Waktu itu aku hendak berangkat kerja sementara anakku ingin sekali ikut bersamaku. Aku sempatkan menggendongnya agar dia terhibur. Ternyata tak lama dia BAB hingga aku membawanya ke air dulu untuk dibersihin. Beruntungnya kini di zaman maju sudah ada pampers yang selalu dipakai anakku hingga tak perlu repot 'eenya' berceceran kemana-mana. Berbeda waktu ku kecil (berdasarkan dongeng ibuku) ketika belum ada pampers di kampungku. Kala itu bapakku hendak pergi rapat di balai desa, sejenak setelah berdandan rapi beliau menyempatkan menggendongku dan bercengkrama denganku, ternyata aku BAB dan mengotori bajunya hingga blepotan. Akhirnya beliau mandi lagi dan berganti pakaian. Ah... ternyata itu baru satu contoh kecil betapa aku merepotkan orang tuaku.
Mungkin setiap suami pernah menyaksikan bagaimana perjuangan istrinya mengandung dan melahirkan anaknya. Sekitar sembilan bulan perut membesar dan seringkali aktifitas terganggu dengan besarnya perut atau sakit yang terasa. Melahirkan adalah proses yang sangat berat dengan segala resiko yang sudah siap ditanggung sang ibu. Rasa sakit yang diderita ibu tidak pernah minta berbalas dari anak, yang ada hanyalah keridhaan tiada tara untuk membesarkan dan mendidik hingga dewasa. Bahkan ketika anak sudah berumahtanggapun ibu senantiasa selalu menyayangi anak hingga cucunya.
Sungguh Allah SWT. telah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Surat Al-Ahqaf [46]: 15). Rasulpun ketika ditanya siapa orang yang lebih dulu harus dihormati menjawab 'ibu' sebanyak tiga kali lalu bapak. Betapa besar kewajiban dari Allah dan Rasul-Nya kepada kita Untuk menghormati orang tua.
Benarlah sebuah definisi "berpikir" bahwa seseorang akan bisa berpikir dengan baik bilamana terpenuhinya empat faktor ; fakta, panca indera, otak, dan ma'lumat sebelumnya. Kini aku mampu berpikir dengan baik tentang hebat dan ikhlasnya orang tua membesarkanku setelah aku melihat, merasa, dan melakukan sendiri merawat dan membesarkan anakku. Kini aku mampu berpikir dengan baik tentang betapa beratnya mereka mencukupi kebutuhanku setelah aku merasakan sendiri bagaimana mencukupi keperluan anakku. Kini aku mampu berpikir dengan baik betapa beratnya orang tua mendidikku setelah aku merasakan sendiri beratnya mengarahkan dan mendidik anakku.
Ya Allah ridhailah kedua orang tuaku, berkahilah keduanya. Ya Allah, ampunilah dosaku, dan dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku di waktu kecil.
Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H