sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan
Setelah kita membaca puisi tersebut, tergambarkan bahwa Widji Thukul membicarakan tentang kebebasan berbicara, pemberontakan terhadap ketidakadilan, dan pentingnya suara. Hal tersebut terdapat dalam keempat bait dengan situasi bahasa menggunakan aku lirik sebagai pembicara.
Isu pertama mempersoalkan tentang kebebasan berbicara, aku lirik menyuarakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk membuat rakyat bungkam tidak akan mampu menghentikan suara atau pertanyaan dan juga keragu-raguan sang aku lirik terhadap pemerintah pada saat itu. Hal tersebut terdapat pada bait pertama,
"sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang