk pengajaran dan latihan menjalankan rukun Islam," lanjutnya.
Ia menyesalkan keadaan yang ada. Katanya, "Fenomena yang kita dapati adalah sebagian masyarakat ada yang membiarkan anak-anak mereka. Tidak diperintahkan salat, tidak pula disuruh puasa. Ini adalah sebuah kesalahan. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya ini ke hadirat Allah Tabaraka wa Ta'ala. Mereka mengira bahwa tidak menyuruh mereka berpuasa adalah bentuk kasih sayang terhadap mereka."

"Sebenarnya," tambahnya lagi, "orang tua yang welas asih terhadap anak adalah yang membiasakan anak mereka melakukan amalan-amalan kebaikan dan kebajikan, bukan malah abai terhadap pengajaran dan pendidikan yang bermanfaat" (Majmu Fatawa wa Rasa'il Asy-Syaikh Ibni Utsaimin, 19/19-20).

"Sebelum fajar, ibu membangunkanku dan memasak air hangat untukku," kenang seorang pria istimewa umat ini. "Hawa di Baghdad begitu dingin dan umurku waktu itu sepuluh tahun. Kami salat sunnah beberapa rakaat. Ibu mengenakan kerudung dan pakaian lalu mengantarku ke masjid untuk salat di sana," tutur pria yang dikenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal ini. Di kesempatan lain, ia mengatakan, "Ibukulah yang membuatku hafal Al-Qur'an di saat umurku baru sepuluh tahun" (Rasa'il ila Mukminah, 188-189).

Ayah, Bunda, sedini mungkin kenalkan ananda pada pahala. Semangati ia menebar benih kebaikan. Bila pun Anda tak bisa bersamanya hingga dewasa, telah Anda tunaikan kewajiban Anda sebagai orang tua. Dan, ananda kelak akan mengenang Anda dalam doa-doanya. Setiap kebaikannya akan menerangi kubur Anda dan menyegarkan kebun Anda. (Serial Petani 2 Negeri, Karya Hayik El Bahja, #28 dari 60).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun