Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema Milenial, Antara Tuntutan Regenerasi Petani dan Ancaman Disrupsi

20 Mei 2019   17:28 Diperbarui: 20 Mei 2019   17:51 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat nir awak untuk menyemprot pupuk atau pestisida (foto: digitalistmag.com)

Tapi seiring derasnya arus perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, lima atau sepuluh tahun yang akan datang disrupsi niscaya terjadi. Terlebih lagi jika program tol langit yang digaungkan pemerintah sudah beroperasi maksimal. Seuluruh warga Indonesia akan memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses internet.

Realitas ini tentu menjadikan Generasi Milenial dalam kondisi yang dilematis. Ditengah tuntutan adanya regenerasi petani yang saat ini bebannya ada di pundak mereka, di sisi lain ancaman disrupsi mengancam keberadaan petani di masa yang akan datang.

Menjadi tugas pemerintah, para akademisi, dan pelaku usaha untuk memikirkan dan merumuskan kebijakan sebagai solusi atas persoalan regeneasi petani dan ancaman disrupsi. Pemanfaatan teknologi digital dan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini semoga bisa dimanfaatkan dalam pembangunan pertanian yang berkelnjutan tanpa harus banyak yang dikorbankan (tasbul).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun