Penggunaan metode MMR juga di tunjang dengan media-media pendukung seperti salindia, gambar, dan video. Media tersebut digunakan dalam penelitian ini sehingga lebih dapat mengoptimalkan pemahaman peserta didik tentang nama organ reproduksi dan juga cara merawat organ reproduksi ketika mengalami masa pubertas awal. Melalui metode ini, siswa dapat lebih memahami nama-nama organ reproduksi, fungsinya, dan cara merawatnya.
Hasil Observasi di SLB Negeri Cicendo, Bandung, menunjukkan bahwa siswa tunarungu usia pubertas belum memahami sepenuhnya tentang kesehatan reproduksi. Materi tentang kesehatan reproduksi tidak diajarkan secara khusus dan mendetail. Guru hanya menjelaskan secara singkat tanpa metode atau media pendukung yang memadai. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih efektif dalam pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa tunarungu.
Pendidikan kesehatan reproduksi adalah bagian penting dari pembelajaran bagi remaja, termasuk bagi mereka dengan hambatan pendengaran. Implementasi metode Maternal Reflektif dengan dukungan media yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa tunarungu tentang kesehatan reproduksi. Langkah ini tidak hanya membantu mereka menjaga kesehatan tetapi juga memberikan mereka pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H