Mohon tunggu...
Tasya AmantaFirnando
Tasya AmantaFirnando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Tanaman Porang sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

11 Oktober 2022   07:56 Diperbarui: 11 Oktober 2022   22:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Porang adalah tanaman yang biasa disebut Iles -- iles atau Complang oleh sebagian masyarakat di Jawa. Dalam sejarah Botani, marga tanaman ini berasal dari Asia Tropik ke Afrika. Lalu berlanjut ke Filiphina, Malaysia, Pulau Jawa, dan Kepulauan Pasifik. Namun, belum tercatat dan belum diketahui sampai saat ini siapa orang yang pertama kali membawa tanaman ini.  

Tanaman porang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tanaman Suweg, sehingga banyak orang mengira bahwa tanaman Porang merupakan tanaman Suweg. Namun sebenarnya kedua tanaman ini memiliki perbedaan. Ciri khas tanaman Porang yang membedakannya dengan tanaman Suweg yakni Porang memiliki bintil yang terletak di cabang tangkai daun, sedangkan tanaman Suweg tidak memilikinya.

Tanaman Porang umumnya ditanam oleh masyarakat di pedesaan. Karena pada daerah pedesaan terdapat hutan, dimana hutan adalah tempat yang cocok digunakan dalam membudidayakan tanaman porang. Tanaman ini dapat tumbuh baik jika berada di bawah tegakan hutan, terutama pohon Sono dan Jati. 

Namun, pada saat ini, pertumbuhan Porang di Indonesia mulai berkurang dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat Porang. Padahal, jika dimanfaatkan dengan benar Porang dapat menambah penghasilan yang sangat menguntungkan. 

Manfaat dari Porang selain digunakan menjadi bahan makanan juga bisa digunakan sebagai bahan industri. Lebih dari itu, ternyata tanaman Porang merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia ke luar negri. Tujuan utama komoditas ekspor tanaman Porang ini adalah negara Jepang dan Vietnam. Negara tersebut memerlukan Porang sebagai bahan makanan atau bahan industri.

Karena banyak masyarakat yang menganggap tanaman Porang tidak penting dan belum mengetahui manfaat dan cara pengolahan yang benar. Selain itu, mereka menganggap bahwa tanaman ini hanya membuat gatal ketika memegang dan terkena getahnya. Namun pada faktanya, rasa gatal akan timbul jika pengolahannya tidak tepat. 

Dengan demikian, jika masyarakat mulai membudidayakan dan mau mengolahnya, sebenarnya  Porang ini merupakan alternatif yang bisa dipilih masyarakat untuk bercocok tanam maupun berwirausaha. Melihat bahwa  persaingan  dalam dunia Porang ini sangat minim dikarenakan tidak banyak orang yang membudidayakan. Hal ini merupakan peluang besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa. 

Selain itu, dengan adanya produktivitas Porang yang naik maka kegiatan ekspor juga akan naik pula, sehingga masyarakat desa pun bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, mengingat bahwa Indonesia belum bisa memenuhi permintaan ekspor Porang dari negara tetangga.

Sejauh ini masyarakat yang sudah membudidayakan Porang, namun ketika panen mereka hanya menjual Porang sebagai bahan mentah atau bahan baku saja tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal, jika masyarakat mengetahui bagaimana cara mengolah Porang menjadi suatu produk industri, hal itu bisa menambah nilai ekonomis dari Porang itu sendiri.

Porang bisa diolah menjadi produk industri, salah satunya bisa dijadikan tepung yang yang nantinya dapat dibuat menjadi suatu produk olahan makanan yang inovatif. Namun, pembuatan tepung Porang tidak semudah membuat tepung kanji dari singkong atau ketela pohon. Untuk membuat tepung porang yang berkualitas diperlukan adanya teknik pengolahan yang benar. Teknik pengolahan Porang untuk dijadikan tepung antara lain yaitu:

  • Tahap pencucian

Umbi porang dimasukkan ke dalam keranjang, lalu dilakukan pengguyuran air secara terus menerus.

  • Tahap penyotiran

Dalam tahap ini, dilakukan penyortiran agar mendapat Porang dengan kualitas yang baik.

  • Proses pemotongan

Umbi porang dipotong melalui mesin pengrajang tipis-tipis

  • Proses pengeringan

Umbi Porang dijemur sampai kering. Proses ini bisa disebut proses akhir dari pembuatan cips porang.

  • Proses penggilingan

Umbi porang yang telah kering atau disebut cips porang kemudian digiling menggunakan mesin sampai cips porang berubah menjadi tepung.

  • Proses pemisahan

Tepung yang sudah jadi tersebut diayak menggunakan suatu alat untuk memisahkan partikel amilum dengan partikel lainnya agar lebih bersih.  

Setelah menjadi tepung, tepung porang tersebut dapat diolah menjadi berbagai makanan yang dapat menambah nilai ekonomis. Misalnya makanan seperti mie, kue, biskuit, dan lain-lain. Sehingga harapannya bisa meningkatkan produktivitas tanaman Porang dan Masyarakat sekitar untuk pertumbuhan perekonomian yang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun