Mohon tunggu...
Tariza Putri D1
Tariza Putri D1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas muhammadiya mataram

Menari dance

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Ortu dalam Bimbingan dan Konseling

11 Juni 2024   16:17 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Pengertian peranan

peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-hak kewajibannya. artinya jika seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukanya, maka dia telah menjalankan suatu peranan.

Pengertian orang tua 

Orangtua adalah individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawah pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari. orang tua juga sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak.

Pengertian Bimbingan dan Konseling

bimbingan yaitu suatun proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan sistenasi yang dilakukan oleh para ahli dan dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejateraan dirinya maupun masyarakat. 

dengan demikian peran orang tua dalam bimbingan konseling maksudnya adalah sesuatu yang diusahakan oleh orang tua dalam mendamping anak-anaknya untuk membantu memahami dirinya dan mengarahkan dirinya untuk menyusaikan diri dengan lingkungan sekitar sehingga mampu mengembangkan potensi dalam dalam dirinya agar mencapai kesejahteraan baik baginya pribadi maupun masyarakat. 

 Upaya menggali potensi konseling pada orang tua

Sebelum orang tua memainkan perannya sebagai konselor yang baik bagi anak-anaknya, tentunya akan lebih bijak jika mereka terlebih dahulu memepersiapkan diri dengan beberapa hal diantaranya yaitu memahami kembali fitrah mereka sebagai orang tua serta tidak menutup diri untuk menerima masukan atau wejangan dari pihak luar.

Pertama dalam memahami fitrah sebagai orang tua mereka harus mengakui dengan jujur sebagai bentuk instrospeksi ditengah- tengah kekhilafan yang terkadang muncul, Thalib (1997: 33) memaparkan bahwa mereka pada dasarnya memiliki beberapa fitrah sebagai orangtua diantaranya yaitu:

a. Orang tua selalu berusaha menempatkan anaknya dalam kehidupan yang baik.
Tidak ada satu orangtuapun yang menghendaki anaknya terjerumus dalam kesulitan dan kesengsaraan hidup. Mereka akan terus memberikan bekal baik moril maupun materiil untuk menghantarkan anaknya menggapai kehidupan yang layak.

b. Orang tua lebih mengutamakan keselamatan anaknya dari pada dirinya sendiri pada saat terjadi bencana. Orang tua tidak akan pernah rela melihat anaknya menghadapi bencana baik fisik maupun psikis. Tidak jarang mereka melupakan rasa letih dan menanggalkan segala macam kebutuhan pribadinya ketika menyadari bahwa anaknya sedang membutuhkan tenaga dan pikirannya untuk problem yang dihadapi.

c. Orangtua selalu menginginkan anaknya mempunyai sikap waspada dan hati-hati. Berdasarkan pengalaman hidupnya, orangtua menyadari bahwa anaknya yang belum banyak memiliki pengalaman hidup sangat penting diingatkanakan prinsip hidup hati-hati dan waspada.Selain untuk menjaga keselamatan juga penting untuk menyiapkan mental dalam menghadapi segala kemungkinan hidup yang dijalani.

d. Lebih mengutamakan kelangsungan hidup anaknya dari pada dirinya sendiri Fitrah ini tertanam erat pada setiap orangtua khusunya seorang ibu, perasaan menyatu orangtua dengan anaknya ibarat gula dengan manisnya. Karena itu beberapa fenomena orangtua yang memeras atau mengeksploitasi putra putrinya untuk kepentinngan dirinya menunjukan adanya tanda kelainan mental. Bersabar menghadapi perilaku buruk anaknya

e.Sifat sabar yang ada pada orangtua dalam menghadapi perilaku buruk anaknya berpangkal pada fitrah keinginan orangtua agar anaknya dapat melangsungkan hidupnya dikemudian hari lebih baik dari pada dirinya sendiri. Walaupun terkadang orangtua menyadari belum tentu harapan baik pada anaknya itu terkabul, tetapi mereka tetap saja sabar.

Kedua, menerima masukan atau bahkan berusaha mencari pengetahuan demi menambah wawasan dalam persiapannya menyelanggarakan bimbingan konseling bagi anaknya. 

Dalam hal ini orangtua bisa menempuhnya melalui pendidikan formal seperti sekolah khusus orangtua untuk membantu mereka dalam penanganan anak-anaknya. Setidaknya ada dua lembaga sekolah yang bias dijadikan contoh sebagai bentuk dedikasi para perintisnya untuk problem yang dihadapai oleh sekian banyak orangtua khususnya di Indonesia ini.

Untuk mencapai misi besar tersebut, maka Sekolah Orangtua memberikan pendidikan secara menyeluruh ke orangtua dan anak di aspek-aspek:

Parenting: cara mendidik dan mengasuh anak agar tumbuh percaya diri, memiliki nilai-nilai hidup yang positif, mampu mencapai potensi dirinya yang terbaik dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupannya.

Relationship: membangun hubungan yang baik antara suami dan istri atau ayah dan ibu adalah sangat penting karena tidak saja akan menjadi sumber kebahagiaan, tetapi juga akan membentuk hubungan yang harmonis dalam sebuah keluarga yang mana sangat penting untuk perkembangan mental anak

Peran orang tua dalam bimbingan konseling (mewujudkan kepribadian anak)

Selanjutnya Kartono (1982: 82) menjelaskan Peran orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain bisa diwujudkan dengan beberapa hal sebagai berikut:

a. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. 

Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.

b. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih. .

c.Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak

Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak- anak. 

Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak- hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya

d. Mewujudkan kepercayaan Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. 

Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.

e. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak)

Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri.Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. 

Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau baik dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan orangtua sebagai konselur yang bijak

  • Menciptakan hubungan baik
  • Mendengarkan dengan sepenuh hati
  • Mengenali persoalannya
  • Berempati terhadapnya
  • Menjadi pendengar yang baik
  • Jangan berlagak seperti guru
  • Bisa menyimpan rahasia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun