Mohon tunggu...
Ridha Harwan
Ridha Harwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Linguistik dan terjemahan, Bandung. https://tarjiem.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motor Gede Saat 70 Tahun Indonesia Merdeka, Merdeka Punya Siapa?

19 Agustus 2015   21:56 Diperbarui: 19 Agustus 2015   21:56 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Merdeka !!! (foto: Facebook, Michael S Nugraha)"][/caption]

Tadinya saya agak enggan menyampaikan tulisan ini di sini, karena sudah 4 hari berturut-turut ada saja yang membahas hal ini. Kecuali hari ini. Hari ini saya tidak menemukan bahasan soal Motor Gede dan Elanto di Kompasiana. Tapi berhubung malam ini saya melihat informasi indeks berita terpopuler di kompas.com yang berada di samping kanan layar monitor komputer saya ada judul Istana Sebut Tindakan Polisi Kawal Konvoi Moge Langgar Aturan, (dibaca 53,285 kali), sepertinya cerita ini masih cukup menarik.

Pemberitaan mengenai saudara Elanto Wijoyono yang menghadang konvoi Harley Davidson di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, mulai ramai di bicarakan di dunia maya beberapa hari sebelum menyambut "hari raya", 70 tahun Indonesia Merdeka. Kalau yang belum tahu, bisa dilihat videonya yang berdurasi 9 menit 40 detik di youtube https://www.youtube.com/watch?v=ufiarLb_co0&feature=youtu.be.

Saya pribadi adalah pengendara sepeda motor bebek. Tiga tahun terakhir ini saya suka jalan jauh (touring) sendirian, Jakarta-Bandung (150-200 km atau sekitar 3-7 jam). Sebelumnya saya suka melewati jalur Jakarta-Purwakarta-Bandung. Lalu beralih ke Jakarta-Jonggol-Bandung. Terakhir-terakhir ini saya lebih suka jalur Jakarta-Puncak-Bandung. Tulisan soal naik motor Bandung-Puncak saya yang baru, salah satunya saya publikasikan di catatan facebook saya pribadi di sini. Tidak jarang saya bertemu rombongan konvoi kendaraan sepeda motor jika saya pergi ke Jakarta atau kembali ke Bandung di hari Sabtu atau Minggu.

Ada sebuah tulisan yang menarik soal motor gede dari langsung dari seorang pengendara motor besar atau motor gede alias moge  (sports bike & harley davidson) itu sendiri (April 2015). Menurut saya tulisannya sangatlah menarik dan cukup cerdas. Diskusinya cukup bagus di awalnya, sayangnya ruang diskusi (thread) itu sudah ditutup saat ini. Saya sendiri hampir terlena dengan argumentasi yang disampaikannya. Saya sadar pada saat ada sanggahan langsung dari komentar lain, yang tidak ditanggapi oleh penulis tersebut. Cukup menarik juga jika membaca beberapa komentar yang lainnya. Saya tampilkan kutipannya di sini.

Karena sudah puluhan bahkan ratusan thread / pembahasan yang membahas mengenai AROGAN & ANGKUH nya pengendara Motor Besar di Jalan Raya. berikut salah satu Quote yang saya dapat dari beberapa forum, tapi maaf saya tidak bisa menampilkan sumber nya, demi menjaga kenyamanan bersama.

1. Opini : Pengendara Moge (Sport Bike & Harley Davidson) Itu arogan, mereka kalo sedang berkonvoi, itu selalu memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan seakan ingin mendahului yang lain, mereka AROGAN SEKALI!!!

    Fakta : Para agan yang budiman, kami memiliki 3 hal alasan mengapa kami memacu kendaraan kami lebih cepat daripada kendaraan yang lain.

    1. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini SANGAT PANAS, bahkan suhu nya bisa mencapai lebih dari 100 Derajat, kalian bayangkan, jika pada saat terik matahari kami harus memacu kendaraan dengan kecepatan dibawah rata-rata,kami harus menahan hawa panas dari matahari, dan menahan hawa panas dari mesin kami yang merembet pada paha dan kaki kami, itu sangat menyiksa motor bebek / scooter memiliki mesin yang relatif cukup dingin, karena hanya ber cc kecil, dan rata2 kebanyakan hanya memakai 1 engine, kami memiliki 2 bahkan ada yang memiliki 3 silinder, itu sama saja dengan menaruh mesin mobil, pada body yang kecil, dan didekatkan dengan tubuh kami, kami harus mencari angin agar mesin kami bisa dingin dan radiator kami dapat berjalan sebagai mana mestinya, agan pernah naik motor ditengah terik matahari berada di pinggir mobil ? bagaimana hawa yang keluar dari pinggir mobil tersebut ? sangat panas bukan ? ini kami harus menahan hawa tersebut di sebelah kaki kami, itu sangat menyiksa

    2. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki PANJANG yang agak berlebih dibanding motor agan agan, panjang motor kami bisa mencapai 2 meter, agan bisa bayangkan jika rombongan ada 15 motor, dan kami hanya memakai 1 barisan, berapa meter agan harus ada dibelakang kami yang memacu kendaraan sangat pelan ? 15 motor dikali 2 meter = 30 Meter, Jarak antara 1 motor kami dengan motor yang lain 1 meter, jika kami harus memacu pelan, agan harus menunggu dan bertahan 45 meter dari tujuan agan didepan, karena kami memacu dengan pelan

    3. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki BERAT yang berlebih, bahkan ada yang mencapai 800Kg, agan bisa bayangkan jika kami memacu motor kami pelan, dan kami memacu dengan pelan sedikit berhenti dan sedikit berhenti, itu sangat merepotkan, bahkan jika salah satu dari kami ada yang jatuh, kami bisa membuat lalu lintas sangat macet dengan kehadiran kami.

2. Opini : Pengendara MOGE itu arogan, jika mereka menyusul sesuatu didepan nya, mereka berlaga akan menjegal dengan menaruh kaki dibawah, seolah akan menendang

    Fakta : Kami pengendara MOGE tidak se arogan itu, buat agan bikers, pasti tau apa alasan kita menurunkan kaki kebawah ? Yup itu tugas RC (Road Captain) memberitahu anggota nya, bahwa didepan ada halangan, jika Ada orang yang menyebrang dari arah kanan ke kiri, kami menurunkan kaki kanan, bukan untuk menjegal orang tersebut agar tidak menyebrang, tapi kami memberitahu kepada anggota yang lain bahwa ada halangan di sebalah kanan, maka berikan perhatian pada kanan, karena ada sesuatu yang bisa menghalangi atau bahkan berbahaya. Sama hal nya dengan kaki kiri, berarti ada halangan atau ada sesuatu disebelah kiri, maka berikan perhatian pada sebelah kiri. Hanya seperti itu.
    Sekuat apapun kami olahraga, kami tidak mungkin menjegal Mobil / Truk, Kaki manusia bukan tandingan untuk sekelas bemper atau Rangka

3. Opini : Pengendara Moge itu Arogan, mereka harus dikawal Polisi jika dalam rombongan

    Fakta : Kami mohon maaf, tapi agan bisa lihat kembali nomor 1, kami melakukan itu dikawal polisi, bukan karena semata-mata kami ingin didahulukan dan menganggap kalian tidak penting, tapi jika rombongan kami memacu kendaraan kami dengan pelan, itu bisa membuat macet lalu lintas, bayangkan jika sedang ada ulang tahun salah satu club Motor Besar, dan yang menghadiri bisa ratusan Motor Besar, apa agan agan sanggup menahan panjang nya rombongan moge yang berjalan pelan ? kami melakukan itu agar yang lain bisa tetap melakukan aktivitas nya dengan baik

4. Opini : Udah tau motor nya Panas, Panjang, Berat, masih aja dibeli, bikin orang repot aja

    Fakta : Inilah jalan yang kami tempuh, kami tidak pernah memaksa untuk agan menyukai atau mendukung kami dijalanan, tapi kami sudah berusaha sebaik mungkin agar kami tetap dapat tertib berlalu lintas, jika ada Pengendara Moge yang masih tidak tahu aturan, itu hanyalah OKNUM, Club Moge rutin mengadakan Acara, dimana acara tersebut selalu terkandung safety Riding.

5. Opini : Mentang-mentang banyak duit, pake motor seenak nya, tabrak sana tabrak sini, kasian orang yang ditabrak!!

    Fakta : Agan-agan yang budiman, kami memang memiliki motor yang sedikit “Spesial” ketimbang motor lain, dan kami membeli itu dengan Effort yang menurut kami cukup besar, maka dari lubuk hati yang paling dalam, kami pun tidak mau membuat motor kami rusak, karena itu sama saja dengan membuang uang ditengah jalan, kami pun tidak menginginkan adanya celaka

6. Opini : Kalo gamau celaka ya bertingkahlah seperti layaknya pengendara lain, jangan mentang-mentang kalian memiliki motor gede kalian bisa seenaknya

    Fakta : Agan-agan yang budiman, kami semena-mena dalam hal apa ? Apa karena kecepatan kami ? saya sudah jelaskan di kolom nomor 1, apa pernah kami sedang jalan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas meludahi orang lain, ataupun memukul orang lain tanpa sebab ? kami tidak se arogan itu

7. Opini : Bacot lo gan, gue pernah lihat pengendara MOGE melecehkan orang lain!!

    Fakta : Agan-agan yang budiman, saya tidak bilang bahwa seluruh pengendara Moge itu SOPAN & TAU ATURAN, tapi kembali lagi, layaknya orang berkendara, kami juga sama seperti yang lain, ada yang SOPAN, dan ada yang tidak, jadi tolong jangan meng generalisir bahwa seluruh Pengendara Moge itu Tidak tau Aturan, bahkan ada beberapa dari kami aparat penegak hukum, dan kami tau mana yang bisa kami lakukan, dan mana yang melanggar Hukum

    Kira kira begitu lah pencerahan yang bisa saya berikan untuk agan-agan, maksud saya disini adalah saya sebagai salah satu pengendara motor besar, prihatin dengan omongan dari masyarakat yang menyatakan pengendara MOGE itu AROGAN dan ANGKUH, kami tidak se arogan itu.

Sayangnya tidak begitu lama apa yang disampaikan di atas penulis pertama (TS, Thread Starter), langsung terbantahkan tidak beberapa kemudian oleh akun playgroundxxx. Berikut tanggapannya.

malem juga agan kaskuser pengguna harley yg budiman
    perkenalkan sy seorang pembaca disini, yang hari ini memutuskan utk membuat id supaya bisa ngisi komen di trit agan krn sedikit tergelitik dengan tema trit agan yg sy anggep menarik ini

    turut berduka untuk korban kecelakaan tabrakan, semoga keluarga diberi ketabahan

    oke, lanjut ke bahasan TS sj ya, disini sang TS tdk membahas mengenai penyebab dan kejadian kecelakaan tsb, tapi ane anggap sebuah anggapan tentang anggapan yg ada di benak masyarakat non pengguna motor merk Harley Davidson seperti yg ditulis agan TS ini ya

Quote:izinkan saya disini BUKAN untuk mewakili dari Klub Moge Manapun, hanya saja ikut tergerak hati nya untuk memberi masukan dan pencerahan kepada kawan kawan disini, karena kami (saya khususnya) sering dianggap pengendara motor yang arogan bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

    oke disini sy fahami klo maksud TS pengendara HD juga ingin disamakan seperti pengendara motor (roda2) non HD ya? padahal sy yakin masyarakat memandang anda dengan mata terkagum2 ketika melihat agan bersama motor kebanggaan agan, jd ijinkan sy memberi masukan sedikit sj
    saran sy pribadi, karena plat nomor kita sama2 plat kendaraan pribadi coba (kalo ada) dicoba copot sirine, strobo,dan alat bantu penanda yg ada dulu ya,coba berjalan beriringan kendaraan sekitar tanpa klakson2 dan geber2 gas juga coba jalan tanpa berombongan terlalu banyak

Quote:1. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini SANGAT PANAS, bahkan suhu nya bisa mencapai lebih dari 100 Derajat, kalian bayangkan, jika pada saat terik matahari kami harus memacu kendaraan dengan kecepatan dibawah rata-rata,kami harus menahan hawa panas dari matahari, dan menahan hawa panas dari mesin kami yang merembet pada paha dan kaki kami,…..SKIP….

    sedikit lucu dengan sanggahan ini.. sy gk akan bilang “kenapa kok dibeli?”, pecinta otomotif kebanyakan pasti sudah tau tentang resiko panas ini, dan sudah tau kalo ini sebuah resiko, dan bukan menjadi sebuah alasan… sama seperti pengguna merk motor ninja tentang resiko super kips mereka, tp ga dijadiin alesan tuh oleh mereka.. sy cuma bilang “gitu aja ngeluh? cobain nyupir truk”

Quote:2. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki PANJANG yang agak berlebih dibanding motor agan agan, ..SKIP

    ya coba dulu saran sy diatas

Quote:3. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki BERAT yang berlebih, bahkan ada yang mencapai 800Kg

    yap betul makanya kategori motor anda itu bahasa londonya “long distance traveler”
    berat? iyalah…
    karena fiturnya luar biasa lengkap bukan?

Quote:Fakta : Kami pengendara MOGE tidak se arogan itu, buat agan bikers, pasti tau apa alasan kita menurunkan kaki kebawah ? Yup itu tugas RC (Road Captain) memberitahu anggota nya, bahwa didepan ada halangan…SKIP

    iya gan sy tau, banyak anak2 turing mengetahui dan menggunakan tehnik seperti itu, tapi apa masyarakat tau dan perlu tau?.. tehnik mengepal tangan, menurunkan kaki sebagai simbol itu malah bisa dianggap sebagai ancaman buat yg tdk tau,. maka gunakanlah lampu pemberi aba2 belok alias sein ( ga bisa digunain kalo lampu hazard agan dinyalain terus sepanjang jalan)

    masa rombongan bis pariwisata supirnya ngeluarin kaki sambil ngehindar halangan didepannya biar rombongan dibelakangnya tau

Quote:Fakta : Kami mohon maaf, tapi agan bisa lihat kembali nomor 1, kami melakukan itu dikawal polisi, bukan karena semata-mata kami ingin didahulukan dan menganggap kalian tidak penting, tapi jika rombongan kami memacu kendaraan kami dengan pelan, itu bisa membuat macet lalu lintas…SKIP

    kendaraan apapun yg melaju terlalu pelan dibanding kendaraan disekitarnya bisa menyebabkan macet kok gan, jadi apa perlu ibu2 mau ke pasar bawa motor pelan2 kudu dikawal ( tau kan siapa saja yg sebenarnya boleh dikawal petugas )
    soal tentang adanya ceremony suatu klub pasti pengamanan dijalanan sudah disiapkan ( tentunya acaranya yg sudah mengantongi izin dari pemerintah dan pihak berwajib )

Quote: Fakta : Inilah jalan yang kami tempuh, kami tidak pernah memaksa untuk agan menyukai atau mendukung kami dijalanan, tapi kami sudah berusaha sebaik mungkin

    jalan yg ente tempuh kebetulan sejalan dengan jalan yg ditempuh pengendara non HD, jadi hormatilah sesama pengguna jalan yg lain, suka ga suka kita sama2 ketemu dijalan

Quote:Fakta : Agan-agan yang budiman, kami memang memiliki motor yang sedikit “Spesial” ketimbang motor lain, dan kami membeli itu dengan Effort yang menurut kami cukup besar, maka dari lubuk hati yang paling dalam, kami pun tidak mau membuat motor kami rusak

    sama motor sy juga spesial, belinya pake kredit belum lunas juga, ga mau juga dong kesenggol motor agan ts… enak aja

Quote:Fakta : Agan-agan yang budiman, saya tidak bilang bahwa seluruh pengendara Moge itu SOPAN & TAU ATURAN, tapi kembali lagi, layaknya orang berkendara, kami juga sama seperti yang lain, ada yang SOPAN, dan ada yang tidak, jadi tolong jangan meng generalisir bahwa seluruh Pengendara Moge itu Tidak tau Aturan, bahkan ada beberapa dari kami aparat penegak hukum, dan kami tau mana yang bisa kami lakukan, dan mana yang melanggar Hukum

    yap pengguna non HD juga ada dari pejabat, artis,penegak hukum, petani, tukang gali kuburan juga kok, semua sy yakin tau mana yg melanggar hukum dan bisa dilakukan, tapi semuanya balik lagi ke orangnya, mau patuh , enggak patuh, atau mengakali hukum tsb

Quote:Meski begitu, saya sangat prihatin dan tidak membenarkan kelakuan Pengendara Motor Diatas yang menyebabkan kematian. saya tidak bilang bahwa diatas itu adalah pengendara Harley / Sports Bike, karena banyak diantara Bikers yang merubah tampilan motor nya, menyerupai Harley Davidson, namun membawa nama Harley Davidson, lalu berkendara seenaknya, sehingga membuat Club Harley Menjadi Jelek dimata Masyarakat

    namanya kecelakaan walaupun sampai ada yg meninggal tetaplah kecelakaan, takdir dari sang pencipta, cobaan, teguran

    rombongan yg kecelakaan di pangandaran itu habis ngikuti acara yg judulnya The 9th Memorial Wing Day kan?
   
    tu bukan acara HD ya?

    kira2 begitulah tanggepan sy pribadi buat TS kalo ada salah kata mohon maaf

Diskusinya diambil dari: Diambil dari: http://www.kaskus.co.id/post/55296a9fc3cb176b7e8b456a#post55296a9fc3cb176b7e8b456a

Elanto Wijoyono Banyak Mendapat Dukungan, Namun Tidak Bagi Polri

Lalu bagaimana dengan kasus saudara kita Elanto Wijoyono? Walau banyak warga yang banyak memberikan dukungannya, khususnya di dunia maya dan beberapa penulis di kompasiana, sayangnya tindakan yang dilakukan beliau tidak mendapat dukungan dari Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Berikut tanggapan Humas Mabes Polri (Versi 1 atau versi sebelum diedit yang saya ambil) atas tindakan Elanto yang saya ambil dari halaman fanspage facebook https://www.facebook.com/DivHumasPolri/posts/1145770052118516 dalam bentuk potongan gambar.

[caption caption="Tanggapan Divis Humas Mabes Polri di Facebook (Elanto)"]

[/caption]

Aksi saudara kita Elanto memang cukup berbahaya. Namun apa yang telah dilakukan beliau sudah ia perhitungkan jauh-jauh hari sebelumnya. Berikut tanggapan Elanto tidak beberapa lama videonya mulai tenar yang saya ambil semua dari rappler.com.

Sabtu kemarin, saya menghadang konvoi Harley Davidson di perempatan Condong Catur, Yogyakarta.

    Saya punya dua alasan untuk melakukan pencegatan. Pertama, penggunaan pengawalan sudah diatur di Undang-Undang No 22 tahun 2009 mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan hak utama menggunakan jalan. Rombongan motor tidak termasuk salah satunya.

    Dari sisi legal, mungkin mereka bisa mencari alasan pembenaran, tapi dari sisi kepatutan, kami sebagai warga memandang itu sebagai penyalahgunaan.

    Kedua adalah soal konvoinya. Konvoi apapun, tidak hanya moge. Cenderung ada pelanggaran pada konvoi, seperti konvoi parpol, konvoi suporter dan sebagainya, baik dengan pengawalan maupun tidak.

    Seperti yang saya sering lihat di jalan, khususnya di Jogja, pelanggaran cenderung dibiarkan oleh polisi dari tahun ke tahun, dan malah diberi ruang lebih luas di jalan raya dengan meminggirkan hak pengguna jalan lain. Dari dua hal itu, sasaran tembak kritiknya memang polisi.

    Pencegatan itu bukan aksi spontan. Sejak tahun lalu, saya sudah bicara dengan Direktur Lalu Lintas Polda DI Yogyakarta untuk mengatur konvoi kendaraan bermotor. Secara normatif dia menyatakan akan mengatur, tapi secara konkret tidak ada solusi di lapangan.

    Hari itu, saya juga sudah melaporkan keluhan sesuai prosedur, mulai dari melapor ke pos polisi hingga ke Polda Yogyakarta.

    Perjalanan saya hari itu dimulai dengan mendatangi pos polisi di Jombor untuk meminta mereka mengatur konvoi, tapi petugas lapangan meminta saya ke Dirlantas. Sabtu siang, saya ke kantor Dirlantas Polda DIY, menunggu satu jam tapi tak ditemui, hanya bertemu asistennya.

    Saya sebagai warga melaporkan keluhan, berharap ada solusi dari polisi. Saya katakan jika di lapangan petugas tidak menindak pelanggaran, saya akan menegur langsung.

    Saya sendirian, tapi sempat mengumumkan di Twitter sehingga ada beberapa orang dan media yang datang ke perempatan. Sekitar pukul 15.00 saya ke pos polisi di perempatan Condong Catur, mereka ternyata sudah tahu bahwa saya akan datang.

    Mereka berjanji akan mengatur sesuai aturan. Saya kembali mengatakan pada petugas di pos polisi itu (ada 5-6 orang petugas) jika mereka tak mengatur, saya akan menegur secara langsung. Tak sampai 10 menit, konvoi utama lewat. Kemudian yang terjadi seperti yang ada di video.

    Awalnya polisi di pos hanya memperlambat. Kemudian kami maju dan menghadang rombongan motor. Polwan yang mengawal diam saja saat dicegat, respons agak berlebihan justru datang dari pengendara, termasuk satu pengendara berbadan besar yang berdiri berhadapan dengan saya.

    Saya bertanya, “Apakah Anda tahu fungsi patwal?”

    Dia menjawab, “Untuk mengawal rombongan.”

    Saya bilang, rombongan yang punya hak dikawal patwal itu harus sesuai aturan.

    Dia bilang, “Lho ini juga rombongan kenegaraan.”

    “Kenegaraan apa?”

    “Tujuhbelasan,” katanya.

    Saya tidak takut ada hal buruk terjadi karena semua tindakan sudah saya perhitungkan. Misalnya, saya menghadang di zebra cross. Jadi kalau ada sesuatu terjadi, maka sudah pasti yang menabraklah yang salah. Saya juga hanya menghadang saat lampu merah, dan sudah berkoordinasi ke polisi dari Polda sampai pos polisi di lokasi.

    Saya percaya jika protes dilakukan di ruang publik, banyak yang mengawasi dan banyak pula yang mengingatkan. Tak hanya pada kasus ini, tapi juga untuk kasus yang lain. Apapun yang terjadi, selalu kami bagi ke teman dan warga.

    Target saya sederhana: kalau lampu merah, mereka harus berhenti. Itu baru bisa dilakukan setelah saya bersama beberapa orang yang datang memaksa menghadang. Setelah beberapa kali lampu merah, polisi lalu lintas mau menuruti dan mengatur sesuai lampu.

    Pesan sederhananya adalah: ini memang nampak sepele, cuma soal lampu merah dan soal pengawalan. Tapi kita bicara soal prinsip hukum. Ada aturan, tapi sudah tidak ditegakkan. Apalagi pelakunya termasuk aparat kepolisian, walaupun mereka bisa berlindung di balik pasal karet. Saya sendiri berpikir ini tak pantas, seharusnya warga tak perlu sejauh ini ketika aparat bisa berfungsi.

    Semua yang terjadi di ruang kota dan wilayah saling terkait, termasuk semua yang terjadi di ruang publik dan di jalan raya. Konvoi ini pun sebenarnya berhak memakai jalan, karena semua orang berhak membuat kegiatan. Tapi tentu saja aktivitas itu tidak boleh menganggu orang lain.

    Di situlah perizinan, pengawasan dan sanksi seharusnya berperan dalam tata kelola pemerintahan wilayah. Tapi yang kita lihat khususnya di Jogja, yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan prinsip yang ada di aturan dan hukum.

    Konvoi ini masih akan ada sampai Senin, tapi saya tak merasa perlu melakukan pencegatan lagi. Saya ingin melihat apakah aparat berfungsi. Kalau tidak, keterlaluan sekali jika aparat baru melakukan fungsinya setelah ada tekanan warga.

    Siapa yang harus mengawal itu semua? Dalam dunia yang ideal, harapan ada di wakil rakyat. Tapi kita tahu, kita tak bisa mengandalkan mereka. Justru mereka jadi bagian dari masalah itu sendiri. Maka solusinya adalah gerakan warga.

    Saya yakin sebenarnya warga sudah pernah bertindak di lokasi lain. Memang tidak semua orang punya kesempatan untuk bisa bertindak ketika melihat sesuatu yang salah. Bukan soal berani tak berani, tapi mungkin tak semua orang bisa atau punya kesempatan bertindak.

    Warga sebagai sesama masyarakat harus bisa saling mengingatkan. Tidak ada orang yang bisa 100 persen benar. Ukuran selalu relatif sehingga komunikasi antar masyarakat selalu diperlukan.

    Dalam jangka panjang, saya sebagai warga Jogja ingin ikut membangun modal sosial Jogja, membantu menyambung antar inisiatif. Siapapun bisa melakukan itu, siapapun bisa melanjutkan. Tentu saja itu harus rutin dan harus bergulir terus, entah sampai kapan, mungkin selamanya.

Hal yang menarik lagi, jika melihat gambar di bawah ini, maka akan jelas sebenarnya ditujukan kepada siapa rombongan konvoi kendaraan itu.

[caption caption="Penjelasan Pasal 134 UU RI No 22 Tahun 2009 Motor Gede lalu lintas"]

[/caption]

Hal lain yang bikin "tambah seru" adalah, Halaman Penggemar Divisi Humas Mabes Polri mengubah tanggapan awal atas tindakan Elanto tidak beberapa lama setelah tulisan pertama disampaikan. Bisa dilihat diriwayat penyuntingannya. Karena itu sempat heboh tagar #savepointG. Apakah mungkin kisah ini akan berlanjut?

Cukup menarik memang 70 tahun Indonesia merdeka. Apalagi membaca komentar-komentar atas pemberitaan ini di dunia maya. Sebagai penutup tulisan saya sejak "ke kompasiana lagi" dan dalam rangka 17 Agusuts 2015, saya kutip komentar keren dari akun playgroundxxx:

    indonesia kita bersama, jalanan milik kita bersama. kalo ada yang mau duluan (dinomorsatukan) adalah orang yang kita beri mandat (pemimpin, keamanan, pemadam kebakaran, ambulans, dan iring2an jenazah) buat yang selain itu silahkan beli tanah sendiri terus diaspal sendiri yaa.


70 Tahun Indonesia Merdeka, Merdeka Punya Siapa?

Sumber

Beberapa tulisan saya yang lain, yang mungkin menarik:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun