Sastra adalah sebuah karya tulis hasil pemikiran pengarang yang melibatkan daya pikir, perasaan, dan pengalaman dalam kehidupan seorang pengarang. Menurut (Nurrachman, Wikanengsih, Mahardika, 2020) karya sastra merupakan suatu karya yang mengulas tentang berbagai permasalahan hidup yang penuh dengan khayalan yang tinggi. Jenis karya sastra dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi. Salah satu jenis karya sastra fiksi adalah cerpen. Cerpen atau cerita pendek yang merupakan sebuah karya sastra yang alur cerita nya sangat pendek dan singkat. Karena cerpen memiliki jumlah kata yang lebih sedikit dibanding dengan genre prosa lainnya seperti novel dan roman. Cerpen merupakan karya tulis dari hasil pemikiran manusia yang melibatkan imajinasi atau khayalan seorang pengarang. Cerpen memiliki unsur intrinsik, yang terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, gaya bahasa, dan amanat. Dalam hal ini, penulis melakukan analisis latar yang merupakan bagian dari unsur intrinsik cerpen. Dalam sebuah cerita pun didukung oleh latar atau setting. Latar atau setting merupakan sebuah keterangan yang menunjukkan waktu, tempat, dan suasana dalam sebuah cerita atau karya sastra.
Cerpen “Kesalahan Mawar Putih” karya Ishlah Rasyid menceritakan kisah seorang remaja yang masih duduk dibangku sekolah, ada dua gadis Bernama Andine dan Meta. Mereka sudah lama bersahabat, pada suatu hari, terjadilah kesalah pahaman diantara mereka, ada yang mengirimkan mawar putih dibangku dua gadis bersahabat itu. Mereka tidak tahu siapa yang menaruh mawar putih dibangku tersebut. Di mawar putih tersebut terdapat kertas kecil yang bertuliskan inisial nama yaitu “MP”. Andine menyangka mawar putih tersebut untuk sahabatnya yaitu Meta Pricillia. setelah mengetahui siapa pengirim mawar putih tersebut, mereka terkejut karena pengirim mawar putih misterius tersebut adalah Uki yaitu mantan kekasih Andine.
Berdasarkan hasil analisis cerpen yang berjudul “Kesalahan Mawar Putih” karya Ishlah Rasyid terdapat latar pada cerpen. Berikut latar waktu, tempat dan suasana pada cerpen “Kesalahan Mawar Putih” karya Ishlah Rasyid.
- Latar waktu dalam cerpen tersebut yaitu pada saat jam pulang sekolah dan Pagi hari.
- Latar tempat dalam cerpen tersebut yaitu di sekolah dan di pantai.
- Latar suasana dalam cerpen tersebut yaitu bingung, sedih, kecewa, dan senang.
Latar Waktu: Pulang sekolah
“Pagi-pagi sekali Meta dan Andine sudah ada di sekolah.”
Tanpa menjawab satupun pertanyaan dari Meta, Uki berlari keluar kelas. Tapi dasar sial, di depan kelas Uki malah bertabrakan dengan Andine yang udah sesenggukan dan banjir air mata. “Aku benci kamu, Ki!” teriak Andine sambal berlari meninggalkan Uki dan Meta, “Andine!” panggil Uki sambal berusaha mengejar Andine. Tapi, semuanya percuma. Andine udah keburu naik angkot.
Kutipan di atas menunjukkan latar waktu. Latar waktu pada cerpen tersebut yaitu pada saat jam pulang sekolah dan pagi hari. Diceritakan pada cerpen tersebut bahwa Uki berusaha mengejar Andine yang sedang menangis sesenggukan. Tapi semuanya percuma karena Andine sudah naik angkot tersebut.
Latar Tempat: Di sekolah dan di pantai
“Pagi-pagi sekali Meta dan Andine sudah ada di sekolah. Tentunya untuk mencari tau pengirim mawar putih itu.”
Di pantai itu, semua isi hatinya dia keluarkan. Semua kekecewaan yang begitu sesak di dadanya. “Mawar putih itu benar dari kamu, Ki?” tanya Meta kurang yakin.
Kutipan di atas menunjukkan latar Tempat. Latar Tempat pada cerpen tersebut yaitu di sekolah dan di pantai. Diceritakan pada cerpen tersebut bahwa Meta dan Andine sudah di sekolah, untuk mencari tahu pengirim mawar putih itu. Setelah itu, Andine mengetahui siapa yang mengirim mawar putih tersebut. Lalu ia pergi ke pantai untuk meluapkan semua kekecewaannya itu.
Latar suasana: bingung, sedih, kecewa, dan senang.
“Mawar putih lagi?” tanya Andine pada Meta. “Iya nih. Mawar ketujuh!” jawab meta sambil memasukkan mawar putih yang baru saja ia temukan dibangkunya.
Tapi dasar sial, di depan kelas Uki malah bertabrakan dengan Andine yang udah sesenggukan dan banjir air mata. “Aku benci kamu, Ki!” teriak Andine sambal berlari meninggalkan Uki dan Meta.
Di pantai itu, semua isi hatinya dia keluarkan. Semua kekecewaan yang begitu sesak di dadanya.
Andine berbalik menatap Uki dengan wajah yang dibalut air mata. Tapi, kali ini bukan air mata kesedihan lagi, tapi air mata penuh kebahagiaan. “ Happy sweet seventeen, my princess,” ucap Uki sambil memberikan 10 tangkai mawar putih untuk Andine.
Kutipan di atas menunjukkan latar Suasana. Latar Suasana pada cerpen tersebut yaitu bingung, sedih, kecewa dan senang. Diceritakan pada cerpen tersebut bahwa Meta dan Andine bingung siapa yang mengirim mawar putih itu. Setelah Andine tahu siapa yang mengirim mawar putih tersebut, Andine sedih dan kecewa terhadap Uki mantan kekasihnya itu. Lalu ia merasa senang setelah mengetahui bahwa mawar putih tersebut untuk dirinya.
Daftar Pustaka:
Ishlah Rasyid. 2017. Cinta Selalu Menang. Nala Cipta Litera. Makassar .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI