Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ini Cara Saya Menembus "Rimba Belantara" Jakarta

24 Desember 2017   09:45 Diperbarui: 6 Februari 2018   15:29 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berteduh di Kolong Jembatan Saat Hujan

Kanal Youtube Otomotive TV
Kanal Youtube Otomotive TV
Tubeless & Tapak Ban Lebar

Layaknya rimba belantara, macet bukanlah satu-satunya rintangan yang harus dihadapi pemotor. Ranjau paku juga menjadi momok tersendiri. Saking banyaknya ranjau paku di jalanan, sekelompok orang yang peduli membentuk komunitas Sapu Bersih Ranjau Paku (SABER). Dalam satu hari operasi, mereka bisa mengumpulkan sedikitnya 8 kg paku. Menurut SABER, terget utama penebar ranjau paku sebenarnya adalah memaksa korban untuk membeli ban dalam.

Merdeka.com (24/7/2017)
Merdeka.com (24/7/2017)
Kena ranjau paku itu benar-benar menjengkelkan. Tenaga habis terkuras karena harus mendorong motor. Waktu pun terbuang percuma. Apalagi jika akhirnya dipaksa ganti ban dalam. Duh, nelangsa pisan.

Ranjau paku juga jelas membahayakan. Ban yang mendadak kempis ketika motor sedang melaju tentunya akan berakibat motor susah dikendalikan. Kecelakaan pun bisa jadi tak terhindarkan. Dalam hal ini nyawa tentu jadi taruhan. 

Komunitas SABER yang Berhati Mulia
Komunitas SABER yang Berhati Mulia
Ada yang pernah mengalami ban bocor 2 kali dalam satu perjalanan? Demi Tuhan saya pernah mengalaminya. Ban kempis tiba-tiba pada saat motor melaju agak kencang juga pernah saya alami. Beruntung laju motor masih bisa saya kendalikan sehingga saya dan istri yang membonceng selamat. Oleh karenanya penghargaan setinggi-tingginya layak diberikan kepada Komunitas SABER yang dengan suka rela mengumpulkan ranjau paku.

Mengendarai Yamaha Mio S yang mengusung ban tubeless, kekhawatiran ban bocor mendadak akibat ranjau paku pastinya menjadi berkurang. Karena ban jenis ini tidak akan langsung kempes meskipun ada paku atau benda tajam lain yang menancap. Berkendara pun jadi terasa lebih aman dan nyaman.

Ukuran tapak ban belakang Yamaha Mio S juga lebih lebar yakni 100/70. Sementara motor lain dikelasnya masih menggunakan ukuran ban 90/90. Semakin lebar tapak ban, akan membuat motor lebih stabil saat dikendarai terutama dalam melakukan manuver atau akselerasi.

Mesin 125cc berteknologi Blue Core

Video diatas menggambarkan tentang apa yang sesungguhnya terjadi dibalik teknologi Blue Core Yamaha. Ada tiga faktor utama yang membuat kenapa teknologi Blue Core Yamaha mempu menciptakan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar hingga 50% (dibanding dengan teknologi sebelumnya). Ketiganya adalah 1) Meningkatkan Efisiensi Pembakaran (Increasing Combustion Efficiency), 2) Mengurangi Potensi Tenaga Hilang Percuma (Reducing Power Loss), dan 3)Pengendalian yang Tepat atas Pasokan Bahan Bakar dan Waktu Pengapian (Precise Control of Fuel Supply and ignition timing).

Penggunaan teknologi Blue Core,serta ditunjang dengan komponen mesin unggulan seperti Forged Piston & Diasil Cylindermembuat mesin Yamaha Mio S 3x lebih kuat, awet dan ringan (detik.com 9/10/2015). Oleh karena teknologi Blue Core,Yamaha Mio S irit dalam perawatan dan irit juga dalam penggunaan bahan bakar.

Bukan mengada-ada tentunya jika faktor Yamaha Mio S irit menjadi salah satu alasan utama saya memilihnya sebagai sarana menembus rimba belantara Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun