Boikot produk tentu ada efek postifinya. Bukankah dengan boikot produk-produk AS dan Israel berarti membuka peluang masyarakat mengkonsumisi produk-produk dalam negeri? Program pemerintah untuk mencintai ploduk-plodukIndonesia jadi mudah terlaksana bukan?
Boikot, Susahnya Apa?
Memboikot produk AS dan Israel ternyata ada susahnya. Terutama dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.Â
Tidak bisa dipungkiri jika saat ini hampir semua orang sangat bergantung dengan teknologi komunikasi dan informasi. Faktanya banyak produk-produk teknologi tersebut adalah bikinan AS dan Israel. Sebut saja misalnya listrik, Internet, Google, Microsoft, Apple, Facebook, WhatsApp atau lainnya. Adakah produk Indonesia yang bisa menggantikan produk-produk tersebut. Tidak Ada!
Beranikah kita memaksakan diri untuk memboikot produk-produk tersebut? Sepertinya tidak mungkin.
***
Menyikapi polemik pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ternyata harus dengan proporsional. Seruan untuk boikot produk-produk AS dan Israel tidak ada salahnya. Tapi ajakan memboikot secara membabi-buta sama saja kita kembali ke zaman purba (tasbul).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H