Mohon tunggu...
Tarissa Balqis Nuraida
Tarissa Balqis Nuraida Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswi kedokteran gigi Universitas Airlangga

Faculty of Dentistry Airlangga University 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pemasangan Behel di Tukang Gigi? Kenali Risikonya!

6 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   20:02 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemasangan Behel di Tukang Gigi, Kenali Risikonya !

Tak kalah penting dengan anggota tubuh lainnya, kesehatan kondisi gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, perawatan gigi harus dilakukan secara rutin. Tapi, lakukanlah perawatan dan kontrol gigi di klinik yang terpercaya, sebaiknya bukan di kios kecil berlabel "tukang gigi".

Pastinya banyak di antara kita yang sering melihat plang nama praktik tukang gigi, tapi apa itu tukang gigi? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 39 tahun 2014 Tukang Gigi adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan membuat dan memasang gigi tiruan lepasan.

Dapat disimpulkan bahwa tukang gigi hanya dapat mengerjakan pekerjaan sebatas membuat dan memasangkan gigi tiruan lepasan dengan catatan tidak membahayakan kesehatan pasien. Seiring berjalannya waktu, sebagian orang menyebut tukang gigi sebagai ahli gigi dan tempat praktiknya disebut salon gigi.

Sangat disayangkan karena banyak oknum tukang gigi yang mengerjakan perawatan dental selain gigi tiruan lepasan, contoh yang paling sering dikerjakan adalah perawatan ortodontik dengan behel.

Behel digunakan oleh dokter gigi dalam perawatan ortodontik karena berbagai alasan. Namun, salah satu kegunaannya yang paling umum adalah untuk memperbaiki gigi yang maloklusi (bengkok) atau "gigitan" yang buruk.

Mahalnya biaya memasang kawat gigi atau yang lebih dikenal dengan behel di dokter gigi maupun dokter gigi spesialis menjadi faktor utama seseorang beralih pasang behel di tukang gigi. Padahal memasang behel bila tidak sesuai dan dilakukan oleh orang yang tidak memiliki dasar keilmuan spesialis gigi dapat birisiko buruk terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Memasang behel atau perawatan orthodonti sendiri bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi yang tidak rata agar gigitan pada gigi rahang atas dan gigi rahang bawah dapat mencapai posisi yang normal dalam suatu lengkung rahang. Dengan melakukan perawatan ini, secara otomatis penampilan pasien juga dapat terkoreksi.

Prosedur Perawatan Harus Tepat

Pemasangan behel pun juga harus sesuai standar professional dokter gigi dan tidak bisa sembarangan dilakukan oleh orang lain termasuk tukang gigi. Perawatan ini hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis orthodonti (Sp. Ort) yang berkompeten dan memiliki izin resmi. Ketika hendak melakukan prosedur pemasangan behel. 

Dokter gigi akan menganalisis keadaan rongga mulut pasien, melakukan rontgen, dan di beberapa kasus dokter gigi memungkinkan untuk melakukan pencabutan gigi agar memudahkan pergerakan dan pergeseran gigi geligi sehingga cukup ruang.

Namun bila Anda melakukannya di tukang gigi, mereka umumnya hanya memasang kawat gigi tanpa melakukan pertimbangan. Akibatnya, gigi justru bisa menjadi lebih tidak beraturan di dalam lengkung rahang dan menimbulkan infeksi. Ada keluhan mengenai hasil tindakan tukang gigi juga diunggah oleh akun Twitter @rahmaandini98. 

"Kakakku dokter gigi, pernah dapet pasien yang ngeluh giginya ngilu dan sering berdarah, ternyata pas ditanya masang behelnya di tukang gigi, pas kaka ku cek gusinya bengkak bernanah, trus giginya itu goyang semua alias serem bgt," tulis dia pada twitnya, Kamis (25/6/2020).

Dampak Buruk Memasang Behel di Tukang Gigi

Salah satu masalah yang sering muncul setelah memasang behel adalah gigi yang goyang. Behel yang dipasang secara tidak tepat dapat merusak letak dan fungsi gigi yang sebenarnya. Behel tersebut dapat menekan dan menggeser gigi geligi yang seharusnya tidak perlu diperbaiki. Hal ini dapat membuat tulang peyangga yang ada di bawahnya ikut bergeser dan goyang bahkan lepas.

Selain itu, infeksi gusi juga bisa saja terjadi oleh karena peralatan kedokteran gigi yang tidak higienis. Penyakit ini dapat menjalar sampai ke jaringan yang ada di bawahnya, seperti tulang peyangga gigi sehingga risiko pembengkakan, luka pada jaringan sekitar dan bau mulut dapat timbul oleh karena hal tersebut.

Tidak hanya itu, pada beberapa kasus yang lebih berat, jika kerusakan yang ditimbulkan cukup parah, maka infeksi dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. Tentu bila sudah seperti ini, biaya yang dikeluarkan akan bertambah banyak dari semestinya.

Maka dari itu sebaiknya hindari pemasangan behel ke tukang gigi yang belum terjamin keahliannya dan mulailah berkonsultasi dokter gigi yang sudah terjamin keahliannya dengan menempuh Pendidikan wajib selama 6 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun