Estetika sebagai Cabang Filsafat : Refleksi Peran dan Nilai-nilai Estetika dalam Karya Sastra Novel Indonesia
Oleh :
Tarwiyatus Saniyah dan Vera Sardila
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Abstrak
Penulis mengulas mengenai apa itu estetika sebagai cabang filsafat bahasa dan refleksi peran serta nilai-nilai estetika dalam karya sastra Indonesia. Estetika yang merupakan salah satu cabang filsafat. Yang secara sederhana estetika adalah ilmu yang membahas tentang keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana pancaindra seseorang nantinya dapat merespon dan merasakannya. Bentuk berbagai nilai estetika tercermin dalam tema, penokohan, alur, latar, gaya bahasa yang ada di dalam novel. Didalam novel juga diselipkan tentang isu yang ada di Indonesia. Berdasarkan pada gaya bahasa, penokohan, dan gambaran latar kejadian dalam novel dapat disimpulkan jika nilai estetika dalam novel meliputi Keindahan moral, keindahan susila, keindahan akal, dan keindahan alam Keempat nilai estetika tersebut telah mencangkup nilai estetika di dalam novel.
Kata Kunci : Cabang Filsafat, Estetika, Novel Indonesia, Nilai, Peran.
Abstract
The author reviews what aesthetics is as a branch of the philosophy of language and reflects on the role and values of aesthetics in Indonesian literature. Aesthetics is one of the branches of philosophy. Simply put, aesthetics is a science that discusses beauty, how it can be formed, and how one's senses can later respond and feel it. Various forms of aesthetic values are reflected in the theme, characterization, plot, setting, language style in the novel. The novel is also inserted about issues that exist in Indonesia. Based on the language style, characterization, and description of the setting of events in the novel, it can be concluded that the aesthetic value in the novel includes moral beauty, moral beauty, beauty of reason, and natural beauty.
Keywords : Branches of philosophy, Aesthetics, Indonesian Novel, Value, Role.
PENDAHULUAN
Menurut Wicaksono (2017: 3) mendefinisikan sastra adalah karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan, selalu tumbuh, dan berkembang. Maka dari itu, batasan tentang sastra tidak pernah memuaskan. Mengenai sastra.
Yelland (1983) berpendapat bahwa novel yaitu “exspression in a direct style, without metre or rhyme and with no regular rhytm”. Artinya adalah bahwa novel berbentuk pengungkapan dengan cara langsung, tanpa meter atau rima dan tanpa irama yang teratur. Novel tidak berbentuk begitu saja. Di dalam novel bisa dijumpai elemen-elemen puitis maupun mencantumkan puisi di dalamnya. Sekalipun terlalu tergesa-gesa jika kita berasumsi bahwa bahasa yang digunakan dalam novel adalah bahasa sehari-hari atau bahasa yang sering kita jumpai dalam tulisan-tulisan nonfiksi kita bisa mengatakan bahwa bahasa novel memungkinkan kita membacanya tanpa kesulitan yang berarti, utamanya jika dibandingkan dengan bahasa lainnya yang secara ketat diatur oleh konvensi-konvensi puitisnya.
Menurut Tarigan (2011:45) bahwa novel adalah suatu cerita yang memiliki alur yang panjang dalam suatu buku yang merupakan cerita imajinatif dalam kehidupan tokoh yang ada di dalam cerita tersebut.
Dalam karya sastra terdapat berbagai nilai- nilai. Salah satunya adalah nilai estetika. Menurut Endraswara (2013: 68-71) mengungkapkan bahwa kajian estetika tidak hanya berhubungan dengan seni bahasa saja, tetapi juga menyeluruh ke unsur-unsur pembangun karya sastra yang menyebabkan karya sastra menjadi indah dan menarik.
Sokrates merupakan pelopor teori estetika. Sokrates memiliki pandangan tentang keindahan bahwa ide adalah sumber dari segala yang terindah ada. Faktor lain seperti kebenaran, kebaikan hanyalah bagian dari dunia idea yang hakiki. Dalam perdebatannya tentang masalah keindahan ditemukan unsur luar atau unsur ekstrinsik menentukan keindahan suatu objek tertentu, bukanya pada unsur intrinsiknya. Sebagai peletak dasar teori keindahan, Sokrates menemukan kesimpulan, pertama, ada benda- benda yang indah, sesuai dengan sifat dan cirinya masing-masing. Kedua, ada gagasan umum mengenai keindahan yang menyebabkan benda yang dimaksudkan menjadi indah (Ratna, 2007:60).
Berdasarkan konteks yang telah disampaikan, penulis merumuskan dua pertanyaan sebagai berikut : Apa yang dimaksud estetika? Bagaimana analisis peran dan nilai-nilai estetika dalam karya sastra novel Indonesia?
Dalam tujuan penulisan artikel konseptual ini penulis akan mengulas apa itu estetika sebagai cabang filsafat bahasa dan refleksi peran serta nilai-nilai estetika dalam karya sastra Indonesia
PEMBAHASAN
A. Estetika
Estetika secara etimologis berasa dari kata Yunani yaitu aistetika yang memiliki arti pencerapan panca indra terhadap beberapa hal, (The Liang Gie, 1976:15). Estetika yang merupakan salah satu cabang filsafat. Yang secara sederhana dapat dijelaskan jika estetika adalah ilmu yang didalamnya membahas tentang keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana pancaindra seseorang nantinya dapat merespon dan merasakannya. Refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas susuatu hal yang indah ataupun tidak indah merupakan hal yang dibahas dalam estetika.
Pada tahun ( 1714-1762 ) estetika pertama kali dikenalkan oleh seorang filsuf Jerman Alexander Gottlieb Baumgarten sebagai ilmu tentang seni dan keindahan. Meskipun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, pembahsan estetika sebagai ilmu baru dimmulai pada abad ke-17. . "Estetika timbul tatkala pikiran filsuf terbuka untuk menyelidiki dan hatinya terbuka untuk mengecap rasa terharu" demikian yang dikatakan oleh Paul Valery.
Menurut Ratna (2011: 2-3); Endraswara (2003: 11-13); Junus (1989: 195); Al-Ma’ruf (2009: 25), estetika merupakan bagian filsafat (keindahan). Hakikat atas keindahan, bentuk-bentuk pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni) dan diselidiki emosi-emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang indah, yang agung, yang tragis, yang bagus,yang mengharukan dan seterusnya terus dicari dalam estetika. Kepekaan dan kemampuan untuk menanggapi suatu objek dengan pencerapan indra sebagai sensitivitas dalam bentuk keindahan merupakan pengertian luas dari esetika. Hakikat keindahan dalam teori-teori kontenporer dapat dipahami semata-mata dengan cara menyambung (Sugiarti,2009).
Menurut Plotinus filsafat estetika adalah keindahan yang memiliki nilai spiritual karena itu etetika dekat sekali dengan kehidupan moral. Harmoni dan simetri tidak menentukan esensi keindahan.sebuah fakta menaik mengenai keindahan seperti mulai dari keindahan yang bersifat inderawi, naik ke emosi, kemudian kesusunan alam semesta yang imaterial. Jadi, keindahan itu bertingkat mulai dari keindahan indrawi sampai kepada keindahan ilahiah. (Romy, 2023).
B. Analisis Peran dan Nilai-nilai Estetika dalam Novel Indonesia
Bentuk kreativitas penulis merupakan nilai estetika dalam sebuah novel. Keterkaitan antara estetika dengan dunia sastra membuat keduannya tak pernah lepas. Karena sastra memiliki keindahannya sendiri yang sangat dominan sebagai salah satu cabang ilmu seni. Oleh karena itu nilai estetika dalam karya sastra memiliki fungsi membantu para penikmat dan pencinta karya sastra agar dapat memahami dan mendalami sebuah karya. Para penikmat dan pecinta karya sastra memerlukan pemahaman nilai estetika karena sastra didominasi oleh aspek-aspek keindahan menjadikan pemahaman nilai estetika dipengaruhi oleh sudut pandang keindahan sehingga dalam karya sastra tersebut dapat disebut indah, bermutu dan berkualitas.
Keindahan adalah sentuhan rasa yang membuat pembaca atau para penikmat dan pecinta karya dapat mencucurkan air mata, tersenyum, kesal, dan lain sebagainya bergantung pada tergantung kemampuan orang bermain estetika di dalamnya. Nilai estetis dalam wacana sastra merupakan keharmonisan antara ide yang diceritakan dengan cara menceritakan.
Di dalam novel Indonesia ada beberapa bentuk nilai-nilai estetika yang menekankan pada :
1. Kebudayaan
Kebudayaan yang dimiliki masyarakat yang beranekaragam suku, budaya, dan bahasa yang memiliki beragam dialek yang dituangkan didalam sebuah karya sasttra novel merupakan sebuah bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia.
2. Persahabatan
Merupakan sebuah hubungan yang kuat antar tokoh yang ada di dalam novel merupakan sebuah bentuk nilai estetika yang sering ditemukan dalam novel Indonesia.
3. Keadilan
Keadilan memunculkan keharmonisan dalam cerita novel, sehingga keadilan merupakan sebuah bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia.
4. Keramahtamahan
Keramahtamahan menggambarkan hubungan harmonis antar tokoh didalam novel, sehingga keramahtamahan merupakan sebuah bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia.
5. Keindahan alam
Deskripsi tentang keindahan alam serta keanekargaman flora dan fauna di Indonesia menjadikannya sebagai sebuah bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia.
6. Kesetiaan
Merupakan karaktetr yang sering ditemui di dalam novel, menjadi pemerkaya karakter didalam novel sehingga menjadikannya sebuah bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia.
Beberapa bentuk nilai-nilai estetika yang lain seperti kecerdasan, kesederhanaan, toleransi, dll dapat juga ditemukan dinovel indonesia. Bentuk nilai-nilai estetika tersebut tercermin dalam tema, penokohan, alur, latar, gaya bahasa yang ada di dalam novel. Selain itu didalam novel juga diselipkan tentang isu-isu yang ada di Indonesia seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, dan hak asasi manusia, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pada gaya bahasa, penokohan, dan gambaran latar kejadian dalam novel dapat disimpulkan jika nilai estetika dalam novel meliputi :
1. Keindahan moral
Menggambarkan keindahan keharmonisan melalui baik buruknya suatu perbuatan, sikap, akhlak, dan budi pekerti yang baik dan sesuai dengan norma atau peraturan yang ada.
2. Keindahan susila
Merupakan keindahan yang lebih terikat pada sifat, keindahan keharmonisan yang terbentuk dari moral seperti sopan santun, tutur kata, dan adab
3. Keindahan akal
Merupakan daya pikir atau bagaimana cara berfiki dalam menciptakan atau menuangkan seni pada sebuah karya, keindahan yang tercipta dari daya pikir atau bagaimana cara berfikir, karena mutu karya sastra bergantung pada kualitas akalnya.
4. Keindahan alam.
Merupakan keindahan alam dan keanekaragaman flora dan fauna yang menjadi sumber segala keindahan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa untuk dinikmati manusia.
Keempat nilai estetika tersebut telah mencangkup nilai estetika di dalam novel.
KESIMPULAN
Estetika sebagai salah satu cabang filsafat yang dikenalkan pertamakali pada tahun ( 1714-1762 ) membahas tentang keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana pancaindra seseorang dapat merespon dan merasakan keindahan tersebut. Kreativitas penulis merupakan bentuk nilai estetika. Karya sastra yang memiliki keindahannya sendiri yang sangat dominan sehingga pemahaman nilai estetika sangat penting agar para penikmat dan pecinta karya dapat memahami keindahan karya tersebut.
Bentuk nilai estetika dalam novel Indonesia menekankan pada kebiasaan sosialbudaya masyarakat Indonesia. Bentuk nilai-nilai estetika tersebut tercermin dalam tema, gaya bahasa, penokohan, alur, latar, yang ada di dalam novel. Tercermin nya bentuk nilai-nilai estetika tersebut mencerminkan nilai-nilai estetika dalam novel Indonesia meliputi keindahan moral, keindahan susila, keindahan akal, dan keindahan alam.
DAFTAR RUJUKAN
Deva Wahyuni Pradanti, D. S. (2022, Agustus). ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL "SESUAP RASA" KARYA CATZ LINK TRISTAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, 2.
Romy, A. (2023, Maret). ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI-NILAI ESTETIKA DALAM NOVEL INDONESIA. Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa, l, 3-9. Dipetik Desember 2023
Spada.uns.ac.id. (t.thn.). Dipetik Desember 2023, dari Spada UNS: https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=184868.
Sugiarti. (2009, Maret ). TELAAH ESTETIKA DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU. 12, 66.
Sugiarti. (2016). ESTETIKA DALAM NOVEL JATIBARA KARYA RAMAYDA AKMAL. 103.
Tri Wahyudi, S. (2019). FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF ESTETIKA. Universitas Esa Unggu, Jakarta. Dipetik Desember 2023.
Tuti Meliuna, S. A. (2022, September). KAJIAN UNSUSR INTTRINSIK DALAM NOVEL, SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA ( SUATU TINJAUAN STRUKTURAL, SEMIOYIK ). 3.
Anoegrajekti, N. (2010). ESTETIKA SASTRA DAN BUDAYA MEMBACA TAND- TANDA. Dalam Buku Ajar Estetika Sastra dan Budaya Membaca Tanda- tanda (hal. 6). Jawa Timur: JEMBER UNIVERSITY PRESS.
Destri Natalia, E. M. (2022). Filsafat Dan Estetika Menurut Arthur Schopenhauer. Jurnal Musik dan Pendidikan Musik, III, 65.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H