Deforestasi dan alih fungsi kawasan hutan termasuk dosa ekologis yang memicu perubahan iklim. Penggundulan hutan membuat kemampuan alam menyerap CO2 jadi berkurang.
Pemanasan global juga dipicu oleh perilaku manusia yang tidak bijak dalam memperlakukan sampah. Sampah yang menggunung di TPA dapat menghasilkan metana, gas yang 28 kali lebih merusak dibanding karbon dioksida.
Bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim tak hanya sekedar merusak bangunan dan infrastruktur atau hilangnya nyawa manusia, tapi juga mengancam kelangsungan hidup manusia secara keseluruhan.
Hijrah Ekologis
Hijrah ekologis dimaknai sebagai perubahan mindset atau pola pikir seseorang dalam menyikapi lingkungan sekitar dan diwujudkan dalam perilaku yang mendukung terwujudnya lingkungan sustainable atau lingkungan berkelanjutan.
Hijrah ekologis adalah bentuk pertaubatan atas dosa ekologis yang pernah dilakukan sekaligus sebagai momentum memutus tradisi mewariskan dosa ekologis.
Dalam keseharian, tanpa kita sadari mungkin kita melakukan dosa ekologis. Membiarkan lampu dan AC menyala di ruangan yang kosong, Â menunggu di dalam mobil sambil menyalakan mesin dan AC, membuang sampah sembarangan atau memilih menggunakan motor untuk ke minimarket yang jaraknya tidak jauh dan tidak sedang diburu waktu.
Perilaku boros energi dan tidak ramah lingkungan pada dasarnya didorong oleh perilaku yang belum mengadopsi sustainability mindset atau pola pikir berkelanjutan.Â
Sustainability mindset merupakan cara berpikir dan keberadaan tertentu, di mana seseorang atau kelompok secara sadar merefleksikan nilai-nilai pribadi mereka, dengan maksud untuk merespons melalui cara terbaik dan terhubung dengan kompleksitas sosial dan lingkungan (watyutink.com). Â Â
Pertaubatan atas dosa ekologis tak berhenti pada tataran mindset. Program zero waste dan zero emission dapat dipedomani sebagai rujukan dalam melaksanakan aksi.
Sederet amalan zero waste dan zero emission diantaranya sebagai berikut. Pertama, menghindari penggunaan plastik sekali pakai dan memilah sampah kertas atau plastik.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya