Mohon tunggu...
tasya nadya
tasya nadya Mohon Tunggu... Lainnya - loves to eat?

tidak misuh misuh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kala Medsos Jadi Alat Lawan Corona

14 April 2020   16:39 Diperbarui: 14 April 2020   16:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Izaz bersama keempat temannta saat membantu tuna wisma, (5/4). (Izaz Alhady)

Melalui media sosial, banyak pihak turun tangan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Berangkat dari motivasi melihat akun media sosial @MelAhyar yang  mengadakan gerakan “Bekal Untuk Semua” yang diadakan di beberapa daerah. Lusi, perempuan 36 tahun ini merasa tergerak hatinya untuk melakukan hal yang sama di daerah tempat tinggalnya.

“tergerak untuk bikin program serupa, konsepnya sama, memberikan makanan siap santap kepada yang membutuhkan kususnya ojol dan supir angkot” ujar Lusi.

Rasa khawatir akan tertular covid - 19 tidak mungkin tidak pernah terlintas dalam benaknya, namun dengan tekad bulat membantu sesama dan tentunya dengan standard keamanan, ia memantapkan hati untuk turun langsung kelapangan.

“khawatir pasti ya, tapi sudah berikhtiar maksimal menjaga, mudah mudahan aman”. sambung wanita asal bekasi itu.

Hal serupa juga dilakukan oleh Ruth Jessica, warga Bekasi yang berhasil mengumpulkan sekitar Rp. 9.400.000 dalam jangka waktu Lima hari sejak tanggal 4 April hingga 9 April.

Rasa prihatin Jessica yang impulsif membuatnya mengadakan bakti sosial ini dengan hasil dana terkumpul diubah menjadi bentuk sembako dan uang tunai.

“karena saya udah dua kali lewatin pasar Pondok gede, itu tuh angkot angkot pada ngetem sepi gaada penumpang, saya inisiatif sampein ke geng whatsapp saya buat bantuin supir angkot galang dana, terus pada respon baik, dan kita bikin di instagram siapa tau ada yang mau ikut juga dan responnya pada baik.” ujar Jessica.

Pedagang yang terpaksa tutup, ojek online yang tidak lagi memiliki penumpang, supir kendaraan umum yang diliburkan, serta para pekerja lain yang dirugikan pada masa PSBB terpaksa harus putar otak untuk mengisi perut sanak keluarga di rumah. Demi membantu sang ibu yang merupakan penjual sayur di pasar Jati Asih, Pondok Gede. Andre mahasiswa tingkat akhir ini, memutar otak untuk membantu sang Ibu dengan berjualan sayur online

“saya mikir saya punya internet dan m-banking, terus coba - coba upload di instagram story terus banyak yang minat, akhirnya rambat ke twitter berhubung PSBB pada nggak bisa keluar, terus rame deh.” ujar Andre.

Tergerak

Bantuan bukan hanya ditujukan kepada ojol dan supir angkot, para pedagang pinggir jalan yang tentunya kehilangan mata pencaharian karena daganannya tidak lagi laris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun