Setelah artikel PakDe Tjipta terbit, muncullah artikel 'foto tante-tante'. Artikel ini masih menjadi "tren di google" nomor 2 pada saat saya menulis ini. Sepertinya sudah 3-4 hari. Tampaknya masih panjang 'cerita malam pertama'.
Ada 47 orang nilai yang diberikan dalam tulisan ini dan 31 komentar hadir di sini. Untuk ukuran standar kompasiana, ini sudah banyak. Namun begitu saya melihat konversi pembagiannya ke media sosial, tidak banyak, hanya ada 2 twitter dan 2 facebok. Tidak banyak, cenderung nol malah.
Nah jelas kan, ini benar-benar bahasa kalbunya para kompasiana.
Coba bandingkan dengan artikel Tante Liza, sebagai awal pangkal hebohnya si GT, lihat konversi pembagian ke facebook dan twitter. Facebook mendapatkan nilai 1.589 dan twitter 45 tweet. Efek viralnya jelas, jumlah pembacanya bertambah dan mendapatkan nilai tertinggi di google. Masih kalah jauh dengan 'cerita malam pertama'.
Bahasa Kalbunya Sudah Dulu Yah
Sudah dulu ah. Sebenarnya saya mau membuat tulisan mengenai bahasa kalbu para kompasiana yang bukan sesaat seperti saat ini. Sebenarnya di kompasiana ada bahasa kalbu sendiri. Tapi mungkin tidak untuk saat ini saya tulisakan. Kalau penasaran, sebagaimananya saya mencari arti GT, lihat petunjuknya di sini.
Dari pada ramai membahas GT, saya lebih enak membaca tentang berita gembira pergerakan rupiah. , dimana tulisannya sama-sama menjadi tajuk utama dengan tema GT. Semoga beliau (Pak Alan) menulis kabar baik minggu soal rupiah yang bersahaja.
Karena saya cinta Indonesia.
Salam
Ridha Harwan
Maaf kalau banyak typo (salh keitk). Ada yang mau memperbaiki?