Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Memahami dan Mengobati Inner Child

30 Agustus 2022   09:14 Diperbarui: 30 Agustus 2022   09:21 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Inner Child" (Sumber: Pinterest.id)

Inner child merupakan bagian dalam diri seseorang yang terbentuk dari pengalaman dirinya di masa kecil. Inner child juga dapat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang saat dewasa, hal ini disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang tidak hilang.

Inner child kerap kali di definisikan sebagai sisi dalam diri seseorang yang terabaikan. Banyak orang yang belum menyadari dalam dirinya terdapat inner child.

Kadang kala muncul pertanyaan yang berspekulasi dalam benak: "Apakah aku baik?, Apakah aku dicintai?, Apakah aku dalam kondisi aman?" Hal tersebut sudah termasuk dalam kategori inner child.

Berikut merupakan tanda-tanda inner child kita sedang terluka:

1. Mudah merasa takut terhadap segal sesuatu yang belum terjadi bahkan tidak akan pernah terjadi dalam hidup

2. Memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sulit untuk berkembang

3. Sering merasa bersalah atas apa yang telah terjadi dan tidak berupaya mencari problem solvingnya

4. Memiliki emosi yang tidak stabil

5. Berambisi yang berlebihan dan takut gagal.

Setelah mengetahui tanda-tandanya. Berikut merupakan cara mengatasi inner child yang terluka:

1. Melakukan meditasi untuk penyembuhan sisi anak yang terluka

2. Memahami sisi anak-anak yang terjadi pada diri kita

3. Mulai menyayangi sisi tersebut

4. Kemudian, mencoba berkomunikasi dan mendengarkan kemauan sisi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun