b) mundur
(hal.180) Sejak kecil, dia selalu pergi ke rumah neneknya. Di sanalah rumah pohon itu berada, danau jernih dengan udara seperti di pegunungan dapat membuat hatinya lebuh sejuk, meskipun hanya sesaat. Setelah itu, seperti biasanya, Alister bermain di rumah pohon bersama Hanas seharian. Hanas memakai topi kesukaannya dan Alister selalu mencoba menggambarnya. Sejak kecil, Alister merasakan kenyamanan dan ketenangan saat berada di dekat Ana.
3. Latar
  a) Sekolah
(hal 13) Cewek itu berjalan melewati gerbang sekolah. Dia memasukkan tangannya pada jaket rajut pink miliknya, rambutnya yang ikal diikat agar terlihat rapi. Seperti biasa, Ana selalu menjadi orang pertama yang datang ke kelasnya.
  b) Rumah
(hal 6-7) Pintu terbuka. Seperti biasanya, Diana membawa segelas susu cokelat sebelum waktu tidur. "Ma. Makasih, ya."Ana berhenti melakukan aktivitasnya lalu mencium pipi ibunya. Tak lama kemudian ibunya pergi meninggalkan kamar Ana.
  c) Rumah Pohon
(hal.136) Â Alister berjalan menuju sebuah pohon besar yang rindang, Alister dapat melihat rumah pohon yang tua. Rasanya dulu saat Alister kecil pohon itu tidak besar seperti sekarang, batangnya yang rindang begitu menyeramkan.
  d) Perkemahan
(hal.165) Ana langsung masuk tenda, tangannya memegang kuat dadanya yang sesak. Matanya sedang membendung air mata, tetapi dia tidak boleh menangis di sini.