Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meneladani Mereka yang Pergi ke Rusia dengan Cara Berbeda

9 Juli 2018   16:57 Diperbarui: 15 Juli 2018   09:51 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Moskow, Sochi, Kazan, dan St. Petersburg

Berbagai macam cara dilakukan suporter demi mendukung tim kesayangannya di Piala Dunia Rusia. Ada yang melakukannya dengan cara biasa, ada juga dengan cara "gila".

Setidaknya ada enam suporter yang melakukan cara tak biasa untuk datang ke Rusia. Mereka adalah Kristbjorn Hilmir Kjartansson dan Gretar Jonsson dari Islandia, Hubert Wirth dari Jerman, duo Englishman - Jamie Marriott dan Mitchell Jones, dan Helder Batista dari Portugal.

Kristbjorn Kjartansson dan Gretar Jonsson Bersama Lada (Foto: @HMLadan
Kristbjorn Kjartansson dan Gretar Jonsson Bersama Lada (Foto: @HMLadan
Kristbjorn Hilmir Kjartansson dan Gretar Jonsson

Kjartansson dan Gretar memutuskan menempuh perjalan darat sejauh kurang lebih 6.500 kilometer untuk mendukung Timnas Islandia di Rusia. Mereka mengendarai Lada tua buatan Rusia yang sudah direparasi.

Lada sejatinya bukanlah mobil ideal untuk menempuh perjalanan darat yang jauh. Mobil ini lebih terkesan imut dan lucu. Jauh dari kesan tangguh layaknya mobil touring pada umumnya.

Bertemu dengan Presiden Islandia (Foto: @hmladan)
Bertemu dengan Presiden Islandia (Foto: @hmladan)
Semangat juang ala Viking yang ditunjukan Kjartansson dan Gretar mendapat apresiasi oleh masyarakat termasuk Presiden. Sebelum mereka berangkat, Presiden Gudni Th. Jóhannesson mengundang dan menjamu keduanya seraya menitipkan pesan dukungan kepada Aron Gunnarsson dkk.

Kjartansson dan Gretar bertekad tidak akan kembali selama Islandia masih berlaga di Piala Dunia. Dengan kata lain setidaknya akan ada tiga kota yang mereka kunjung di Rusia: Moskow, Volgograd, dan Rostov. Di ketiga kota itulah Islandia akan berlaga di fase grup.

Rute Reykjavik - Rostov
Rute Reykjavik - Rostov
Pada 5 Juni 2018 mereka bertolak dari Reykjavik Ibukota Islandia yang berada di ujung barat daya menuju kota pelabuhan Seyðisfjörðu arah timur laut. Menaiki kapal feri Norræna mereka menyebrangi laut Norwegia menuju Denmark setelah sebelumnya singgah di Kepulauan Faroe. 

Perjalanan darat dimulai dari Denamark dengan melintasi Jerman, Polandia, Lituania, Latvia dan Rusia. Dokumentasi perjalanan keduanya bisa diintip di akun Facebook dan Instagram dengan nama HM Ladan. 

Liputan HM Ladan di Moskow (Foto: HM Ladan)
Liputan HM Ladan di Moskow (Foto: HM Ladan)
Duo HM Ladan tiba di Moskow Rusia pada tanggal 14 Juni. Antusiasme masyarakat terhadap keduanya terlihat dari banyaknya wartawan yang meliput kedatangan mereka di Moskow.

Di kota ini mereka menyaksikan pertandingan perdana Islandia versus Argentina (16/6). Pada laga tersebut Islandia berhasil menahan imbang Argentina dengan skor 1-1. Sebuah awal yang bagus.

 Jangan Nonton Bola Tanpa Kacang Garuda

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke utara menuju kota Volgograd yang berjarak 990 KM dari Moskow. Di sini mereka menyaksikan pertandingan kedua timnas Islandia kontra Nigeria yang berlangsung 22 Juni. Sayang, kali ini Islandia kalah 0-2.

Kalah dari Nigeria tak membuat Islandia tersingkir. Mereka masih memiliki peluang untuk lolos jika berhasil memenangi pertandingan terakhir di Rostov-Arena Stadium, Rostov.

Rostov terletak di sebelah barat Volgograd dan berjarak sekitar 500 KM. Di kota ini Islandia menghadapai Kroasia yang sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar.

Sayang pada pertandingan tersebut Islandia harus menelan kekalahan dengan skor 2-1. Itu berarti pasukan Heimir Hallgrimsson harus segera berkemas untuk pulang kampung. Begitu juga dengan duo HM Ladan - Kristbjorn Hilmir Kjartansson dan Gretar Jonsson.

Hubert Wirth

Kisah berikutnya datang dari seorang pria dari kota Pforzheim Jerman bernama Hubert Wirth. Wirth rela menempuh perjalanan sejauh 2.500 kilometer selama kurang lebih 10 hari menuju Moskow demi mendukung Timnas Jerman.

Foto: gettyimages
Foto: gettyimages
Yang membuat kisah perjalanan ini menjadi istimewa adalah usia Hubert Wirth yang tak lagi muda dan traktor antik yang dikendarainya. Wirth sudah berumur 70 tahun dan traktor yang ia kendarai dibuat tahun 1936 yang dinamainya Lanz Bulldog.


Selama perjalanan Hubert Wirth ditemani anjing kesayangannya yang setia Hexe. Bersama traktor tuanya yang berkecapatan maksimum 20-30 kilometer per jam, Ia bergerak perlahan ke timur menyusuri Polandia, Belarusia, dan menuju Moskow Rusia.

Dalam melakoni petualangannya Wirth mengaku tidak "ngoyo" atau memaksakan diri. Dia akan beristirahat dengan santai jika merasa perlu dan menikmati pemandangan. Wirth pun mengaku senang berinteraksi dengan orang-orang yang dijumpainya selama perjalanan.

Beberapa kali Wirth diberhentikan polisi. Bukan untuk ditilang, tapi polisi-polisi tersebut hanya ingin berswafoto bersama Wirth dan traktor antiknya.

Di Moskow Wirth menyaksikan laga Jerman kontra Meksiko yang berlangsung di Stadion Luzhniki pada 17 Juni. Sayang pada pertandingan tersebut pasukan Juachim Loew harus mengakui keunggulan Juan Carlos Osorio dengan skor 0-1.

Letak Moskow, Sochi, Kazan, dan St. Petersburg
Letak Moskow, Sochi, Kazan, dan St. Petersburg
Pertandingan Jerman berikutnya melawan Swedia dan Korea Selatan terpaksa dilewatkan Wirth. Musababnya kedua pertandingan dilangsungkan di Stadion Fisht di kota Sochi yang terletak di Barat Daya Moskow dan Kazan Arena di kota Kazan, arah Tenggara Moskow. 

Selain waktu tempuh yang tidak memungkinkan, letak keduanya berlawan arah dengan rute jalur pulang Wirth yakni melalui St. Petersburg - sebelah Utara Moskow.

Rute Feri St. Petersburg - Helsinki - Copenhagen
Rute Feri St. Petersburg - Helsinki - Copenhagen
Wirth pun kemudian melanjutkan perjalanan ke Seint Petersburg untuk pulang sekaligus menyaksikan salah satu babak knockout yang digelar di kota tersebut. Dari sana ia akan menaiki feri menuju Helsinki dan kembali ke rumah melalui Denmark.

Bersepeda ke Rusia

Menempuh perjalan darat ribuan kilometer dengan mengayuh sepeda menuju rusia mungkin cara paling "gila" yang pernah dilakukan suporter. Cara itulah yang dilakukan oleh Jamie Marriott dan Mitchell Jones, dan Helder Batista.

Jamie Marriott dan Mitchell Jones di Vologograd Arena
Jamie Marriott dan Mitchell Jones di Vologograd Arena
Jamie Marriott dan Mitchell Jones

Jamie dan Mitchel adalah dua orang pendukung Timnas Inggris yang mengayuh sepeda dari Emsworth, Inggris menuju Volgograd, Rusia. Mereka menempuh perjalanan sejauh 3.800 kilometer selama 24 hari menyebrangi Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Polandia, Ukraina, dan Rusia.

Ilustrasi rute Emsworth - Volgograd
Ilustrasi rute Emsworth - Volgograd
Tak sekedar untuk mendukung Timnas Inggris, mereka menjadikan petualangannya sebagai cara menggalang dana untuk Bobby Moore Fund for Cancer Research. 

-- Jangan Nonton Bola Tanpa Kacang Garuda --

Kedatangan mereka di Volgograd terasa lebih manis karena Harry Kane dkk berhasil mengalahkan Tunisia dengan skor 2-1 pada pertandingan perdana di Volgograd Arena.

Helder Batista (REUTERS)
Helder Batista (REUTERS)
Helder Batista

Helder Batista adalah pendukung timnas Portugal. Ketika Ronaldo dkk lolos ke putaran Final Piala Dunia Rusia, dia mememutuskan untuk mendukung mereka dengan mengendarai sepeda.

Sama halnya dengan Jamie dan Mitchel, Helder menjalankan misi sosial dalam perjalanannya. Dia menargetkan penggalangan dana sebesar € 20,000 untuk disumbangkan kepada yayasan sosial anak penderita kanker.

Ilustrasi Rute Lisbon - Moskow
Ilustrasi Rute Lisbon - Moskow
Dibutuhkan waktu selama 45 hari bagi Helder untuk menempuh perjalanan sejauh 5.100 km dari Alenquer, sebelah utara Lisbon Portugal menuju Moskow Rusia. 

Helder menuturkan dibutuhkan kekuatan mental dan fisik yang prima untuk bersepeda menempuh perjalanan jauh seorang diri. Hujan dan badai merupakan salah satu rintangan yang harus di hadapainya. Terutama ketika melintasi Jerman dimana hujan kerap turun sepanjang waktu.

Tapi ingatan akan keluarga dan anak-anak penderita kanker yang akan dibantunya, membuat dia memelihara semangat juang untuk tetap mengayuh sepeda menuju Rusia.

***

Mungkin masih banyak suporter lain yang melakukan cara berbeda untuk datang ke Rusia. Tapi apa yang dilakukan oleh Kjartansson dan Gretar bersama Lada kesayangannya, Kakek Wirth dengan traktor tuanya, duo Englishman dan Helder dengan sepeda dan penggalangan dananya, sudah lebih dari cukup untuk bisa diteladani.

Cinta, niat, semangat, tekad, dan kerja keras dan doa adalah modal utama untuk mewujudkan mimpi. Tak mudah bukan berarti tak mungkin - Impossible is nothing!!! (tasbul)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun