Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kala Kebiasaan Membacakan Dongeng kepada Anak Memiliki Beragam Manfaat

1 Maret 2023   06:48 Diperbarui: 1 Maret 2023   07:31 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kreatif (Sumber: sibermedia.com)

Dongeng merupakan cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi atau bersifat fiktif. Meski tidak nyata, penyajian dongen befungsi sebagai hiburan serta penyampaian pesan dan moral yang disajikan dalam bentuk cerita.

Dongeng memiliki sasaran pembaca yakni kalangan anak-anak, sehingga proses pemahaman pesan terhadap perilaku positif dan negatif dapat dipahami dengan mudah melalui cerita dalam dongeng.

Kerap kali dongeng disebut memiliki relevansi dengan cerita imajinasi, meski terkesan berandai-andai, dongeng juga memiliki peran penting dalam bidang pendidikan. Dongen memiliki unsur antara lain tema, latar, tokoh, dan amanat.

Penanaman minat literasi sudah seharusnya dilakukan sejak dini, salah satunya dengan cara kebiasaan orang tua membacakan dongen kepada sang buah hati. Karena terpaut usia yang masih dini, sangat tidak memungkinkan untuk si kecil membaca sendiri, sehingga peran orang tua dalam mendukung proses perkembangan anak sangat dibutuhkan.

Adapun contoh dongeng adalah dongeng Si Kancil dan Buaya, Kelinci dan Kura-kura, Persahabatan Tikus dan Singa, Anak Gembala dan Serigala, dan masih banyak contoh dongen lainnya. Berikut merupakan manfaat membacakan dongeng kepada anak:

1. Menumbuhkan kemampuan literasi 

Ilustrasi Literasi (Sumber: nesabamedia.com)
Ilustrasi Literasi (Sumber: nesabamedia.com)

"Biasa, Bisa, Terbiasa."

Statement tersebut akan selalu menjadi prinsip seseorang dalam menikmati sebuah proses. Kecintaan anak kepada literasi akan mustahil tumbuh bila tidak ada motif kebutuhan serta motivasi dari orang tuanya.

Oleh sebab itu, kebiasaan membacakan dongen sejak dini akan membantu anak agar memiliki kemampuan literasi dan memupuk kecintaan terhadapnya.

2. Meningkatkan fokus

Ilustrasi Fokus (Sumber: beritafokus.com)
Ilustrasi Fokus (Sumber: beritafokus.com)

Kegiatan membaca dan menyimak merupakan salah dua dari sekian banyak kegiatan yang berfungsi dalam meningkatkan fokus. Namun, perlu diperhatikan bahwa secara umum manusia akan memiliki batas fokus dalam kurun maksimal 3 menit pertama. Jadi, orang tua harus memiliki siasat untuk terus membuat anak fokus.

Melatih tingkat kefokusan anak dapat dilakukan dengan cara membiasakan membaca dongeng dengan nada yang sesuai dengan kalimat pada bacaan alih-alih hanya sekedar membaca justru malah membuat anak merasa bosan.

3. Menumbuhkan kreativitas

Ilustrasi kreatif (Sumber: sibermedia.com)
Ilustrasi kreatif (Sumber: sibermedia.com)
Dongeng merupakan prosa yang bersifat fiktif, sehingga tidak jarang pembacanya dibuat seolah masuk dalam dunia fantasi. Hal ini juga secara tidak langsung melatih serta membantu menumbuhkan daya kreativitas pada anak.

4. Melatih respons anak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), respons didefinisikan sebagai reaksi atau tanggapan. Respons sendiri memiliki dua cabang yakni respons positif dan respons negatif. 

Sementara itu, respons disini berperan dalam melatih reaksi atau tanggapan anak terhadap alur cerita yang disajikan dalam sebuah dongeng, sehingga ia memahami permasalahan ringan kemudian mencari problem solvingnya.

5. Memperat hubungan anak dengan orang tua 

Ilustrasi jalinan hubungan orang tua dan anak (Pint. Daywithme)
Ilustrasi jalinan hubungan orang tua dan anak (Pint. Daywithme)

Tidak banyak orang tua yang memiliki waktu secara intens dengan buah hatinya ketika pagi, siang, hingga sore hari karena beragam faktor. Oleh sebab itu, malam menjadi waktu bagi mereka, meski jarang bertemu hubungan orang tua dengan anak tidak akan pernah hilang, namun perlunya penguatan agar keluarga tetap harmonis.

Indikator keharmonisan dalam keluarga salah satunya bisa dilihat dari pemenuhan hak dan kewajiban yang semestinya dilakukan dan diterima baik dari pihak orang tua maupun anak. Kebiasaan membacakan dongen dapat dijadikan sebagai salah satu kewajiban orang tua dalam memenuhi sarana dan media belajar di rumah, begitu pula bagi sang anak dapat dijadikan sebagai hak menerima perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

Dengan begitu, keduanya akan sama-sama memiliki peran yang sejalan dan hubungan antara orang tua dengan anaknya akan terjalin semakin erat.

6. Membantu proses belajar bicara

Proses belajar bicara pada anak membutuhkan stimulus yang mana secara garis besar datang dari lingkungan sekitarnya. Kebiasaan membacakan dongeng disinyalir dapat membantu proses belajar anak karena pada saat orang tua membacakan dongen anak menyimak dan memberikan respons. Sebagian besar anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ia akan meresponsnya dengan belajar menirukan bicara dan bertanya.

7. Mendukung perkembangan sensorik dan kognitif

Perkembangan sensorik adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak untuk menggunakan indra ditubuhnya, meliputi indra penglihatan, indra pendengaran, indra perasa, hingga sentuhan. Sedangkan perkembangan kognitif merupakan tahapan-tahapan perubahan pada anak untuk memahami, mengelola, hingga memecahkan masalah.

Kebiasaan membacakan dongeng dapat mendukung perkembangan sensorik dan kognitif karena dalam membaca dongen anak akan menggunakan beberapa indra dalam tubuh dan jika dilakukan berulang maka akan mengalami perkembangan. Selain itu, alur yang disajikan dalam sebuah dongeng dapat membantu perkembangan kognitifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun