Pria itu masih mencari keberadaan Karina yang ternyata berhasil melarikan diri. Harusnya Karina dia ikat saja di pohon besar. Lalu setelahnya, pria itu akan melakukan apapun yang dia mau terhadap gadis itu. Tapi, kenapa dia bisa kabur tadi?
Karina dapat melihat dengan jelas bayangan pria tersebut di bawah cahaya lampu jalan. Dia masih disana, dengan senjata tajam di tangannya.
Ah, pria br*ngs*k! Kenapa pria seperti dia harus menjadi ayahnya? Apakah Tuhan tidak sayang dengan dirinya? Harusnya Tuhan mengasihani Karina dan membiarkan takdir gadis itu baik.
"Lo....."
"Sstt!" telunjuk Karina menempel pada laki-laki di sampingnya. "Jangan bersuara," ucap Karina sangat pelan. Laki-laki itu mengangguk patuh. Karina masih terus memasang telinganya, agar dapat mendengar suara langkah kaki dari pria itu. Begitu pula dengan indera penglihatannya. Dia harus terus menatap dengan awas pada bayangan yang sejak tadi berkeliaran di sekitar. Jika dirinya merasa situasi sudah aman, maka Karina akan kabur---tentu saja membawa laki-laki yang sedang bersama nya ini. Â
Satu jam berlalu. Karina terdiam beberapa saat. Mengapa tidak ada suara langkah kaki lagi? Dan kenapa bayangan itu tidak ada lagi? Apakah pria itu sudah pergi? Mungkin dia mengira bahwa tidak akan ada tanda-tanda siapapun di sekitar sini. Terlebih ini sudah sangat larut.
Karina menghela napas lega. Akhirnya, dia dapat terhindar dari cengkraman pria itu. Karina mengajak laki-laki yang sedang bersamanya itu keluar dari persembunyian mereka.
"Sori, karena bikin lo harus ikut masuk ke situasi mencekam tadi."
"Saya sudah menduganya, perempuan sampah!" Karina menoleh, membulatkan matanya saat menatap pria itu ternyata masih ada disini. "Mau lari kemana lagi kamu, huh!?" Tanpa berpikir panjang, Karina segera berlari dan menarik laki-laki tadi. Ah, sial! Harusnya dia menunggu sampai pagi saja di tempat tadi.
"Apa pria tadi sangat berbahaya buat lo?" tanya laki-laki yang masih ditarik tangannya oleh Karina.
"Kalau lo menganggap seperti itu. Maka, semua itu benar!" jawab Karina simpel.