Biasanya obat ini diresepkan bersama dengan terapi untuk pergantian faktor pembekuan darah. Obat ini memiliki fungsi untuk membantu pembekuan darah agar dapat  membeku lebih cepat. Terapi khusus hemofilia ini seperti yang diketahui bahwa kebanyakan berfungsi untuk membantu pembekuan darah agar dapat membeku dengan lebih cepat.Â
Namun tidak ada yang dapat menyembuhkan penyakit hemofilia 100% . Oleh karena itu terapi khusus hemofilia dapat dikatakan sia-sia karena tidak dapat menyembuhkan penderita penyakit hemofilia secara 100%. Namun terapi khusus tersebut dapat dikatakan tidak sia-sia karena dapat membantu untuk mempercepat pembekuan darah sehingga darah tidak keluar terus menerus.Â
Selain dengan terapi ada juga cara pengobatan yang lain. Misalnya jika seorang ibu yang memiliki seorang anak, kemudian anak tersebut terjatuh dan mengalami luka kecil. Anak tersebut menderita penyakit hemofilia. Maka sang ibu dapat mengambil kain kasa atau perban dingin dengan cara diberi es kemudian diberikan ke luka anak tersebut dengan begitu pendarahan akan mengecil dan cepat berhenti.Â
Bayangkan jika seorang anak yang menderita penyakit hemofilia dan anak tersebut harus disuntik 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus sampai sepanjang hidupnya berakhir dan mungkin anak tersebut akan mendapatkan gangguan mental juga karena terlalu stress akan pemberian suntikan yang secara terus menerus diberikan.
Selain dari terapi injeksi dan terapi melalui obat-obatan, ada juga terapi yang lainnya yaitu menggunakan virus. Virus ini bernama adenovirus. Virus ini akan menginfeksi tubuh manusia dan tidak menimbulkan gejala. Adenovirus ini akan menginfeksi sel hati kemudian membawa materi gen untuk diproduksi oleh faktor IX. Kemudian akan menetap sel hati tersebut sehingga sel hati dapat memproduksi faktor pembekuan IX secara sendirinya. Namun terapi ini belum menjamin 100% bahwa pasien akan sembuh.Â
Kemudian dengan menjalani terapi virus ini bukan berarti sang penderita hemofilia akan terlepas dari penggunaan terapi lainnya. Misalnya jika seseorang yang terkena hemofilia menggunakan terapi virus tersebut maka kemungkinan besar ia juga melakukan terapi lainnya seperti injeksi dan obat-obatan. Namun berdasarkan studi, ditemukan 4 orang pasien yang menggunakan terapi virus ini dan meninggalkan terapi lainnya.
Sekarang penulis akan membahas mengenai terapi injeksi secara lebih dalam. Seperti yang kita ketahui bahwa semua hal yang ada di dunia memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama halnya dengan terapi injeksi ini.Â
Terapi injeksi memiliki kelebihan dan kekurangan juga. Kelebihan terapi injeksi adalah para penderita menjadi terbantu karena dengan injeksi dapat memenuhi kebutuhan dalam faktor pembukaan darah sehingga ketika terjadi pendarahan di tubuh orang yang menderita hemofilia maka dapat terjadi pembekuan darah karena telah disuntik melalui terapi injeksi.Â
Namun kekurangannya adalah orang yang terkena hemofilia tersebut harus melakukan terapi injeksi selama 2 sampai 3 kali dalam seminggu atau lebih mudahnya adalah disuntik 2-3 kali seminggu. Tentu saja hal ini akan memberikan efek-efek yang membuat penderita menjadi tidak nyaman. Efek-efek yang ditimbulkan seperti rasa gatal, mual, dan memar pada area kulit yang di injeksi.
Oleh karena itu, selain dengan terapi ada juga cara pengobatan yang lain. Misalnya jika seorang ibu yang memiliki seorang anak, kemudian anak tersebut terjatuh dan mengalami luka kecil. Anak tersebut menderita penyakit hemofilia. Maka sang ibu dapat mengambil kain kasa atau perban dingin dengan cara diberi es kemudian diberikan ke luka anak tersebut dengan begitu pendarahan akan mengecil dan cepat berhenti.Â
Bayangkan jika seorang anak yang menderita penyakit hemofilia dan anak tersebut harus disuntik 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus sampai sepanjang hidupnya berakhir dan mungkin anak tersebut akan mendapatkan gangguan mental juga karena terlalu stress akan pemberian suntikan yang secara terus menerus diberikan.