Mohon tunggu...
Tasya Nahwa
Tasya Nahwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berzodiak Libra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama dan Solusi Konflik: "Penggunaan Jalan Umum untuk Acara Keagamaan"

17 Juli 2024   08:41 Diperbarui: 17 Juli 2024   08:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Beragam budaya dan tradisi yang berada di Indonesia sering kali menimbulkan beberapa konflik, Salah satunya penggunaan umum untuk acara keagamaan, seperti slametan. Slametan merupakan upaya manusia untuk mencapai keselametan melalui doa dengan berkumpul antar keluarga, tetangga, dan dipimpin oleh tokoh agama.

            Secara umum, tujuan slametan untuk menciptakan keadaan sejahtera, aman, dan bebas dari gangguan apapun itu baik dari makhluk nyata ataupun halus. Walau kata slamet dapat digunakan untuk orang yang telah meninggal yang berarti "diselamatkan".

Ada beberapa jenis acara slametan, sebagai berikut:

  • Slametan berhubungan dengan kehidupan seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Slametan berhubungan dengan perayaan hari islam seperti maulid nabi, isra' mi'raj, dan malam lailatul qadar.
  • Slametan pada peristiwa kehidupan seseorang seperti pindahan rumah, sembuh dari penyakit, dan mengganti nama seseorang.

            Pada topik ini saya ingin membahas berkaitan dengan penggunaan jalan umum untuk kepentingan acara keagaaman, Kita sering mendapati konflik seperti ini seperti contoh beberapa acara keagaaman yang saya tuliskan diatas. Seperti penggunaan jalan untuk acara keagaaman entah itu Maulid Nabi, Isra' Mi'raj dan lainnya.

            Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh umat Islam setiap tahunnya. Maulid Nabi biasanya diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dan terkadang acara Maulid Nabi ini menutup Sebagian jalan umum, karna sempitnya lahan penyelenggara. Ada beberapa pandangan warga sekitar dengan ditutupnya jalan umum untuk acara keagamaan, seperti kesusahan akses jalan, kepentingan darurat, merasa tidak adil, kebersihan dan ketertiban, memicu konflik sosial dengan warga sekitar, dan selain itu ada juga warga yang merasa terganggu denan adanya acara keagamaan dimalam hari karna menurutnya itu mengganggu jam istirahatnya   

            Lalu bagaimana cara kita untuk mengatasi konflik tersebut, kita dapat melakukan pendekatan moderasi beragama. Apa yang dimaksud dengan moderasi beragam? Moderasi beragama adalah pendekatan yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman dalam beragama. Tujuannya adalah untuk menciptakan harmoni dan kerukunan dalam masyarakat yang memiliki berbagai keyakinan dan praktik keagamaan.

            Dengan menerapkan prinsip-prinsip moderasi beragama, masyarakat dapat mengelola perbedaan dan potensi konflik dengan cara yang damai dan konstruktif. Moderasi beragama membantu menciptakan lingkungan yang secara menyeluruh dan menghargai keberagaman, serta mendorong dialog dan kerja sama antar umat beragama.

            Ada beberapa point yang harus diperhatikan dalam melakukan moderasi beragama yaitu Kehidupan bersama, esensi ajaran agama, martabat kemanusiaan, kemaslahatan umum, prinsip adil dan berimbang, menaati konstitusi sebagai kesapakatan berbangsa.

Dengan moderasi beragama kita semua dapat mengatasi konflik diatas dengan cara berikut:

            Yang pertama melakukan Pemberitahuan, panitia penyelenggara acara keagaaman mungkin dapat memberitahu warga sekitar bahwa aka nada acara yang menggunakan Sebagian jalan umum dan pemberitahuan ini dilakukan beberapa hari sebelum acara. Dan apabila ada beberapa warga yang tidak setuju dengan penggunaan jalan dapat dilakukan musyawarah.

            Yang kedua Musyawarah, dengan adanya musyawarah dengan warga sekitar kita dapat mendiskusikan rangkaian acara dan apa yang warga lain khawatirkan, lalu kita dapat mendengar masukan dan melakukan pertimbangan Bersama. Dan apabila memungkinkan mungkin panitia dapat mempertimbangkan acara keagamaan menggunakan fasilitas umum seperti balai desa atau aula yang dapat menampung orang banyak, bertujuan agar tidak mengganggu jalan umum.

            Yang ketiga Melakukan perizinan, setelah mendapati jalan keluar dari musyawarah panitia dapat melakukan perizin penggunaan Sebagian jalan umum kepada pihak berwenang seperti RT/RW atau kelurahan. Hal ini dilakukan atas dasar penghormatan terhadap aturan dan hak warga yang lain.

            Yang keempat Mengatur jalan, bekerja sama dengan pemuda atau lebih baik melibat polisi lalu lintas untuk mengatur jalan agar tidak terjadi keributan atau kemacetan dan hal yang tidak diingkan selama acara berlangsung.

            Yang kelima Menjaga ketertiban dan kebersihan, panitia acara dapat memastikan bahwa setelah acara jalan yang digunakan tetap dalam keadaan bersih dan meminimalisir kebisingan agar tidak berlebihan.

            Yang terakhir Mengatur waktu, mengatur waktu acara agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti acara yang selesai terlalu malam karna dapat menggangu jam istirahat earga lainnya.

            Dengan melakukan pendekatan moderasi agama dan komunikasi yang baik antar warga dan panitia, konflik atau keributan yang timbul karna penggunaan jalan umum untuk acara keagamaan dapat diminimalisir. Warga dapat saling mengerti, menghormati dan bekerja sama, sehingga acara dapat berjalan tanpa menimbulkan keributan dan tidak mengganggu kenyamanan Bersama.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

            Konflik akibat penggunaan jalan umum untuk acara keagamaan seperti slametan, Maulid Nabi, dan lainnya sering terjadi karena beberapa warga merasa terganggu dengan akses jalan yang tertutup, gangguan pada kepentingan darurat, kebersihan, dan ketertiban.  

            Untuk mengatasi konflik ini kita dapat melakukan moderasi beragama, pendekatan moderasi beragama merupakan pendekatan yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman dalam praktik beragama. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan harmoni dan kerukunan dalam masyarakat yang beragam keyakinan.

            Dengan menerapkan prinsip-prinsip moderasi beragama, masyarakat dapat mengelola perbedaan dan potensi konflik secara damai dan konstruktif. Moderasi beragama juga mendorong terciptanya lingkungan yang menyeluruh, menghargai keberagaman, serta memperkuat dialog dan kerja sama antarumat beragama.

            Moderasi beragama dapat diterapkan dengan memperhatikan beberapa point penting: kehidupan bersama, esensi ajaran agama, martabat kemanusiaan, kemaslahatan umum, prinsip adil dan berimbang, serta menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. Dengan moderasi beragama, konflik ini dapat diminimalisir dan solusi yang adil serta seimbang dapat dicapai.

            Konflik penggunaan jalan umum untuk acara keagamaan dapat diatasi dengan pendekatan moderasi beragama dan komunikasi yang baik. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah:

Pemberitahuan: Memberitahu warga sekitar beberapa hari sebelum acara berlangsung, dan jika ada keberatan, mengadakan musyawarah.

Musyawarah: Diskusi dengan warga untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan mempertimbangkan penggunaan fasilitas umum yang lebih sesuai.

Perizinan: Meminta izin kepada pihak berwenang seperti RT/RW atau kelurahan untuk penggunaan jalan umum.

Pengaturan Jalan: Bekerja sama dengan pemuda atau polisi lalu lintas untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.

Ketertiban dan Kebersihan: Menjaga kebersihan dan meminimalisir kebisingan selama dan setelah acara.

Pengaturan Waktu: Mengatur waktu acara agar tidak mengganggu aktivitas dan jam istirahat warga.

            Dengan cara ini, konflik dapat diminimalisir, sehingga warga dapat saling mengerti, menghormati, dan bekerja sama, dan acara dapat berjalan lancar tanpa mengganggu kenyamanan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun