Mohon tunggu...
Tasya Altamyra Fauzia
Tasya Altamyra Fauzia Mohon Tunggu... Guru - Warga negara Indonesia

Tasya Altamyra Fauzia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Tindak Tutur dalam Teater "Tolong" Karya N Riantiarno

2 Juli 2021   23:39 Diperbarui: 2 Juli 2021   23:46 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tasya Altamyra Fauzia Universitas Pamulang Sastra Indonesia tasyaaltamyr@gmail.com 

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi serta fungsinya melalui teater berjudul Tolong karya N. Riantiarno. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil melalui sumber data yang berupa monolog dalam sebuah teater. Hasil penelitian menemukan setidaknya dua jenis tindak tutur ilokusi beserta fungsinya. 

PENDAHULUAN 

Bahasa dengan kehidupan makhlus sosial tentunya tidak dapat dipisahkan. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi. Bahasa diperlukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, dengan adanya bahasa kehidupan sosial manusia dapat berjalan. Maka atas hal-hal yang disebutkan diatas, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. 

Bahasa dalam komunikasi memiliki berbagai bentuk. Tuturan bahasa yang memiliki beberapa bentuk juga memengaruhi timbal-balik dari bahasa yang dituturkan pula. 

Dalam penyampaian tuturan, seorang penutur memerlukan mitra tutur agar dapat berlangsungnya komunikasi. Untuk itu proses tindak tutur dapat dikatakan berjalan apabila terdapat penutur dan mitra tutur. 

Menurut (Austin, 1962) menyebutkan bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Tindak dan tutur merupakan suatu keterkaitan yang erat. Keduanya dapat terjadi bersamaan ketika berjalannya suatu komunikasi. 

Tindak tutur merupakan peristiwa sosial karena menyangkut beberapa pihak yang bertutur dalam sebuah situasi atau tempat tertentu. Tindak tutur memiliki beberapa jenis, namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisis tindak tutur ilokusi untuk mengkaji tindak tutur yang ada dalam teater berjudul Tolong karya N. Riantiarno. 

Tindak tutur ilokusi yang digunakan penulis bertujuan untuk menyimpulkan makna dari monolog yang dituturkan oleh tokoh perempuan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur sindiran dalam monolog tersebut.

METODE PENELITIAN 

Metode penelitian berhubungan dengan tujuan penelitian, tujuan penelitian dilakukan yaitu untuk mengumpulkan dan mengkaji data. Selain itu juga tujuan dari diadakannya sebuah penelitian yaitu untuk mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan. Seperti yang dikatakan oleh (Djajasudarma, 2006:4) tujuan penelitian bahasa adalah mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena- fenomena kebahasaan. 

Bentuk penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Untuk itu arah penelitian ini yaitu sebagai deskripsi mengenai tindak tutur ilokusi, juga menjabarkan data yang telah didapatkan. Data didapatkan melalui sumber data. 

Oleh karena itu data dan sumber data memiliki keterkaitan yang erat. Menurut (Sukandarrumidi dan Haryanto, 2007:20) sumber data yaitu semua informasi yang berupa benda nyata, abstrak, ataupun dalam bentuk peristiwa atau gejala. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sebuah Teater berjudul Tolong yang penulis ambil dari platform Youtube. 

PEMBAHASAN 

Tindak Tutur Ilokusi dalam Teater Tolong Berdasarkan data yang telah penulis kumpulkan, penulis akan mengemukakan beberapa tindak tutur ilokusi dalam beberapa jenis yang dibawakan oleh tokoh perempuan dalam sebuah monolog.

1. Tindak tutur I 

"Saya tidak tahu seberapa lama saya disiksa disini seperti binatang, saya juga tidak tahu apakah saya ini seekor binatang. Emak, bapak tolong saya, saya disekap disini. Mudassir, tolong saya, emak, bapak tolong saya." 

Pada tuturan diatas yang bertindak sebagai seorang penutur adalah seorang wanita yang tersiksa, sedangkan lawan tuturnya adalah seorang laki-laki yang menyiksanya. Maksud dari tuturan tersebut yaitu sebuah sindiran kepada Mudasir yang telah menyiksanya cukup lama hingga ia sendiri tidak tahu sudah berapa lama ia disiksa. Tokoh wanita juga menyebutkan bahwa ia disiksa bagaikan seekor binatang. Tindak tutur ilokusi sendiri merupakan sebuah tindak tutur yang memiliki fungsi untuk menyatakan dan melakukan sesuatu. 

Dari tuturan yang penulis kutip diatas, dapat kita buktikan adanya sebuah pernyataan dan suruhan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi memiliki beberapa jenis, salah satunya yaitu tindak tutur direktif. Tuturan diatas termasuk kedalam tindak tutur direktif, karena tindak tutur tersebut dimaksudkan penutur kepada mitra tutur agar melakukan tindakan yang diinginkan penutur, yaitu dibebaskan dari sekapan dan siksaan yang ia alami.

2. Tindak Tutur II

"Tapi Mudassir, kamu menikahi saya lahir batin kan? Kamu bukan hanya menikahi wajah sayakan? Mudassir jangan tinggalkan saya. Apa saya sudah tidak punya daya tarik lagi? Kamu dulu sering bilang saya cantik. Saya memang cantik. Kecantikan yang alami saya miliki, tanpa bedak dan lipstik." 

Maksud dari tuturan diatas yaitu sebuah tuturan untuk mengucapkan pujian pada dirinya sendiri yang ia sebut memiliki kecantikan alami. Tindak tutur tersebut disebut sebagai tindak tutur ekspresif, tindak tutur ini mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis penutur dalam suatu keadaan. Kutipan diatas mengekspresikan dirinya dengan memuji dirinya sendiri serta mengingatkan Mudassir bahwa Mudassir dulu juga memuji kecantikannya sebelum ia disiksa dan disekap.

SIMPULAN 

Berdasarkan pembahasan diatas terhadap monolog dalam teater berjudul Tolong, penulis menemukan adanya beberapa jenis tindak tutur ilokusi dalam sebuah monolog. Setiap tindak tutur memiliki fungsinya masing-masing. seperti yang ada dalam pembahasan, tindak tutur ilokusi ekspresif memiliki fungsi untuk menyampaikan ekspresi prikologis penutur. Contoh tindak tutur ilokusi ekspresif yaitu pujian. Kedua, tindak tutur ilokusi direktif yang memiliki fungsi untuk menyampaikan maksud keinginan penutur kepada mitra tuturnya. Contoh bentuk dair tindak tutur ilokusi direktif yaitu pengarahan atas suatu keinginan.

DAFTAR PUSTAKA 

Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metodologi Linguistik : Rancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. 

Puspitasari. 2013. "Tindak Tutur dan Fungsi Tuturan Ekspresif dalam Acara Galau Nite di Metro TV". Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Rasa, Maria Puspita D.B., Andayani, Chafit Ulya. 2019. "Analisis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Dialog Naskah Drama PEACE Karya Putu Wijaya dan Relevansinya dengan Materi Ajar Sastra di Sekolah Menengah Atas". BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun