Mohon tunggu...
TARMIDZI
TARMIDZI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMP Citra Alam.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kak Midzi Lahir di Tangerang dan merupakan guru Bahasa Indonesia di SMP Citra Alam.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Refleksikan Pandemi dengan Karya, Teater Indonesia Bersuara

10 Desember 2021   05:00 Diperbarui: 6 September 2023   10:27 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabaret The Hunter Teater Siliwangi 106

Pandemi Covid-19 telah merenggut segala aktivitas, rencana bahkan maut pun  berderai mengikuti rayuannya. Hal inilah yang membuat manusia kehilangan semangat untuk bergerak. 

Nyatanya pandemi terus menghantui hingga sekarang. Sebagian  manusia kehilangan ide untuk bisa bertahan di tengah-tengah pandemi ini, terutama para sastrawan dan dramawan. 

Akhirnya mereka tidak bisa membiarkan  pandemi terus-terusan menghancurkan populasi seni, apalagi seni teater yang cenderung dipentaskan di panggung dan di saksikan khalayak umum.

Sebagaimana yang tertera dalam buku N.Riantiarno yang berjudul " Kitab Teater Tanya Jawab Seputar Seni Pertunjukan" yang mengatakan bahwa teater ini merupakan seluruh kegiatan dalam lingkup meliputi tempat, isi, bentuk kegiatan, kelompok penggiat yang saling berhubungan. 

Hubungan antara pertunjukan drama teater dengan penonton merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Pertunjukan tanpa penonton bagaikan sayur tanpa garam. Lantas apakah eksistensi seni teater di tengah-tengah pandemi akan terus berjaya? Yuk kita simak dobrakan teater Indoneisa di tengah-tengah pandemi Covid-19 tahun 2021.

Teater Siliwangi 106 Memborong Prestasi dan Mengadakan  Pertunjukan Virtual Kabaret "The Hunters" 

Bagi Teater Siliwangi 106 pandemi bukanlah suatu penghalang untuk terus berkaya. Hal inilah dibuktikan dengan pertunjukan virtual kabaret "The Hunters" yang cukup menggelegar pada tanggal 28 Oktober 2021. Kabaret merupakan bagian dari teater yang dipentaskan melalui sistem dubbing. 

Komposisi suara, musik, dialog antar tokoh sudah disiapkan oleh tim artistik dan pemeran hanya memainkan ekspresi wajah dan gerak tubuh sesuai dengan narasi yang sudah diatur. 

Pertunjukan virtual kabaret "The Hunters" merupakan sebuah terobosan baru untuk membuktikan bahwa di tengah-tengah pandemi  pun teater akan terus eksis dan dikenal oleh masyarakat publik. Lalu siapakah teater Siliwangi 106? Teater Siliwangi 106 merupakan kelompok teater berasal dari Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Teater Siliwangi 106 telah aktif berkecimpuh di dunia panggung dan pementasan sejak tahun 2013 dan sampai sekarang sudah lebih dari 200 keproduksian yang dihasilkan oleh Teater Siliwangi 106 baik untuk kebutuhan pementasan tunggal, maupun kebutuhan perlombaan. Ternyata di tengah-tengah pandemi Covid-19 Teater Siliwangi 106 tidak mau ketinggalan momennya. 

Teater Siliwangi 106 tetap eksis mengikuti berbagai festival hingga akhirnya memborong penghargaan dan prestasi di tahun 2020 dan 2021. Luar biasa sekali, inilah yang harus dijadikan contoh dan motivasi bahwa sesulit apa pun kondisi kita, jika ada kemauan dan usaha pasti ada jalan untuk melangkah.

Berikut rincian prestasi teater Siliwangi 106: pada tahun 2021 Teater Siiwangi 106 mendapatkan juara 1 UFF 2021 tingkat nasional; kemudian di tahun yang sama Teater Siliwangi 106 dinobatkan sebagai juara 2 Filmisasi Sastra Sunda PP-SS Jawa barat & Banten; Selain itu Teater Siliwangi 106 mendapatkan juara Terbaik Musikal Drama Dirumah Saja Bersama Eventori. ID-Tk.

 Tingkat nasional kategori anak, nah tidak mau kalah juga untuk tingkat keluarga, Teater Siliwangi 106 dinobatkan sebagai juara Terbaik Musikal Drama Dirumah Saja Bersama Eventori.ID-Tk. 

Tingkat nasional kategori Keluarga. Kemudian di tahun sebelumnya, yaitu tahun 2020 Teater Siliwangi 106 mendapatkan penghargaan Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Republik Indonesia (Video Edukasi Pendek Terbaik COVID-19).

Bukan hanya itu di tahun yang sama Teater Siliwangi 106 mendapatkan Juara 1 Lomba Video Kreatif Ikatan Dokter Indonesia#baliktikotacicingdiimah; juara 1 Lomba Film Pendek FPS HAM Jawa barat; dinobatkan sebagai film Pendek Terbaik FPS HAM Jawa Barat, selain itu Teater Siliwangi 106 mendapatkan lebih dari 43 penghargaan lainnya. Nah sekarang beralih ke pertunjukan virtual "Kabaret The Hunters". Pertunjukan tersebut sebagai dobrakan seniman untuk merefleksikan kondisi pandemi kearah yang positif.

Pertunjukan ini merupakan hasil produksi Teater Siliwangi 106 yang ke 117. Adapun visi atau pesan dari pertunjukan kabaret "The Hunters"  yaitu menggambarkan tentang bagaimana manusia untuk tidak menyerah terhadap keadaan dan tetap berjuang sampai benar-benar dinyatakan selesai. Tujuan pementasan ini adalah untuk memberikan semangat, inspirasi dan motivasi bagi siapa pun yang menontonnya.

Jadi The Hunters ini menceritakan tentang kisah anak SMA yang bernama Riana. Ia mengidap penyakit yang sangat serius dan terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Sering kali ia pasrah dan lelah dengan penyakit yang sedang dihadapinya. Ketika mengetahui Riana sakit teman-temannya langsung berinisatif berpetualang mencari obat untuk menyembuhkan Riana. 

Ternyata banyak kejadian histeris yang dialami oleh teman-teman Riana, akankah Riana bisa sembuh kembali dan bisa berkumpul dengan teman-temannya atau malah sebaliknya? 

Supaya tidak penasaran saya akan mengajak pembaca untuk menonton "Kabaret The Hunters' di channel YouTube teatersiliwangi106OfficialSmanci. Pertunjukan virtual kabaret " The Hunter" sudah ditonton 1,7 ribu kali penonton dan mendapat apresiasi yang tinggi khususnya bagi masyarakat Kuningan. 

Pertunjukan ini dianggap sebagai terobosan  baru karena menyuguhkan video yang menghibur dan dapat ditonton oleh khalayak umum. Selain itu pertunjukan ini sebagai wahana untuk melestarikan kesenian teater di Indonesia.

Pertunjukan Perdana Drayang The Movie LENTARA KSATRIA di Channel Youtube Budaya Saya Produksi Sanggar Swargaloka

Tidak berbeda jauh dengan Teater Siliwangi 106 sanggar teater Swargaloka pun membuat dobrakan yang sempat menghebohkan warga Tik Tok dan masyarat media sosial dengan pertunjukan Drayang The Movie LENTERA KSATRIA yang sangat memukau. 

Walau pun dalam situasi pandemi Covid-19 para seniman khususnya Sanggar Swargaloka terus menggelorakan sebuah karya, mengembangkan tradisi adiluhung dan menciptakan karya yang memiliki nilai estetika tinggi. Pertunjukan ini tayang pada hari Sabtu, 31 Juli 2021 tepatnya malam hari.

Menurut Suryandoro yang merupakan Founder dari Sanggar Swargaloka bahwa pertunjukan ini memiliki misi penting yaitu: selain menciptakan karya yang kreatif pertunjukan ini menanamkan nilai-niai edukatif. Hal yang menarik dalam pertunjukan  ini yaitu  memadukan drama berkisah wayang ke dalam wahana film. Pertunjukan ini merupakan terobosan  yang mampu mendekatkan cerita-cerita adiluhung ke dalam generasi muda.

Pertunjukan ini sangat menginspirasi masyarakat untuk terus berkarya walau pun dengan situasi pandemi Covid-19  yang sangat mencekam. 

Drayang The Movie 'Lentera Ksatria' menceritakan tentang kisah Rama dan Sinta yang terikat oleh cinta dan kesetiaan. Akan tetapi penggambaran kisahnya melalui perspektif tokoh Wibisama. Tokoh Wibisama adalah adik dari Prabu Rahmana yang menjadi raja Angkara Murka. 

Prabu Rahmana telah menculik Dewi Sinta yang merupakan titisan Dewi Widowati. Hal inilah yang membuat Wibisama dan kakaknya mengalami konflik besar, karena Wibisama berkeinginan membantu Rama Wijaya untuk menjemput Dewi Sinta. Akhirnya Wibisama dinyatakan sebagai pengkhianat untuk negerinya, namun disisi lain apa yang dilakukannya demi kebaikan Alengka. 

Pertunjukannya begitu estetik dan mengandung nilai kebudayaan yang dipertajam dengan kostum yang indah hasil dari rancangan sendiri. Pertunjukan yang di tanyangkan melalui channel Youtube Budaya Saya kini sudah ditonton oleh 10 ribu orang. Dobrakan teater di tengah pandemi sudah seharusnya mendapatkan apresiasi yang tinggi dan penghargaan dari masyarakat.

Sanggar Teater Keliling Mendobrak Kaca Media Sosial dengan Pertunjukan Virtual Musikal Bagindo Azizchan

Teater Keliling telah berhasil membuat dobrakan dengan melakukan pertunjukan Virtual Musikal Bagindo Azizchan yang tayang pada tanggal 9 November 2021 malam hari melaui channel Youtube Budaya Saya. 

Teater Keliling berdiri sejak tahun 1974 hingga sekarang masih aktif. Teater Keliling sudah lebih dari 1600 melakukan pementasan diseluruh provinsi Indonesia serta 11 negara di dunia. Adapun founder dari sanggar teater Keliling yaitu  Ir. Dery Syrna, Rudolf Puspa, Buyung Zasdar dan Paul Pangemanan yang didukung oleh tokoh teater lainnya seperti seniman Jajang C. Noer, Saraswaty Sunindyo, Ahmad Hidayat, Willem Patirajawane, Syaeful Anwar serta RW Mulyadi.

Teater Keliling memiliki pengalaman dalam pelatihan dan pelaksanaan pementasan teater dan seni peran serta beragam penghargaan seperti rekor MURI (2010), Abdi Abadi FTI (2016), Bentara Budaya (2017) dan masih banyak lagi penghargaan lainnya. 

Pada tahun 1946 setelah dilantik, walikota padang yang kedua ini melangkahkan kaki dalam perjuangan yang lebih besar, melawan para penjajah demi mempertahankan kota Padang. Namun kini, pahlawan nasional itu telah pergi, namun aksi patriotnya akan selalu dikenang dalam hati dan menginspirasi.

Munculnya pertunjukan ini karena terinspirasi kisah Pahlawan Nasional Bagindo Azizchan yang menggelorakan semangat perjuangan. Akhirnya Teater Keliling berkolaborasi dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di bawah sutradara Rudolf Puspa mewujudkan film inspirasi yang berjudul " Musikal bagindo Azizchan".

Film ini diadabtasi dari buku Bagindo Azizchan, 1910-1947 Pahlawan Nasional dari Kota Padang yang ditulis oleh Siti Fatimah, Emizal Amri & Yasrina Ayu yang disunting oleh editor ahli Prof.Dr.Mestika Zed, MA. Pertunjukan ini membawa misi yaitu selain menghibur penonton juga mampu memberikan nilai-nilai positif khususnya bagi generasi muda. 

Drama musikal Bagindo Azizchan mengambarkan tentang bentuk-bentuk perjuangan itu telah ditunjukkannya sejak muda, Bagindo Azizchan terlibat dalam organisasi kepemudaan dan giat dalam menuntut ilmu serta menjadi guru sebagai bentuk nasionalismenya yang begitu tinggi.

Tak kalah menarik mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ikut serta dalam pembuatan film tersebut. 

Dalam pertunjukan tersebut ada 9 divisi yang melibatkan mahasiwa UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya: Sofa Urwatul Wusqo (Divisi Make Up); Adisti Anastasya Oktaviani dan Aura Naila Syalvia ( Divisi Wardrobe); Nurul Fauziyah dan Wulan Nur Suciawaty (Divisi Sosial Media); Astari Ainunnisa, Lia Maelani  dan Fitria Sukmawati (Divisi Media Partner); Natasha Alya Putri dan Ajija Ulfah Harahap (Divisi Sponsor); Eko Budi Saputro (Divisi Video Editor); Nanda Riska Dwi Aprila (Divisi Logistik dan Konsumsi); Kurnia Dhafandy Ramadhan  (divisi Set dan Properti); Haeni Relawati (Divisi Design Grapich). Hingga akhirnya film ini sukses diliris pada tanggal 9 November 2021 pukul 19.00 WIB. Pertunjukan virtual Musikal Bagindo Azizchan sangat menarik perhatian masyarakat dan kini sudah ditonton oleh 2,5 ribu penonton.

Inilah sebagian kecil teater Indonesia yang mampu mendobrak pandemi Covid-19 dengan seni pertunjukan yang indah. Mungkin lebih banyak lagi teater Indonesia yang mengibaskan sayapnya di tengah-tengah pandemi untuk membuktikan bahwa seni mereka tidak akan mati ditelan pandemic Covid-19. Justru mereka mampu membuktikan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Semoga bermanfaat dan bisa memberikan motivasi dan inspirasi untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun