Berbicara mengenai dakwah, maka khalayak akan cenderung memiliki batasan dalam berpikir dan memiliki kesimpulan bahwa dakwah hanya sebatas kegiatan berupa ceramah, khutbah, atau kegiatan pengajian. Metode yang digunakan kerap kali juga menjadi penghalang dalam memaknai konsep dakwah yang sebenarnya.
Definisi dakwah menurut Ibn Taimiyah, beliau menyatakan bahwa dakwah ialah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya, membenarkan berita yang mereka sampaikan dan mentaati perintah- Nya.
Sementara itu, makna dakwah secara istilah (terminologi) merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Hal demikian berakar dari pengartian kata dakwah, yang mana merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Selanjutnya, setelah membaca sekaligus memahami paradigma terhadap pemaknaan kata "dakwah" pasti ada perkembangan dari batasan pemikiran bahwasannya dakwah cenderung pada konsep khutbah, ceramah, dll.
Kegiatan yang dilakukan dengan prinsip memerintahkan kepada kebaikan dan menjauhi kemunkaran (Amr Ma'ruf Nahi Munkar) juga termasuk kategori berdakwah. Contoh bentuk aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari: bersikap jujur, saling tolong menolong, menjaga hak sesama manusia dan makhluk ciptaan Allah SWT, bersedekah, menasehati sesama, dan masih banyak lagi.
Contoh sikap Amr ma'ruf nahi munkar diatas merupakan bentuknya dalam dunia nyata, lalu bagaimana jika kita hendak mengimplementasikan Amr ma'ruf nahi munkar di dunia maya (media sosial). Setiap manusia diciptakan memiliki passion masing-masing. Adakalanya memiliki passion dalam public speaking sehingga berinisiatif membuat konten melalui YouTube, ada yang memiliki passion untuk menulis sehingga ia berkontribusi di berbagai platform kepenulisan, ada juga yang mahir di bidang desain sehingga ini menyampaikan pesan amr ma'ruf nahi munkar dalam setiap karyanya, dan masih banyak passion lainnya.
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk senantiasa mencegah kemunkaran dan mengajak berbuat baik. Ini merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus diamalkan setiap Muslim. Siapapun yang melakukannya akan menggapai surga yang penuh kenikmatan. Hal demikian termaktub dalam Dalam surat Al Imran ayat 104:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang yang beruntung." (QS Al Imran ayat 104).
Sementara itu, dalam Hadis juga dijelaskan mengenai anjuran untuk amr ma'ruf nahi munkar:
"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).
Selanjutnya, setiap segala bentuk penerapan sesuatu pasti memiliki atsar (efek) sehingga kita dapat menerima feedback. Jika kita berperan sebagai seorang da'i maka kita akan mendapat feedback dari ma'u. Jika kita sekedar berposisi sebagai komunikator maka kita akan mendapat feedback dari komunikan.
Feedback yang diberikan kepada kita sebagai akibat dari implementasi amr ma'ruf nahi munkar bersifat variatif. Jika seorang YouTuber feedback yang menjadi indikatornya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk inspirasi konten selanjutnya, nah feedback ini dapat berupa viewrs (dari banyaknya viewrs konten kita berarti banyak yang suka, support) atau juga bisa menggunakan kolom komentar sebagai indikatornya. Sama halnya dengan bentuk implementasi amr ma'ruf nahi munkar di media sosial lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H