Mohon tunggu...
Tasya Nathania
Tasya Nathania Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

belajar adalah sebuah proses :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kreanova] Getuk Sultan dengan Singkong Varietas Unggul

29 November 2021   08:23 Diperbarui: 29 November 2021   08:37 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kulinear.hops.id

Gethuk asale saka tela

Mata ngantuk, iku tandane apa?

Ah alah gethuk asale saka tela

Yen 'ra pethuk atine rada gela

Ups.. pernahkah Anda mendengar sepenggal lirik diatas? Itu adalah reffrein dari lagu Gethuk, karya dari musisi campursari kondang Manthous. Bagi sebagian masyarakat asal pulau Jawa, pasti sudah tidak asing dengan makanan olahan ketela pohon yang satu ini. Untuk Anda yang belum pernah mendengarnya, izinkan saya mengenalkan getuk pada Anda. Oh ya.. gethuk dan getuk sama saja ya. Hanya saja, getuk tanpa abjad "h" disana adalah bahasa baku yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Getuk merupakan makanan ringan tradisional hasil dari olahan singkong atau ketela pohon. Makanan ini menjadi makanan khas dari Magelang, Jawa Tengah. Ragamnya ada banyak, getuk lindri, getuk goreng, getuk singkong gula jawa, getuk trio, getuk gulung dan lain sebagainya. Kombinasi rasa manis, legit, dan dipadu dengan warna yang menawan sangat menggugah selera. Meskipun banyak macamnya, namun ada satu ciri khas yang membuatnya legendaris, yaitu penggunaan ketela pohon, singkong, atau ubi kayu sebagai bahan bakunya.

Berbicara tentang ketela pohon, singkong, atau ubi kayu semua orang pasti tahu. Tanaman yang memiliki nama Latin Manihot esculanta ini terkenal sebagai salah satu tanaman pangan masyarakat Indonesia setelah beras dan jagung. Ketela pohon merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, lahan subur maupun marginal, dan tidak memerlukan perawatan rumit dalam budidayanya. Ketela pohon merupakan salah satu produk unggulan negara Indonesia. Dalam 100 gram ketela pohon mengandung 112 kalori, 38 gram karbohidrat, dan 1,5 gram protein. Tanaman singkong yang dikembangkan di Indonesia terdiri dari beberapa varietas yang memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Rata-rata umur panen tanaman singkong bervariasi antara 6-12 bulan.

Tidak tahukah Anda bahwa di negara kita ada varietas unggul singkong Darul Hidayah? Singkong varietas ini merupakan singkong raksasa varietas unggul yang mendapat pengesahan dari Kementrian Pertanian di tahun 1998. Disebut singkong raksasa karena hasil panen dari singkong varietas ini bisa mencapai 10 kali lipat dari varietas lain.

 Singkong varietas Darul Hidayah, selain tinggi karbohidrat, protein, dan pati, juga memiliki kadar HCN yang rendah. HCN atau hidrogen sianida merupakan senyawa beracun yang ada pada singkong. Mengutip informasi dari Badan Litbang Pertanian, varietas ini akan panen setelah 8-12 bulan, dengan kisaran hasil panen 102,10 ton/ ha umbi segar dan minimal omzet bersih per lahan bisa mencapai 150 juta. Fantastis bukan! Dengan kandungan karbohidrat tinggi, protein tinggi, pati tinggi, ditambah panen melimpah dengan omzet tinggi, sebut saja singkong Darul Hidayah ini sebagai singkong sultan!

Sumber: gaplek.net
Sumber: gaplek.net

Singkong varietas Darul Hidayah merupakan varietas unggul hasil dari okulasi antara ubi kayu lokal sebagai batang atas (scion) dan ubi kayu karet sebagai batang bawah (stock). Tinggi tanaman ini 3,65 meter. Bentuk daunnya menjari seperti kebanyakan daun singkong lain, namun agak ramping. Warna kulit umbinya putih kecoklatan dengan merah jambu di bagian dalam. 

Daging umbinya berwarna putih. Rasanya kenyal seperti ketan sehingga cocok diolah menjadi produk pangan. Tekstur dari singkong Darul Hidayah ini padat dan tetap berkualitas baik saat direbus, dikukus, atau diolah dengan suhu tinggi. Meskipun belum banyak dibudidayakan oleh petani, tetapi agrobisnis ubi kayu/singkong Darul Hidayah ini memiliki prospek cerah.

Mari kita kembali ke getuk! Oleh karena makanan ini berbahan dasar singkong, maka saya akan membagikan resep cara mengolah singkong sultan yang tadi kita bahas menjadi getuk singkong gula merah. Ini dapat menjadi alternatif pengolahan singkong Darul Hidayah selain keripik, tepung mocaf, dan tepung tapioca untuk menaikkan harga jualnya. Apabila getuk dikemas menarik dan dijual di pusat oleh-oleh, harganya bisa naik berkali-kali lipat. Dimakan sendiri dengan ditemani secangkir kopi hitam juga nikmat. Langsung saja Anda praktikkan resep dibawah ini:

Bahan:

1 kg singkong Darul Hidayah

130 gr gula merah

40 gr gula pasir

Vanili

Garam

Kelapa parut

Daun pandan

Langkah pengolahan:

  1. Kupas singkong lalu cuci bersih dan potong kecil-kecil supaya lebih mudah di kukus.
  2. Kukus 1 kg singkong dengan api sedang sampai teksturnya empuk dan lembut.
  3. Setelah matang, haluskan singkong bersama gula merah sisir, gula pasir, garam, dan vanili sesuai selera, kemudian tumbuk sampai semua bahan tercampur rata.
  4. Siapkan loyang yang sudah diberi alas plastik. Ratakan adonan singkong dengan sedikit ditekan agar padat. Diamkan selama beberapa saat dan getuk singkong siap dipotong.
  5. Selain itu, kukus pula kelapa parut yang sudah diberi garam dan daun pandan selama 10-15 menit.
  6. Sajikan getuk dengan kelapa parut.

Selamat mencoba resep getuk sultan ini! Mari buat dengan hati yang gembira supaya rasanya lebih enak :D

Sumber: 

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. "Ubi Kayu Varietas Darul Hidayah". Kementrian Pertanian. https://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/371/menguti (Diakses November 28, 2021).

Waluyo, Tri. 2020. Pemanfaatan Hormon Tumbuh Organik Untuk Meningkatkan Produktivitas Singkong Hasil Eksplorasi Seleksi Bibit Unggul. Jurnal Ilmu dan Budaya. 4(70): 8207-8217.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun