Untuk mewujudkan perencanaan, Bapak Gunawan dan Ibu Itje tidak melakukan sembarangan. Beliau menuliskan bagaimana cara menjadi seorang Suami dan Bapak yang baik bagi Istri dan anaknya di sebuah notes tuanya, yaitu ;
- Menjadi Orang Tua yang lembut dan tidak pemarah
Hal tersebut diwujudkan Bapak Gunawan dan Ibu Itje ketika mendidik Satya dan Saka. Untuk memperkuat bonding kepada kedua anaknya, mereka mendidik keduanya dengan penuh kelembutan, tidak menumpahkan amarah yang luar biasa ketika mereka melakukan kesalahan, justru menasihatinya dengan cara yang tegas dan berkata lembut. Terbukti dari didikannya, Satya dan Saka menjadi anak yang patuh dan sayang kepada beliau dan Ibunya.
- Hemat dan Menabung
Hal tersebut terbukti dilakukan Bapak Gunawan dan Ibu Itje agar keinginannya tercapai. Apalagi saat membangun bisnis tersendiri dan saat karir beliau melonjak naik, mereka berhemat dan menabung dari penghasilan tersebut dengan membeli berbagai logam mulia untuk simpanan saat terkena musibah dan Pendidikan Sang Anak. Bahkan saat beliau pertama kali divonis Kanker, mereka mempersiapkan berbagai simpanan logam mulia untuk biaya pengobatan Bapak Gunawan.
Penerapan Manifesting kepada Satya dan Saka
Pesan Bapak hari ini, Satya dan Saka 'kudu' punya impian. Setinggi-tingginya, seluas-luasnya. Biar semangat dalam hidup. Dan kalau sudah punya impian, harus dikejar! Berusaha, jangan gampang menyerah!
Satya, Saka! Sekarang kalian tulis di kertas ini. Kalau sudah besar, kalian mau jadi apa?
Sebab penerapan Manifesting yang dilakukan Bapak Gunawan berhasil, beliau mengajarkan kepada Satya dan Saka sedari kecil untuk mempunyai impian. Untuk memperkuat bonding, beliau manfaatkan dengan ikut bermain bersama kedua anaknya dan memintanya untuk menuliskan impiannya saat sudah besar nanti. Satya menulis ingin menjadi Engineering dan Saka menulis ingin menjadi Scientist.
Beliau menyarankan Satya dan Saka untuk mulai merencanakan bagaimana cara mewujudkan impiannya agar tercapai. Tetapi beliau pun menasihati kepada mereka bahwa jangan menjadikan impian mereka hanya sekedar angan-angan dan tidak boleh menyerah. Untuk dijadikan sebagai motivasi, beliau berinisiatif dengan memajang impian Satya dan Saka di ruang tamu agar semangat mencapai impiannya.
Saat mereka dewasa dan tanpa kehadiran Sang Bapak, Satya dan Saka berhasil mewujudkan impiannya berkat didikan Sang Bapak saat mereka belia. Khususnya Saka. Teringat dengan pesan mendiang Sang Bapak mengenai pernikahan, Saka melakukan perencanaan yang sangat baik, yaitu memiliki rumah dan karir yang bagus, sampai Saka berani untuk melamar Ayu. Karena tidak ingin saat Saka menikah, tidak mempunyai asset apapun.
Manifesting Bapak Gunawan menjadikan sebuah cerminan anak muda untuk membuat perencanaan dan bertanya kepada diri sendiri bahwa, 'Apa tujuan hidup saya?' Karena hidup harus memiliki tujuan, agar konsisten dan fokus terhadap hal yang harus dilakukan agar tercapai. Tetapi perencanaan itu harus dilakukan dengan tindakan. Percuma saja kalau perencanaan tidak diiringi usaha, itu semua menjadi angan-angan.
