Di antaranya, karena masih merampungkan beberapa pelajaran madrasah yang belum selesai atau masih mengadakan ngaji ramadhan. Salah satu pondok di Nganjuk pun memilih tidak memulangkan santrinya karena menerapkan sistem "Lockdown Pondok" di mana seluruh santri di sini tidak diperkenankan keluar pondok dan izin pulang sekalipun rumahnya di sekitar pondok.
Penetapan keputusan ini bukan untuk melanggar aturan pemerintah, tapi untuk menjaga para santri agar tetap aman di dalam pondok dan mencegah untuk menulari orang tua ketika pulang ke rumah. Â Ditambah lagi jumlah santri yang tidak terlalu banyak membuat pengasuh tidak kesulitan untuk memantau para santri.
Kebijakan ini tentu sangat baik bagi santri akan tetapi bukan berarti tanpa kendala. Jika diperhatikan dari sisi psikologis santri, sebagian besar memberontak dengan keadaan seperti ini. Ketika yang lain bias senang bertemu dengan keluarga, namun mereka malah diisolasi di pondok pesantren dan tidak bisa kemana-mana. Santri yang harusnya mengaji dengan tenang menjadi tertekan. Disini keyakinan para santri diuji.
Menghadapi keadaan yang seperti ini santru sekali lagi harus mampu bersikap tenang dan saling menguatkan satu sama lain. Seorang muslim dengan muslim lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." Sekarang, bukan saatnya untuk jatuh bersama tapi harus bangkit bersama. Selama harapan, optimism masih ada di dalam dada kita maka kita tak seharusnya kalah dengan keadaan.
Inilah saatnya untuk membangun solidaritas. Antar sesama santri di dalam pondok dan antara santri dengan kyainya. Ikatan yang kuat diwujudkan dalam bentuk kegiatan religius dan amalan harian yang terus ditingkatkan.
Tentu ini akan melahirkan kekuatan yang berdampak positif bagi diri individu santri, dan dapat meluas memberikan energi positif ditengah masyarakat. Kepercayaan masyarakat dalam menghadapi pandemi akan semakin tinggi, mereka pecaya bahwa masih ada dukungan spiritual yang diberikan pesantrenkepada mereka. Disisi lain dengan berdiam diri di pondok sudah merupakan bentuk ikhtiar santri dalam upaya mencegah penyebaran virus.
Di tengah pandemic seperti ini bukan saatnya kita menyalahkan satu sama lain. Sudah saatnya kita membantu sesama sesuai dengan apa yang kita bisa. Biarkan para dokter yang menjadi garda terdepan untuk menyembuhkan para pasien corona. Dan menjadikan ulama sebagai peredam keresahan masyarakat melalui pendekatan-pendekatan religius dan pemerintah yang akan membuat kebijakan terbaik yang harus dilakukan oleh semua masyarakat.
Dan kita sebagai santri baik yang masih di pondok maupun yang telah bermasyarakat harus mampu menjadi agen penyampai pesan, pelaksana kebijakan, penenang yang memberikan energi positif dan menguatkan ukhuwah ditengah kondisi masyarakat yang semakin lalai dari sifat kemanusiaan. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan. Tidak ada yang berubah jika kita hanya dian saja. Lakukan sesuatu, sekalipun itu hanya seuntai doa. Semoga bumi kita semakin membaik dan Allah segera mengangkat wabah ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI