Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berkontribusi dalam Transisi Energi Menuju Era Energi Berkelanjutan

6 Februari 2024   14:01 Diperbarui: 6 Februari 2024   14:04 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam menunjukan pukul delapan kurang lima belas. Rutinitas pagi menuju tempat kerja dimulai. Si Molis andalan keluar dari garasi. Stop kontak dinyalakan, tuas gas ditarik perlahan, molis pun melaju nyaris tanpa suara. Pagi ini saya dan istri menuju stasiun Bekasi untuk naik Commuter Line.

Motor listrik (molis) belum lama menemani kami wara-wiri antara rumah-stasiun-rumah. Sengaja dibeli karena lebih hemat dan ramah lingkungan. Ini adalah kebiasaan baru yang kami lakukan sebagai respon atas upaya pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik yang bebas polusi.

Demikian halnya dengan Commuter Line, moda transportasi kami menuju kantor. Selain ongkosnya murah, moda transportasi berbasis listrik ini tentunya ramah lingkungan.


Ditengah isu krisis energi, krisis iklim, dan transisi energi menuju era energi terbarukan yang ramah lingkungan, menggunakan molis dan Commuter Line adalah pilihan terbaik sebagai kebiasaan baru yang bisa kami lakukan.

Berdasarkan pengalaman selama 6 bulan menggunakan motor listrik dengan sistem swap baterai, biaya yang dikeluarkan untuk top up sebesar Rp70.000 untuk total jarak 400 km.

Jika dibandingkan dengan motor konvensional dengan asumsi konsumsi BBM-nya rata-rata 50 km/ liter, maka untuk menempuh jarak 400 km dibutuhkan BBM kurang lebih 8 liter. Karena kami biasa menggunakan BBM RON 92 dengan harga rata-rata Rp14.000, potensi pengeluaran sebesar Rp112.000. Menggunakan molis jelas lebih hemat.

Jika saat ini odometer menunjukan angka 1.500 km, berarti selama 6 bulan memakai motor listrik, potensi total BBM yang dihemat sebanyak 30 liter.

Keputusan kami beralih dari mobil pribadi ke Commuter Lain juga turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon. Selama enam bulan ini, setidaknya kami telah turut mengurangi emisi karbon sekitar 1.080 kg. Kok tahu? Bagaimana hitungannya?

Setiap hari kami menempuh jarak pulang-pergi sejauh 56 Km. Jika rata-rata konsumsi BBM 15 Km/ liter, dalam 1 hari berarti dihabiskan 3.7 liter BBM. Jika ditotal selama satu bulan BBM yang dikonsumsi sebanyak 75 liter. Sebagai gambaran, mengutip PLN, emisi karbon 1 liter BBM adalah 2.4 kg, berarti sudah 6 bulan ini kami mengurangi emisi karbon sebanyak 1.080 kilogram.

Penggunaan energi listrik sebagai sumber energi moda transportasi jelas lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang oleh PLTU, emisinya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.(PLN.co.id).

Hemat Energi

Selain beralih menggunakan moda transportasi berbasis energi listrik, berkontribusi dalam transisi energi menuju era energi berkelanjutan dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hemat energi.

Sebagian besar diantara kita sebenernya sudah memahami pentingnya perilaku hemat energi. Tapi namanya juga manusia, terkadang lupa dan lalai.

Membiarkan listrik dan AC menyala di ruangan yang kosong, membiarkan TV menyala sampai pagi sementara kita terlelap, menunggu diparkiran dengan tetap menyalakan mesin dan AC mobil, atau memilih menggunakan motor untuk pergi ke minimarket yang jaraknya dekat padahal tidak sedang diburu waktu, adalah contoh perilaku boros energi yang masih dilakukan banyak orang.

Perlu komitmen bersama untuk terus saling mengingatkan anggota keluarga atau pengguna layanan publik seperti rumah ibadah, rumah sakit, dan sekolah agar senantiasa hemat dalam penggunaan energi. Gunakan energi seperlunya dan sewajarnya.

Memasang stiker hemat energi di dekat saklar adalah cara termudah untuk saling mengingatkan anggota keluarga dan masyarakat untuk istiqomah dalam mewujudkan perilaku hemat energi. 

Energi Berkelanjutan

Beralih menggunakan motor listrik, naik Commuter Line, dan hemat aenergi adalah bentuk kontribusi terhadap program pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan. Hal ini sebagai respon atas krisis iklim yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Tahun 2023 lalu dinyatakan sebagai tahun terpanas dalam 100.000 tahun! (Kompas.id). Sektor energi merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca dan memicu pemanasan global. 

Di sisi lain, cadangan energi fosil kian hari kian menipis. Kementerian ESDM dalam keterangan pers tertanggal 19 Januari 2021 menyatakan bahwa cadangan minyak Indonesia tersedia untuk 9,5 tahun dan cadangan gas 19,9 Tahun (esdm.go.id).

Rencana menyuntik mati PLTU dan membangun pembangkit listrik yang berbasis energi berkelanjutan mulai dilakukan pemerintah. Pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, air, panas bumi, dan bio energi terus diupayakan pembangunannya.

Di hilir pemerintah juga mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Masyarakat di dorong untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik untuk menselaraskan program transisi energi menuju era energi berkelanjutan.

Dengan alasan itulah, pada Pekan Raya Jakarta tahun 2023 lalu kami membeli motor listrik. Sayang waktu itu motor yang kami beli belum termasuk yang disubsidi pemerintah. 

Semoga ini menjadi langkah kecil kami dalam pemanfaatan energi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan (tasbul).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun